Koleksiadmin mengenai Buku Ekonomi Kelas 10 Pdf Alam S. Download buku ekonomi sma kurikulum 2013 kelas x xi xii 2017 ini merupakan buku paket ekonomi sma jurusan ips lengkap untuk semester 1 dan semester 2. Berikut ini adalah buku ekonomi kelas x kurikulum 2013 erlangga pdf yang bisa anda unduh secara gratis dengan menekan tombol download.
Figures - uploaded by Iskandar Kahar KatoAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by Iskandar Kahar KatoContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free A preview of the PDF is not available ... Jika sekarang ini persediaan diketahui 100 kali penggunaan saat ini pula, maka persediaan sumber daya yang ada akan habis dalam waktu 36 tahun. Meskipun ada penemuan hebat dan membuat persediaan 200 kali penggunaan sekarang, persediaan itu akan habis dalam waktu 48 tahun Suparmoko, 1997. ...Pemanfatatan sumber daya udang jerbung Penaeus merguiensis di perairan Kepulauan Aru dan sekitarnya sudah berlangsung cukup lama dan dilakukan sangat intensif. Untuk menjaga keberlanjutannya, dibutuhkan opsi pengelolaan agar sumber daya ini dapat dimanfaatkan secara berkesinambungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji status stok dan kemungkinan pengelolaan udang jerbung di perairan Kepulauan Aru dan sekitarnya. Penelitian dilakukan pada periode survei 2013-2017 dengan metode survei dan diperkaya dengan sintesis hasil-hasil penelitian di perairan Kepulauan Aru, Laut Arafura. Hasil analisis menunjukkan bahwa struktur ukuran udang jerbung berkisar antara 16-54 mm dengan perbadingan kelamin didominasi udang betina, sementara pola pertumbuhannya bersifat allometrik negatif. Ukuran udang jerbung yang tertangkap pada umumnya belum memijah. Laju pertumbuhan K udang jerbung sebagai 1,3/tahun dengan panjang karapas maksimum Loo 60,0 mm. Laju kematian total Z dan laju kematian alamiah M masing-masing 3,79/tahun dan 1,57/tahun. Laju kematian karena penangkapan F sebagai 2,22/tahun dan laju pengusahaan E sekitar 0,59/tahun, sementara spawning potential ratio SPR adalah 3 %. Dengan demikian status stok udang jerbung sudah berada pada penangkapan berlebih overfishing. Untuk menjamin keberlanjutannya, maka perlu disusun opsi-opsi pengelolaan meliputi penutupan daerah/musim penangkapan pada bulan Maret, melakukan pengurangan upaya penangkapan sekitar 18 % dari kondisi saat ini dan penetapan ukuran udang jerbung terkecil yang boleh ditangkap yaitu pada ukuran panjang karapas 38,8 mm. The exploitation level of banana prawn Penaeus merguiensis resources in Aru Island and surrounding waters has been done very intensive for a long time and until now. To preserve the banana prawn resources, it needs management options to sustain the use of these resources. The aim of this study was to identify the stock status and management of banana prawn in Aru Island and surrounding waters. The research was conducted during 2013 to 2017 using survey methods and supplemented by the synthesis of investigation results from Aru Island waters. Results show that the banana prawn’s size structure ranged between 16-54 mm, the sex ratio was dominated by female and the growth pattern was negative allometric. Most of the banana prawn were caught in immature condition. The growth rate K was with maximum carapace length Lāˆž of mm. Total mortality Z and natural mortality M was and respectively. The fishing mortality F was at and exploitation level E was around while the spawning potential ratio SPR was 3 %. Hence the banana prawn stock in Aru Island and surrounding waters is in overfishing condition. Management options are proposed in order to keep the sustainability of the resources, such as closed area/season in April, reducing effort to 18% from current condition, and legal-size catch limitation at 38,8 mm.... Secara universal, dapat dikatakan bahwa ekonomi adalah sebuah bidang kajian tentang pengurusan sumber daya material individu, masyarakat, dan negara untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Karena ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi dan atau distribusi Ashoer et al., 2021;Munthe et al., 2021;Simarmata et al., 2021. ...... PDRB pada dasarnya merupakan nilai tambah value added yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku ADHB menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedang PDRB Atas Dasar Harga Konstan ADHK menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan harga yang berlaku pada satu waktu tertentu sebagai tahun dasar Adisasmita, 2013;Damanik et al., 2021;Nainggolan et al., 2021;Rahmadana et al., 2021;R. T. Siregar et al., 2021. ...... Population growth is a process of changing the number of population and its composition which is influenced by three elements of demographic components, namely fertility, mortality, and migration Mulyadi, 2003. The formula for calculating population growth from year to year is as follows ...Putu KrisnaForestry issue has ever been discussed in conference of United Nation Framework Convention on Climate Change about deforestation that happens because industrialization that oriented toward economical growth and ignores environment aspect that can cause global warming. In Bali, sustainability has been a pplied since long time ago. It can be proved by the existence of tumpek wariga that makes an appreciation respect directly to the plants is an embodiment of environmental sustainability as a manifestation of local wisdom. This is insufficient remember the fact that the condition of Bali's forests has been distorted. This analysis aims to know the simultaneous and partial influences and the most dominant determinants affecting forest sustainability. Within the lifetime data and analysis of adaptive partial adjustment model double log, this analysis found the fact that simultanousely and partially Domestic Product Regional Bruto, the amount of citizen, regional autonomy policy and forest sustainability condition on previous year has significant influence toward forest sustainability during the period of this analysis. The amount of citizen variable is the most dominant variable toward forest sustainability because it obtains the highest standardized of coefficient data of 0,292. Based on the analysis, result and discussion, forest have to be well maintained, conserved and utilized in balance for all the people prosperity in current generation and for the sake of next generation. Correct management needed for development sustainability especially in long-term capacity through internalization and negative externalization which caused by economical development Eko SudarmantoNenny Ika Putri SimarmataLuthfi ParinduriDina ChamidaBuku ini terdiri dari beberapa bahasan, mulai dari bahasan tentang pengembangan sumber daya manusia, karakter manusia, pendidikan dan pelatihan SDM, komunikasi persuasif, kekuatan media, hingga perencanaan pengembangan SDM dan Pengawasan, pengendalian, riset SDM. Dengan bahasan yang cukup lengkap tersebut, kehadiran buku ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi bagi semua pihak yang study aims to determine the value of the economic benefits of sugar palm plants utilized by the community. The research was conducted for 2 months, starting from September to October 2018. The preparatory phase was to determine the location of the study, namely in the Village of Ko'mara, Polongbangkeng District, North Takalar District. With the consideration that in the village there are many sugar palm plants. The next step is identification to see how many people manage palm sugar plants to produce processed palm products. Based on the results of identification obtained 12 respondents. Calculation of the economic value of sugar palm plants is done by calculating income based on market prices. The results showed that sugar palm plants had been processed into Brown Sugar, Kolang Kaling and Ijuk. The value of the economic benefits of the production of Red Sugar is Rp. 99,575,000 / year with a percentage of the production of Kolang-Kaling is Rp. 26,188,000 / year with a percentage of and the production of Ijuk is Rp. 17,700,000 / year with a percentage of The total value of the economic benefits of sugar palm plants is Rp. 143,463,000 / KrisnaForestry issue has ever been discussed in conference of United Nation Framework Convention on Climate Change about deforestation that happens because industrialization that oriented toward economical growth and ignores environment aspect that can cause global warming. In Bali, sustainability has been a pplied since long time ago. It can be proved by the existence of tumpek wariga that makes an appreciation respect directly to the plants is an embodiment of environmental sustainability as a manifestation of local wisdom. This is insufficient remember the fact that the condition of Bali's forests has been distorted. This analysis aims to know the simultaneous and partial influences and the most dominant determinants affecting forest sustainability. Within the lifetime data and analysis of adaptive partial adjustment model double log, this analysis found the fact that simultanousely and partially Domestic Product Regional Bruto, the amount of citizen, regional autonomy policy and forest sustainability condition on previous year has significant influence toward forest sustainability during the period of this analysis. The amount of citizen variable is the most dominant variable toward forest sustainability because it obtains the highest standardized of coefficient data of 0,292. Based on the analysis, result and discussion, forest have to be well maintained, conserved and utilized in balance for all the people prosperity in current generation and for the sake of next generation. Correct management needed for development sustainability especially in long-term capacity through internalization and negative externalization which caused by economical development. Keywords Domestic Product Regional Bruto; The Amount of Citizen; Regional Autonomy; Local Wisdom; Partial Adjustment MustafiyantiMustafiyanti, This type of research is descriptive qualitative, with the methodology of problem in the field in the analysis inductively deductively. Meanwhile, the relevance of Islamic education is closely related to social, economic, cultural and science and technology developments. With the development and progress of the times that are increasingly rapid, especially the technological era Islamic education technology and information must produce pious and faithful graduates according to the needs of students in the sense that the Islamic education process can have an impac on fulfilling the needs of students. Both the need for work, life in the community, and continuing to a higher level. Islamic education is expected to fill all the factors of production, hence the relevansi of higher education. The relevance of Islamic education can be seen by following the input-process-output flow. Input in a certain composition which is processed by a certain method will produce two kinds of reults, namely long-term results outputs and short-term results outcomes. Kata kunci Islamic education, social development, social development, economy, culture, science and technology, pro and cons of educational efficiency Putu Krisna Adwitya SanjayaI. P. NuratamaG. DiputraForestry issue has ever been discussed in conference of United Nation Framework Convention on Climate Change about deforestation that happens because industrialization that oriented toward economical growth and ignores environment aspect that can cause global warming. In Bali, sustainability has been a pplied since long time ago. It can be proved by the existence of tumpek wariga that makes an appreciation respect directly to the plants is an embodiment of environmental sustainability as a manifestation of local wisdom. This is insufficient remember the fact that the condition of Bali's forests has been distorted. This analysis aims to know the simultaneous and partial influences and the most dominant determinants affecting forest sustainability. Within the lifetime data and analysis of adaptive partial adjustment model double log, this analysis found the fact that simultanousely and partially Domestic Product Regional Bruto, the amount of citizen, regional autonomy policy and forest sustainability condition on previous year has significant influence toward forest sustainability during the period of this analysis. The amount of citizen variable is the most dominant variable toward forest sustainability because it obtains the highest standardized of coefficient data of 0,292. Based on the analysis, result and discussion, forest have to be well maintained, conserved and utilized in balance for all the people prosperity in current generation and for the sake of next generation. Correct management needed for development sustainability especially in long-term capacity through internalization and negative externalization which caused by economical developmentIndonesia is a country rich in medicinal plant biodiversity. The conservation and sustainable use of such species in Indonesia are critical because of incipient population growth, changing land usage, forest clearance, and climate change in a country where the majority of the population depend on traditional medicines for their health care and wellbeing. Identifying the conservation gap is a crucial part of the genetic conservation planning of medicinal plants of Indonesia. Ecogeographic data were collated from GBIF and herbarium specimens and then subjected to in situ and ex situ gap analysis. The results indicate that priority's distribution pattern in Indonesia as recommendation basis for in situ active conservation reserve. Medicinal plants with no occurrence points or less than 5 seed samples are needed to be surveyed further. Other recommendations for active in situ and ex situ conservation are provided in this has been carried out using a sponge Niphates sp. as biodegradation agent of the aliphatic hydrocarbon component of crude oil sludge. The experiment was carried out by colonizing and making suspension of Bacillus pumilus strains GLB197 and Bacillus cohnii strains of DSM 6307, isolated from sponge Niphates sp. Both types of micro symbiont suspension were mixed with sludge waste for 30 days. There are five biodegradation parameters observed, carried out every five days of incubation. Parameters that observed during incubation were pH, gas bubbles and fermentation odor. Meanwhile, the optical density of the media was measured using spectrometer-D20+, Aliphatic components degradation was measured using GC-MS. Observation of biodegradation parameters showed there was a change in pH from 7 to 6, formed gas bubbles, resulting in fermentation odors and showed an increased optical density by an average of 35%. These four parameters occur during the interaction of 10-20 days of interaction in the media. There were 20 types of aliphatic components identified in the crude oil sludge waste. Analysis of four aliphatic components, namely Tridecane, Octadecane, Tricosane, and Nonacosane showed a decrease in the average concentration of %.The marine environment is very vulnerable to being polluted by various types of heavy metals due to human activities. The purpose this research is to detoxify the toxicity of Lead, Mercury and Arsenic metals in bioremediation methods using sea sponge microsymbiont. The method of bioremediation of heavy metal toxicity begins isolation, culture of Hyrtios erectus sponge isolates, suspension preparations, 24-hour incubation. Heavy metal solution Pb, Hg, As concentrations of 100 ppm were interacted with sponge microsymbiont suspension with a volume ratio of 1 1, within 1 to 15 days. The results of interaction are extracted, concentrated, acidified, concentration analysis using AAS. Measured absorption is extrapolated graph form of the regression equation. Maximum bioremediation results of heavy metals by PS symbionate isolate PS1 strain SLG510A3-8 of Pb = Hg = and As = while PS2 strain RCH2 isolate for Pb = Hg = As = It was concluded that PS2 strain RCH2 isolates tended to be stronger in bioremediating Pb, Hg and As heavy metals than PS1 strain SLG510A3-8 play a key role for the functioning of terrestrial ecosystems. Thus, soils are essential for human society not only because they form the basis for the production of food. This has long been recognized, and during the last three decades the need to establish methods to evaluate the ability of soils to provide soil functions has moved toward the top of the agenda in soil science. Quantitative evaluation schemes are indispensable to adequately include soils into strategies to reach sustainable development targets. In this paper we build upon existing approaches and propose a concept to evaluate individual soil functions with respect to the soil's intrinsic potential in contrast to its actual state. This leads to a separation of indicator variables and allows for conclusions on the structure of appropriate models that are required to predict the dynamics of soil functions in response to external perturbation. This concept is demonstrated for the production function, carbon storage and water storage which are evaluated exemplarily for different plots of a long-term field experiment. It is discussed for nutrient cycling and habitat function, where evaluation schemes are still less Aulin Nuha Ari Sita NastitiThis study analyzed the impact of renewable energy in financial statement of energy companies listed on Indonesian Stock Exchange. This study used 3 energy companies during the 2018 period as samples. This study is written using a qualitative descriptive approach by analyzing the financial statements and annual reports of sample companies. Based on the data analysis, the results show that that the use of renewable energy had no particular impact on the financial statements of the energy sector companies. Information related to accounting treatment of renewable energy assets is still very minimal reported by the company. Especially for the companies that are still new to implementing and developing renewable energy, there is not much information related to renewable energy assets. This is indicated by the absence of accounting rules governing for the use of renewable energy, so that renewable energy assets are treated as the same as other fixed assets. Keywords Accounting, Annual Report, Financial Statement, Fixed Asset, Renewable EnergyMuslimah muslimah MuslimahTanah merupakan bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Seperti kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan. Manusia, hewan hidup dari tumbuhan. Memang ada tumbuhan dan hewan yang hidup di laut, tetapi sebagian besar dari makanan kita berasal dari permukaan tanah. Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya. Pencemaran tanah bisa disebabkan limbah domestik, limbah industri, dan limbah pertanian. Beberapa langkah penanganan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah yaitu Remediasi, Bioremediasi dan Fitoremediasi. Timbunan sampah yang berasal dari limbah domestik dapat mengganggu/ mencemari karena lindi air sampah, bau dan estetika. Timbunan sampah juga menutupi permukaan tanah sehingga tanah tidak bisa dimanfaatkan. Padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan adalah limbah padat hasil buangan industri. Adanya reaksi kimia yang menghasilkan gas tertentu menyebabkan penimbunan limbah padat ini busuk selain itu pencemaran tanah juga menyebabkan timbulnya bau di sekitarnya. Karena tertimbunnya limbah ini dalam jangka waktu lama menyebabkan permukaan tanah menjadi rusak dan air yang meresap ke dalam tanah terkontaminasi bakteri tertentu dan berakibat turunnya kualitas air tanah pada musim kemarau oleh karena telah terjadinya pencemaran tanah. Timbunan yang mengering akan dapat mengundang bahaya kebakaran. Sisa hasil industri pelapisan logam yang mengandung zat-zat seperti tembaga, timbal, perak,khrom, arsen dan boron adalah limbah cair yang sangat beracun terhadap mikroorganisme. Peresapannya ke dalam tanah akan mengakibatkan kematian bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting terhadap kesuburan tanah dan dalam hal ini pun menyebabkan pencemaran tanah. Pupuk yang digunakan secara terus menerus dalam pertanian akan merusak struktur tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara tanah semakin berkurang. Dalam kondisi ini tanpa disadari justru pupuk juga mengakibatkan pencemaran tanah. Pestisida yang digunakan bukan saja mematikan hama tanaman tetapi juga mikroorga-nisme yang berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan tanah tergantung pada jumlah organisme di dalamnya. Selain pencemaran tanah penggunaan pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap pestisida tersebut. Selain itu pada berbagai bidang dampak yang ditimbulkan akibat pencemaran tanah, diantaranya adalah Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi. Paparan kronis terus-menerus terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri air raksa dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan gangguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan Kematian. Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat Kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut. Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama. James Thomas ErbaughThe current expansion of social forestry in Indonesia represents an unprecedented transfer of forest management responsibilities to user-groups across the archipelago. The Indonesian state aims to formalize co-management across Mha of forest area to enhance community well-being and environmental as well as economic outcomes for the Indonesian public. Contemporary social forestry in Indonesia thus represents a form of natural resource responsibilization. Analyzing Indonesian social forestry as a process of responsibilization provides insight into how social forestry is performed, whether the alignment between community well-being and societal benefits is valid, and existing tensions that occur through the responsibilization of communities for forest management. Using responsibilization theory to examine social forestry policy, this research first identifies the activities that create social forestry in Indonesia and responsibilize new actors for forest management. The transfer of specific control rights to user-groups occurs through a constellation of administrative actors, bureaucratic activities, and virtual platforms. These activities reify user-groups and seek to unite community wellbeing objectives with environmental and economic benefits to the larger Indonesian public. However, the responsibilization of user-groups for forest management results in three important tensions. First, well-being and well-doing objectives are not always aligned and result in important trade-offs concerning community empowerment. Second, social forestry initiatives are seemingly optional, but they lack free-entry and formal channels for challenging state decisions. Third, at present there is an asymmetry between resources dedicated to approving social forestry permits versus capacity building, monitoring, and evaluating management outcomes. These three tensions provide insights for social forestry in one of the world's most significant tropical forest countries, and they point to promising future work in advancing scholarship on natural resource management and responsibilization.
download buku ekonomi kelas 10 kurikulum 2013 revisi 2017 pdf -alhamdulillah kita tetap bersyukur kepada allah swt yang telah memberikan kita nikmat serta hidup selama ini, bersyukur juga terhadap terbitnya buku ini yang telah bisa kita pelajari bersama serta dapat kita gunakan dalam perihal ekonomi baik sekolah ataupun pribadi
Buku ini terdiri dari 12 dua belas bab 1 Ekonomi Sumberdaya Alam dalam konteks Pembangunan Berkelanjutan; 2 Ketersediaan dan Kelangkaan Sumberdaya Alam, 3 Aktivitas Ekonomi Manusia dan Degradasi Lingkungan. 4 Efisiensi Ekonomi Sumberdaya Alam dan Analisis Lingkungan, 5 Formulasi dan Implementasi Kebijakan Lingkungan, 6 Ekonomi Sumberdaya dan Pengelolaan Pertanian Pangan Berkelanjutan, 7 Analisis Ekonomi dan Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Berkelanjutan, 8 Analisis Ekonomi dan Pengelolaan Sumberdaya Kehutanan Berkelanjutan, 9 Analisis Ekonomi dan Pengelolaan Sumberdaya Pertambangan Berkelanjutan, 10 Ekonomi dan Kebijakan Pengendalian Polusi, 11 Valuasi Barang Lingkungan, 12 Desentralisasi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Tebal buku 1083 halaman. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Kutipan Pasal 72 Sanksi Pelanggaran Undang-Undang RI No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta 1 Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 atau Pasal 49 ayat 1 dan ayat 2 dipidana dengan pidana penjara paling sedikit 1 satu bulan dan/atau denda paling sedikit Rp satu juta rupiah, atau pidana penjara paling lama 7 tujuh tahun dan/ atau denda paling banyak lima miliar rupiah. 2 Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamer-kan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat 1, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 lima tahun dan/atau denda paling banyak Rp lima ratus juta rupiah. EKONOMI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN Teori, Kebijakan, dan Aplikasi Bagi Pembangunan Berkelanjutan Oleh ADDINUL YAKIN Universitas Mataram Edisi Revisi Ekspansif Cetakan Pertama PENERBIT AKADEMIKA PRESSINDO JAKARTA, 2015 Edisi Pertama Cetakan pertama, Agustus 1997 Cetakan kedua, Juni 2004 Edisi Revisi Ekspansif Cetakan Pertama, Juni 2015 ISBN 978 - 602 – 8402 – 20 - 0 EKONOMI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN Teori, Kebijakan, dan Aplikasi Bagi Pembangunan Berkelanjutan Oleh ADDINUL YAKIN Editor Drs. S. Amran Tasai. Universitas Mataram Hak cipta pada pengarang dilindungi Undang-undang Allrights reserved Hak penerbitan pada CV AKADEMIKA PRESSINDO, Jakarta Disain kulit Dilarang memperbanyak buku ini sebagian atau seluruhnya dalam bentuk atau cara apapun tanpa izin tertulis sebelumnya dari penulis dan penerbit CV AKADEMIKA PRESSINDO Anggota IKAPI Telepon 021 8201969 Fax 021 8201969 PERSEMBAHAN Buku ini dipersembahkan buat Aji Papa, Umi Tamu, Umi Tri, Ika, Riyan, Ilma, Riena Atas segala perhatian, dorongan, dan pengorbanannya MOTTO Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar QS 3041Dan janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi, sesudah Allah memperbaikinya dan berdo’alah kepadanya dengan rasa takut tidak akan diterima dan harapan akan dikabulkan. Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik QS 756 DAFTAR SINGKATAN AAAS American Association for the Advancement of Science AAC Annual Allowable Cut AEAM Adaptive Environmental Assessment dan Management AMDAL Analisis Dampak Lingkungan AMDALDU AMDAL terpadu AS Amerika Serikat AEAN Association of Southeast Asian Nations BAPPENAS Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BAPEDAL Badan Pengendalian Dampak Lingkungan BekM Biaya Ekstraksi Marjinal BEM Biaya Eksternal Marjinal BKM Biaya Kesempatan Marjinal BKrM Biaya Kerugian Marjinal BKPSL Badan Koordinasi Pusat Studi Lingkungan BPgM Biaya Penggunaan Marjinal BPnM Biaya Penanganan atau Pengendalian Marjinal BPM Biaya Produksi Marjinal BPN Biaya Penemuan Marjinal BPRM Biaya Produksi Marjinal tidak termasuk biaya sosial/lingkungan BSM Biaya Sosial Marjinal CAAA Clean Air Act Amandements CBFM Community-Based Forest Management CCRAF the Climate Change Risk Assessment Framework CDM Clean Development Mechanism CER Certified Emission Reduction CFCc Cloroflorocarbons CM Co Management CO2 Carbon Dioxide COP Conference on Parties CPS Common Property Systems CSD Commission on Sustainable Development DARLING Sadar Lingkungan DOE Department of Environment ECOSOC Economic dan Social Council EKC the Environmental Kuznets Curve EMS Environmental Management System EPA Environmental Protection Agency EQA Environmental Quality Act ERC Emission Reduction Credits ESDAL Ekonomi Sumber daya Alam dan Lingkungan ETS Emmission Trading System FAO Food dan Agriculture Organization FSC Forest Stewardship Council GBHN Garis-Garis Besar Haluan Negara GEF Global Environmental Facility GERHA N Gerakan Konservasi dan Rehabilitasi Lahan GIS Geographic Information System HP-3 Hak Pengusahaan Perairan Pesisir IAIA International Association for Impact Assessment ICES the International Council for the Exploration of the Sea ICMM the International Council on Metals dan Mining IFF Intergovernmental Forum on Forests IUFRO International Symposium Integrated Management of Neotropical Rain Forests IGCC Integrated Gasification Combined Cycle IGES the Institute for Global Environmental Strategies IPF the Intergovernmental Panel on Forests IRRI The International Rice Research Institute ITCQ Individual Transferable Catch Quota ITQ Individual Transferable Quota ITTA The International Tropical Trade Agreement IUCN The International Union for the Conservation of Nature KKH Kehilangan Keragaman Hayati KrSM Kerusakan Sosial Marjinal KSB Kenaikan Suhu Bumi KSM Keuntungan Sosial Marjinal KUMB Kehendak atau KeinginanuUntuk Membayar KUMN Kehendak atau Keinginan untuk Menerima LAK Logika Aksi Kolektif LAMDAL Laporan AMDAL LAP Limited Access Privileges LSM Lembaga Swadaya Masyarakat LULUCF Land-use, Land-use Change dan Forestry MBP Metode Biaya Perjalanan MDG the Millennium Development Goals MDR Metode Dosis Respon MFM Multiple-use Forest Management MHH Metode Harga Hedonik MKP Metode Kartu Pembayaran MOSTE Ministry of Science, Technology and the Environment Malaysia MPBR Metode Pembalakan Berdampak Rendah MPM Metode Prilaku Mencegah MPPD Metode Pertanyaan Pilihan Dikotomi MPT Metode Pertanyaan Terbuka MRC Metode Ranking Contingent MSY Maximum Sustainable Yield MTM Metode Tawar Menawar MVC Metode Valuasi Contingent NACEC North American Commission for Environmental Cooperation NEPA National Environmental Protection Act NEPI New Environmental Policy Instrument NIES National Institute for Environmental Studies NOx Nitrous Oxide NRA Natural Resource Accounting JEP Jevons Paradox OECD Organisation for Economic Co-operation dan Development OPEC Organisation of Petroleum Exporting Countries OPL Otoritas Penegakan Lingkungan PBB Perhimpunan Bangsa Bangsa PBL Pembangunan Berkelanjutan atau Pembangunan Berwawasan Lingkungan PDB Produk Domestik Bruto PDN Permainan Dilema Narapidana Prisoner dilemma game PHT Pengelolaan Hama Terpadu PJL Pembayaran Jasa Lingkungan PPP Polluter Pays Principle PPB Prinsip Pencemar Bayar PPBL Pembangunan Pertanian Berkelanjutan atau Pembangunan Pertanian Berwawasan Lingkungan PROKASIH Program Kali Bersih PFD Prinsip Fisik Dasar POP the Paperless Office Paradox PSL Pusat Studi Lingkungan REDD Reduced Emissions from Degradation and Deforestation RIL Reduced Impact Logging SAR Search and Rescue SDA Sumber Daya Alam SEA Strategic Environmental Assessment SFDP Social Forestry Development Project SFFFI State Fund for Forest Improvement SFM Sustainable Forest Management SIE Sistim Ijin Emisi SMP Sustainable mining practices SP Stock Pollutant TAA Tingkat Ambang Aksi TABBU Teori Utiliti Beratribut Banyak TAC Total Allowable Catch TAE Tingkat Ambang Ekonomi TEV Total Economic Value TKE Tingkat Kerugian Ekonomi TM Tragedi Massal TTPS Tradable Tagged Permit System TP Teknologi Penyokong UNEP United Nation Environmental Programme UNCED United Nations Conference on Enviornment and Development UNFCCC United Nations Framework Convention on Climate Change UNFF United Nation Forum on Forests VAT Value-Added Taxes WALHI Wahana Lingkungan Hidup Indonesia WHO World Health Organisation WCED the World Commision on Environment and Development WTO World Trade Organisation PENGANTAR EDISI PERTAMA Degradasi lingkungan hidup environmental degradation tengah menjadi isu global terutama dua dekade terakhir sehingga baik pemerintah maupun ma-syarakat di negara-negara maju dan sedang berkembang telah dan terus membe-rikan perhatian yang serius pada masalah tersebut. Dunia semakin menyadari bahwa eksploitasi sumber daya alam natural resources yang hanya berorientasi pada ekonomi tidak hanya membawa efek yang positif, tetapi juga menimbulkan efek yang negatif bagi umat manusia. Dengan demikian, strategi pembangunan ekonomi kini dan yang akan datang harus diarahkan pada pembangunan yang ber-kelanjutan atau pembangunan yang berwawasan lingkungan yaitu pembangunan yang tidak hanya memperhatikan aspek ekonomi, tetapi juga memperhatikan as-pek etika dan sosial yang berkaitan dengan kelestarian kemampuan daya dukung sumber daya alam lingkungan antarwaktu. Masalah lingkungan timbul karena adanya interaksi antara aktivitas eko-nomi dan eksistensi sumber daya alam SDA. Semakin besar jumlah dan intensi-tas eksploitasi SDA itu, dampaknya terhadap degradasi kualitas lingkungan environmental degradation juga semakin meningkat. Dampak atau efek samping side effects/externalities tersebut mencakup dimensi ruang dan waktu. Selain itu, dampak lingkungan itu tidak terjadi hanya pada lokal, regional, dan global, tetapi juga terjadi secara jangka pendek, menengah, dan jangka panjang terhadap ling-kungan. Disadari bahwa antara kepentingan pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan terdapat titik perhatian yang berbeda. Kebanyakan ahli ekonomi eco-nomists cenderung berpendapat bahwa efisiensi dan keuntungan maksimum adalah alternatif terbaik, sedangkan biaya sosial atau biaya lingkungan social/ environmental cost yang ditimbulkannya belum sepenuhnya diperhitungkan. Se-baliknya, pecinta lingkungan dan ahli lingkungan environmentalist-ecologist berpendapat bahwa faktor etika dan sosial mendapat perhatian yang utama. Oleh sebab itu, kegiatan produksi dan ekonomi harus mengacu kepada aspek peme-rataan dan distribusi yang adil dalam generasi tertentu serta antargenerasi. Dengan demikian, pengelolaan sumber daya mengacu kepada aspek konservasi dan peles-tarian lingkungan. Jadi, pendekatan yang optimal untuk mempertemukan kedua kepentingan itu adalah pendekatan yang integratif dan terpadu an integrated approach sehingga kepentingan ekonomi dan pelestarian lingkungan bisa diper-hatikan secara simultan. Oleh sebab itu, harus ada kompromi trade-off antara dua kepentingan tersebut. Dari sinilah ide dasar tentang perlunya dikembangkan pembangunan berwawasan lingkungan atau pembangunan berkelanjutan sustain-able development. Masalah lingkungan itu sendiri sangat kompleks dan multidimensional. Kajian lingkungan hampir menyentuh semua bidang ilmu pengetahuan dari ki-mia, biologi, pertanian, ekonomi, hukum, kebijaksanaan publik, institusi, kelem-bagaan, sampai politik. Oleh karena itu, keberhasilan kebijaksanaan pembangunan yang berwawasan lingkungan ini bergantung pada adanya interaksi yaitu intergasi antara disiplin terkait dan aplikasinya dalam pembangunan. Ekonomi sumber daya dan lingkungan merupakan kajian ilmu yang sangat luas, berkaitan dengan seluruh aktivitas ekonomi dengan seluruh ekses yang ditimbulkannya serta upaya-upaya konstruktif manusia untuk menangani ekses yang ditimbulkannya tersebut bagi kemaslahatan umat manusia. Aktivitas sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang menonjol dan potensial bagi tim-bulnya masalah lingkungan. Aktivitas pertanian seperti perkembangan revolusi hijau green revolution yang merangsang penggunaan input kimiawi chemical inputs seperti pupuk dan pestisida, yang jika tidak dikelola dan diterapkan secara seksama dan bijaksana akan menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan. Per-ladangan liar dan berpindah, pengembalaan ternak secara serampangan, dan seba-gainya adalah potensial penyebab terjadinya masalah lingkungan. Selanjutnya, masalah-masalah seperti kenaikan suhu bumi atau pemanasan global global warming, salinisasi, erosi, serta pencemaran udara dan air water dan air pollution, merupakan contoh dari efek yang tidak menguntungkan dari aktivitas ekonomi di bidang pertanian tersebut. Masalah lingkungan yang terkait dengan sektor pertanian banyak dising-gung dalam buku ini. Namun, kerangka dasar tentang ekonomi sumber daya dan lingkungan serta kebijaksanaan pembangunan berkelanjutan diulas pula. Teori yang mendasari pembangunan ekonomi pertanian yang berwawasan lingkungan, alternatif strategi, dan intrumen-kebijaksanaan yang ditempuh serta penerapannya dibicarakan pula. Oleh karena itu, buku ini diberi judul Ekonomi Sumber Daya dan Lingkungan Teori, Kebijaksanaan, dan Aplikasi bagi Pembangunan Berke-lanjutan. Mengingat luasnya kajian ekonomi sumber daya dan lingkungan, masalah itu tidak bisa dikupas dalam satu buku. Oleh karena itu, buku ini ditulis sebagai buku pengantar untuk memahami keterkaitan antara ekonomi dan lingkungan dalam memandang persoalan lingkungan yang muncul di dunia. Buku ini juga bukanlah buku yang secara komprehensif mengkaji ekonomi sumber daya dan lingkungan seperti lazimnya literatur-literatur di bidang ini. Buku ini hanyalah sebagai pengantar. Penulis menganjurkan pembaca untuk merujuk kepada teks lain yang lebih komprehensif dan spesifik untuk topik-topik tertentu. Untuk mencakup kajian yang dimaksudkan di atas, buku ini disusun dalam dua belas bab. Bab pertama membicarakan tentang keterkaitan antara aktivitas ekonomi dan lingkungan serta implikasinya. Di samping itu, disampaikan pula perkembangan konsep dan pemikiran tentang keterkaitan antara pertumbuhan ekonomi dan kualitas lingkungan yang akhirnya mengarah kepada pemikiran pembangunan berwawasan lingkungan sustainable development. Bagian ini juga mengetengahkan perkembangan perhatian dunia terhadap masalah lingkungan. Bab kedua mengetengahkan macam dan ketersediaan sumber daya. Hal ini perlu dilakukan karena aspek ketersediaan dan kelangkaan sumber daya resource scarcity merupakan dasar berpijak bagi analisis ekonomi lingkungan dalam kaitannya dengan unsur pengaturan, pengelolaannya, untuk kepentingan antar-generasi. Bagian ini juga akan mencoba menjelaskan bagaimana implikasi dari kelangkaan sumber daya dalam pembangunan ekonomi secara keseluruhan. Di samping itu, dikemukakan pula beberapa alternatif yang bisa ditempuh untuk mengatasinya. Bab ketiga membahas eksternalitas dan problema lingkungan. Konsep eks-ternalitas serta faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya dibahas dengan lugas. Hak-hak pemilikan property rights juga dibahas dalam peranannya untuk me-nimbulkan eksternalitas dan ketidakefisiennya alokasi sumber daya dalam pem-bangunan ekonomi. Di samping itu, disinggung juga keterkaitan antara jumlah dan kualitas penduduk terhadap kualitas lingkungan. Tekanan penduduk yang besar menyebabkan eksploitasi sumber daya juga bisa menjadi besar. Bab keempat akan menfokuskan pembinaan pada pembangunan pertanian, perubahan teknologi, dan masalah lingkungan yang terjadi dan bagaimana konsep pengembangan pembangunan pertanian yang berwawasan lingkungan. Pada ba-gian ini dikemukakan perkembangan revolusi hijau bidang pertanian serta im-plikasinya terhadap aspek-aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Sistem perta-nian alternatif juga didiskusikan agar hasil diskusi itu memberikan gambaran menyeluruh tentang upaya pengendalian masalah lingkungan di samping upaya hukum dan mekanisme pasar. Bab kelima membicarakan instrumen-instrumen kebijaksanaan yang bisa digunakan dalam mengatasi masalah lingkungan. Bagian ini akan mencoba men-jelaskan bagaimana efek ekonomi dari instrumen ekonomi dan regulasi/hukum dalam pengendalian masalah lingkungan serta masalah-masalah yang harus diper-hatikan dalam penerapannya. Bab keenam mengetengahkan secara khusus tentang Analisis mengenai Dampak Lingkungan sebagai salah satu konsep penting dalam pengendalian ma-salah lingkungan. Bagian ini akan menyampaikan mengenai konsep dan prosedur dalam AMDAL, serta masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaannya. Bab ketujuh mendiskusikan bagaimana analisis ekonomi dari suatu kebi-jakan perubahan kualitas lingkungan. Kerangka dasar dalam penilaian tentang perubahan kualitas lingkungan dibahas. Di samping itu, metode yang bisa digu- nakan untuk penilaian kebijakan lingkungan juga didiskusikan dengan mengete-ngahkan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Bab kedelapan yang merupakan bab terakhir akan menyoroti secara khusus pembangunan berwawasan lingkungan di Indonesia. Bagian ini akan mengemuka-kan seberapa seriuskah masalah lingkungan ditangani di Indonesia, apakah lang-kah-langkah yang telah, tengah, dan akan dilakukan untuk pengendaliannya serta keberadaan institusi dan lembaga yang terlibat dalam penanganan masalah ling-kungan. Kemudian, dikemukakan pula beberapa alternatif yang harus diperhatikan agar mendorong konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan bisa dilaksa-nakan dan dikembangkan. Seiring dengan perkembangan perhatian pemerintah dan publik terhadap masalah lingkungan di Indonesia, kehadiran buku ini diharapkan akan menambah referensi di bidang ekonomi pertanian dan lingkungan. Dengan demikian, mudah-mudahan buku ini bisa menjadi literatur pelengkap untuk mata kuliah ekonomi pertanian, ekonomi sumber daya, agribisnis, ekonomi sumber daya dan lingkung-an dan mata kuliah yang terkait. Buku ini diharapkan bermanfaat pula bagi pemerhati dan peminat masalah lingkungan dan masyarakat baca pada umumnya. Tiada gading yang tak retak. Karena buku ini dipersiapkan di sela-sela kegiatan kami dalam menyelesaikan studi di La Trobe University, Melbourne, Australia, tentunya dengan kesibukan studi serta keterbatasan ilmu kami mem-berikan peluang terjadinya kekurangan dari tulisan ini. Namun, dengan persiapan lebih kurang tiga tahun ditambah dengan ketersedian literatur yang memadai serta pengalaman kami dalam menekuni Pascasarjana Diploma Spesialisasi di bidang pengelolaan sumber daya dan lingkungan di La Trobe University, serta pertemuan ilmiah lainnya, telah mendorong lahirnya inspirasi yaitu lahirnya buku ini. Lahirnya buku ini mempunyai nilai tersendiri dalam persiapannya. Sebagai buku pertama, tentunya kami menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan terbuka dan senang hati kami akan menampung semua kritik dan saran-saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan buku ini lebih lanjut. Akhirnya, terbitnya buku yang sederhana ini tidak terlepas dari bantuan baik moril maupun materil, langsung ataupun tidak langsung dari berbagai pihak. Pertama-tama ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pihak perpustakaan La Trobe University, Melbourne, Australia atas bantuannya baik secara langsung maupun secara tidak langsung ketika mengadakan riset dan kajian literatur. Ucapan terima kasih pula kami sampaikan kepada kolega kami, yaitu Ir. Suharto Tjitrohardjono; Ir. H. Muchtar Djobeng; Ir. Sudarmadji Rahardjo, MS; Ir. Idrus, Ir. Norberth Ama Ngongu; Ir. Arifuddin Sahidu, Dr. Ir. Rosiadi, Ir. Suhubdi Yasin, serta rekan-rekan dosen lainnya atas dorongan moril dan pergaulan yang kondusif bagi pengembangan akademik. Teristimewa, tidak lupa kami sampaikan ucapan terima kasih dan peng-hargaan yang tulus kepada orang tua kami H. Adjrun Ahmad, serta Hj. Siti Fatimah atas segala usaha dan perjuangannya dalam mendidik dan membesarkan kami dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Terakhir sekali, kami sampaikan penghargaan yang tulus kepada istri kami tercinta, Tri Nuryanti serta anak-anak kami tersayang; Ika Nurfitria Tauhida, Adriyan Chairul Achda, serta Dian Ilma Amalia atas segala pengorbanan dan kesabarannya mendampingi kami dalam segala suka dan duka, yang karena kesibukan-kesibukan kami telah banyak me-nyita waktu dan perhatian kami terhadap mereka. Akhirnya, semoga karya kami yang sederhana ini bisa menjadi sumbangan yang bermanfaat bagi pengembangan khasanah ilmu pengetahuan, serta men-dorong lahirnya karya ilmiah yang lebih berbobot di kemudian hari bagi tanah air tercinta, Indonesia. Demikian juga penghargaan kepada penerbit AKADEMIKA PRESSINDO yang dengan senang hati menerbitkan buku ini. Kepada Allah SWT jualah kami bersyukur dan berserah diri. Mudahan-mudah apa yang kami lakukan ini mendapat ridho-Nya. Amin. Melbourne, Australia, 6 Januari 1997 Penulis, Addinul Yakin PENGANTAR EDISI REVISI Buku ini pada awalnya ditulis dan diterbitkan ketika saya masih mengikuti program pascasarjana di La Trobe University, Australia. Alhamdulillah buku yang sederhana ini mendapat sambutan yang memadai dari pembaca dan menjadi referensi di banyak perguruan tinggi di Indonesia dan Malaysia sehingga telah melalui dua kali cetak ulang. Namun, setelah saya menyimak kembali materi yang termuat di dalamnya, saya merasa perlu untuk menambahkan update beberapa materi penting yang belum banyak dibahas pada edisi pertama. Terlebih lagi adanya saran-saran konstruktif dari kolega-kolega pengguna buku ini sehingga menambah semangat kami untuk mengembangkan materi ini sampai memenuhi harapan pembaca. Keinginan mengembangkan materi ini semakin kuat setelah saya mem-peroleh kehormatan berpartisipasi pada Asian Public Intellectual API Fellowship Program yang didanai oleh The Nippon Foundation Jepang, yang diseleksi melalui LIPI dan panitia Internasional yang memungkinkan saya menjadi visiting reserach fellow untuk melakukan kajian tentang Kebijakan Lingkungan di dua Negara, yaitu Malaysia dan Jepang, di Institute for Environment dan Development LESTARI, Universiti Kebangsaan Malaysia, Bangi, Selangor Malaysia dari Juni November 2003, serta di Centre for South East Asian Studies CSEAS, Kyoto University, Jepang dari Januari sampai dengan Juni 2004. Ketika mengikuti Prog-ram saya berkesempatan melakukan survei literatur baru yang bisa memperkaya materi untuk buku edisi revisi ini, termasuk setelah kunjungan ke Filipina dan Queensland pada tahun 2007 yang lalu. Kami menyadari bahwa pada edisi terdahulu terdapat banyak kekurangan baik pada segi substansi maupun pada cakupan pembahasan sehingga saya me-mandang perlu untuk memperbaiki dan meningkatkan materi yang termuat dalam buku ini. Buku ini akhirnya bisa menjadi buku referensi bagi peminat masalah ekonomi sumber daya dan manajemen lingkungan di perguruan tinggi. Edisi Revisi ekspansif ini telah mengalami upgrade data dan informasi yang sangat signifikan. Secara keseluruhan, edisi ini telah berkembang jauh dari sisi materi dan cakupan pembahasan, yaitu dari hanya terdiri atas delapan bab dikembangkan menjadi duabelas bab. Beberapa perubahan yang dimaksud adalah sebagai berikut. 1 Dilakukan penambahan materi dan pemutakhiran data pada hampir semua bab, dan diberikan contoh dan kasus Indonesia; 2 Terdapat lima bab baru dalam edisi revisi dan upgrade ini, yaitu Ekonomi Sumber Daya Perikanan, Ekonomi Sumber Daya Kehutanan, Ekonomi Sumber Daya Pertambangan, Ekonomi Pengendalian Polusi, Desentralisasi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan sehingga kandungan buku menjadi lebih lengkap dan dapat memenuhi standar buku rujukan di bidang sumber daya dan lingkungan; 3 Ada dua bab yang masuk dalam edisi terdahulu, yaitu bab AMDAL dan evaluasi yang pada Edisi Revisi tidak disertakan lagi, yang selanjutnya akan diterbitkan dengan buku tersendiri; 4 Beberapa lampiran yang relevan juga disertakan dalam edisi revisi ini. Konteks pembahasan buku mencakup persoalan sumber daya alam dan lingkungan lokal, nasional Indonesia, regional, dan global. Dengan demikian, buku edisi revisi ini lebih bisa memberikan materi yang lebih memadai untuk kajian ekonomi sumber daya alam dan lingkungan. Secara keseluruhan, edisi revisi dan pemutakhiran data ini sudah digarap dalam lima tahun terakhir, dan dikerjakan lebih serius setelah cetakan kedua habis sejak tahun 2005, di tengah kesibukan-kesibukan lain baik sebagai dosen maupun peneliti, serta tugas tambahan dari institusi dalam rentang waktu yang bersamaan. Terima kasih kepada Saudara Sofjan Zainuddin dari penerbit Akademika Pressindo yang dengan dorongan dan kesabarannya menunggu sampai edisi revisi ini siap untuk diterbitkan. Demikian juga terima kasih kepada Saudara Drs. S. Amran Tasai, dari Pusat Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebuda-yaan Nasional yang telah menyunting buku ini. Harapan saya, kehadiran edisi revisi ini mudah-mudahan dapat meningkat-kan nilai manfaat buku ini bagi para pembaca. Meskipun telah terjadi banyak penambahan dan penyempurnaan di sana sini, sebagai manusia biasa saya yakin bahwa buku ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya senantiasa mengundang saran dan masukan yang membangun dari pembaca bagi penyem-purnaannya di masa mendatang. Mudah-mudahan karya ini mendapat ridho dari Allah SWT dan tercatat sebagai amalan yang baik. Mataram, 14 Pebruari 2012 Penulis xx DAFTAR ISI PENGANTAR EDISI PERTAMA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xi PENGANTAR EDISI REVISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xvi DAFTAR GAMBAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xxvii DAFTAR TABEL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xxi DAFTAR KOTAK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xxxiv BAB I EKONOMI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN DALAM KONTEKS PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 Lingkungan Sebagai Aset Ekonomi dan Sosial. . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2 Perkembangan Perhatian Dunia Terhadap Masalah Lingkungan . . . . . 5 Fenomena Kurva Lingkungan Kuznets . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12 Menuju Pembangunan Berkelanjutan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 25 Paradigma Pengelolaan Lingkungan dalam Pembangunan. . . . . 25 Evolusi Pembangunan Berkelanjutan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 28 Tatapamong Pemerintahan bagi Pembangunan Berkelanjutan . . 44 Kajian Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan . . . . . . . . . . . . 51 Struktur Buku Ini. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 58 Komentar Akhir. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 61 BAB II KETERSEDIAAN DAN KELANGKAAN SUMBER DAYA ALAM . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 64 Pendahuluan Aspek Penting Sumber Daya Alam. . . . . . . . . . . . . . . . . 64 Keberadaan dan Fungsi Sumber Daya Alam. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 65 Macam dan Ketersediaan Sumber Daya Alam. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 67 SDA yang Tidak Pernah Habis. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 68 SDA Tidak Dapat Diperbaharui. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 68 SDA yang Potensial Terbarukan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 69 Indikator Kelangkaan Sumber Daya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 70 Indikator Fisik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 72 Harga Sumber Daya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 73 Nilai Kelangkaan Marjinal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 75 Biaya Penemuan Marjinal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 76 Biaya Eksternal Marjinal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 76 Fenomena Kelangkaan Sumber Daya Dunia dan Implikasinya . . . . . . 77 Alternatif Mengatasi Kelangkaan Sumber Daya . . . . . . . . . . . . . . . . . 83 Eksplorasi dan Penemuan Sumber Daya Baru . . . . . . . . . . . . . . 84 Kemajuan Teknologi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 84 Penggunaan Sumber Daya Substitusi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 86 Pemanfaatan Kembali dan Daur Ulang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 88 Kelangkaan, Pilihan, dan Alokasi Sumber Daya. . . . . . . . . . . . . . . . . . 90 Penutup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 93 BAB III AKTIVITAS EKONOMI MANUSIA DAN DEGRADASI LINGKUNGAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 95 Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 95 Kompleksitas Hubungan Manusia dan Lingkungan . . . . . . . . . . . . . . . 96 Konsep Ekologi Manusia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 96 Model Hubungan Manusia dan Lingkungan . . . . . . . . . . . . . . . . 112 Sekilas tentang Konsep Kapasitas Daya Tampung . . . . . . . . . . . 121 Permintaan Vs Penawaran Lingkungan Masalah dan Resolusi . 126 Faktor-Faktor Penyebab Degradasi Lingkungan. . . . . . . . . . . . . . . . . . 133 Eksternalitas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 133 Ketidakjelasan Hak-Hak Pemilikan Sumber Daya . . . . . . . . . . . 139 Keberadaan Barang Publik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 142 Keberadaan Sumber Daya Bersama . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 143 Struktur Pasar yang Tidak Kompetitif. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 149 Kegagalan Kebijakan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 151 Pilihan Kebijakan Mengatasi Eksternalitas. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 152 Efektivitas Peran Pemerintah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 152 Pengaturan Kelembagaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 152 Pengaturan Hak-Hak Pemilikan Sumber Daya . . . . . . . . . . . . . . 153 Penerapan Instrumen Pasar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 155 Pendekatan Sosial dan Informasi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 157 Penutup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 158 xx BAB IV EFISIENSI ALOKASI SUMBER DAYA ALAM DAN ANALISIS LINGKUNGAN Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 160 Efisiensi Alokasi Sumber Daya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 161 Efisiensi Ekonomi Statis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 164 Efisiensi Dinamis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 168 Efisiensi Sosial . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 171 Analisis Biaya dan Benefit Bagi Kebijakan Publik . . . . . . . . . . . . . . . 178 Konsep Perbaikan Pareto Potensial . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 181 Penerapan CBA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 183 Beberapa Isu Penting dalam Penerapan CBA . . . . . . . . . . . . . . . 188 Komentar Akhir . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 196 BAB V FORMULASI DAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN LINGKUNGAN Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 197 Politik Ekonomi Versus Politik Ekologi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 199 Desain dan Seleksi Kebijakan Lingkungan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 204 Model Keseimbangan Kebijakan Lingkungan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 215 Permintaan Instrumen Lingkungan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 216 Penawaran Instrumen Lingkungan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 218 Pembentukan Keseimbangan dan Hasil Legislasi . . . . . . . . . . . . 223 Taksonomi Kebijakan Lingkungan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 227 Resolusi Melalui Negosiasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 230 Pendekatan Hukum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 232 Pendekatan Ekonomi atau Mekanisme Pasar . . . . . . . . . . . . . . . 247 Instrumen Berbasis Hak-Hak Pemilikan dan Penciptaan Pasar . 253 Instrumen Sosial . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 254 Evaluasi Kebijakan Lingkungan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 258 Efisiensi dan Efektivitas Biaya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 258 Pemerataan fairness, equity . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 259 Keadilan Lingkungan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 260 Insentif Bagi Perbaikan Jangka Panjang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 260 Bisa Ditegakkan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 261 Pertimbangan Moral . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 263 Kebijakan Lingkungan Global . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 263 Karakteristik Masalah Lingkungan Global . . . . . . . . . . . . . . . . . 263 Respon Kelembagaan dan Kebijakan Internasional . . . . . . . . . . 266 Pelaksanaan dan Penegakan Kebijakan Lingkungan. . . . . . . . . . . . . . . 273 Urgensi Penegakan Hukum dan Kebijakan Lingkungan. . . . . . . 274 Komponen-Komponen Penegakan Yang Efektif. . . . . . . . . . . . . 279 Menyoal Tentang Tingkat Kepatuhan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 303 Ekonomi Penegakan Hukum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 307 Prospek Penerapan Kombinasi Instrumen Kebijakan Lingkungan 308 Penutup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 311 BAB VI EKONOMI SUMBER DAYA DAN PENGELOLAAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 314 Revolusi Hijau Implikasi Ekonomi dan Lingkungan . . . . . . . . . . . . . 316 Perkembangan Revolusi Hijau . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 316 Implikasi Ekonomi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 319 Implikasi Lingkungan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 320 Krisis Ekologi Utama Di Bidang Pertanian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 327 Erosi Tanah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 327 Polusi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 330 Kehilangan Keragaman Hayati . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 330 Efek Rumah Kaca dan Pemanasan Global . . . . . . . . . . . . . . . . . 333 Analisis Ekonomi Sumber Daya Pertanian Pangan . . . . . . . . . . . . . . . 336 Alokasi Sumber Daya Optimal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 336 Internalisasi Dampak Lingkungan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 337 Kebijakan Pembangunan Pertanian Berkelanjutan . . . . . . . . . . . . . . . 341 Instrumen Pajak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 345 Subsidi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 351 Kombinasi Pajak dan Subsidi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 353 Kuota Input . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 353 Kuota Output . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 354 Penerapan Sistem Pertanian Ramah Lingkungan . . . . . . . . . . . . 355 Beberapa Metode Alternatif . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 358 Penutup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 364 BAB VII ANALISIS EKONOMI DAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN BERKELANJUTAN Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 366 Peranan Perikanan dalam Perekonomian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 369 xx Sumber Daya Ikan Sebagai Barang Publik dan Implikasi Lingkungan 372 Analisis Ekonomi Sumber Daya Perikanan Laut . . . . . . . . . . . . . . . . . 379 Model Pertumbuhan Biomas Ikan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 380 Efisiensi Penangkapan Ikan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 382 Fungsi Produksi Perikanan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 383 Fungsi Usaha dan Hasil the Yield-Effort Function . . . . . . . . . 385 Model Statis untuk Akses Terbuka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 387 Model Dinamis Akses Terbuka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 388 Maksimisasi Profit Statis melalui Swastanisasi . . . . . . . . . . . . . 389 Maksimisasi Profit Dinamis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 390 Pengelolaan Sumber Daya Perikanan Berkelanjutan . . . . . . . . . . . . . . 394 Kebutuhan Pengelolaan Berkelanjutan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 395 Masalah–Masalah dalam Pengelolaan Sumber Daya Perikanan 399 Perspektif Pengelolaan Sumber Daya Perikanan ke Depan . . . . 405 Kebijakan Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan . . . . . . . . . . . . . . . . 407 Kontrol Langsung dari Pemerintah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 409 Kontrol Perikanan Melalui Mekanisme Pasar . . . . . . . . . . . . . . 422 Pendekatan Sosial Model Pengelolaan Bersama . . . . . . . . . . . . . . . . 439 Pengelolaan dan Konservasi Sumber Daya Ikan dan Pesisir dalam Konteks Indonesia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 453 Konservasi Sumber Daya Ikan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 457 Pemanfaatan Sumber Daya Ikan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 458 Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil . . . . . 460 Pengendalian Masalah Lingkungan Perikanan, Pesisir, dan Kelautan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 463 Kebijakan Perikanan Antarnegara . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 465 Penutup. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 471 BAB VIII ANALISIS EKONOMI DAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KEHUTANAN BERKELANJUTAN Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 474 Sumber Daya Hutan Perspektif Ekonomi dan Lingkungan . . . . . . . . 476 Fungsi Strategis Sumber Daya Hutan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 476 Kehutanan dalam Perekonomian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 477 Deforestasi dan Degradasi Hutan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 481 Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Hutan Berkelanjutan . . . . . . . . 494 Hak Pemilikan dalam Pengelolaan Sumber Daya Hutan . . . . . . 496 Konsep Pengelolaan Hutan Berkelanjutan . . . . . . . . . . . . . . . . . 502 Instrumen Kebijakan Pengelolaan Kehutanan Berkelanjutan . . . . . . . 503 Regulasi Kehutanan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 505 Tingkat Tebangan yang Diizinkan per Tahun 512 Pajak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 513 Subsidi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 518 Sistem Deposit - Refund . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 520 Pengelolaan Hak Pengusahaan Hutan HPH . . . . . . . . . . . . . . 520 Kebijakan Harga Sumber Daya Hutan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 528 Sertifikasi Hutan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 530 Sertifikasi Produk Hutan Non-Kayu . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 537 AMDAL Kehutanan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 540 Metode Pembalakan Berkelanjutan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 540 Pengembangan Hutan Kemasyarakatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . 543 Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 547 Pengembangan Kawasan Konservasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 549 Instrumen Pembayaran Jasa Lingkungan PJL . . . . . . . . . . . . . 550 Kehutanan dalam konteks Mekanisme Pembangunan Bersih Clean Development Mechanism . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 556 Kontroversi Peran Global dalam Penanganan Deforestasi . . . . 557 Kehutanan dalam Konteks Perubahan Iklim . . . . . . . . . . . . . . . 563 Keberadaan Proyek-proyek A/R dalam Konteks CDM . . . . . . . 568 Potensi Benefit Proyek A/R CDM dan Prospeknya . . . . . . . . . . 582 Analisis Ekonomi Tingkat Penebangan Optimal . . . . . . . . . . . . . . . . . 589 Konsep Hasil Berkelanjutan Maksimum Biomas . . . . . . . . . . . . 589 Rotasi Memaksimumkan Volume Tebangan Tahunan Rata-Rata 590 Rotasi Tunggal Optimal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 592 Rotasi Optimal Faustmann . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 593 Tingkat Penebangan Optimal untuk Hutan Komersial . . . . . . . . 597 Tingkat Penebangan Optimal Secara Sosial . . . . . . . . . . . . . . . . 600 Paradigma Baru dalam Valuasi Sumber Daya Kehutanan . . . . . . . . . 601 Penutup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 605 BAB IX ANALISIS EKONOMI DAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERTAMBANGAN BERKELANJUTAN Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 601 Pertambangan dalam Perspektif Ekonomi dan Lingkungan . . . . . . . . 604 xx Dimensi Ekonomi Aktivitas Pertambangan. . . . . . . . . . . . . . . . . 607 Dampak Lingkungan Pertambangan dan Implikasinya . . . . . . . 620 Analisis Ekonomi Pertambangan Optimal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 633 Model Sederhana . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 635 Hukum Hotelling . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 636 Ekstraksi Optimal Kasus Tambang Tunggal . . . . . . . . . . . . . . . 638 Perubahan Teknologi Ekstraksi/Produksi . . . . . . . . . . . . . . . . . . 644 Ekstraksi dengan Kualitas Tambang yang Bervariasi . . . . . . . . 646 Kasus Pertambangan Monopoli . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 647 Instrumen Kebijakan Pertambangan Berkelanjutan . . . . . . . . . . . . . . . 649 Kebijakan Perizinan Usaha Pertambangan . . . . . . . . . . . . . . . . . 656 AMDAL Pertambangan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 658 Pajak Tambang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 664 Reklamasi Pascatambang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 668 Pengelolaan Tailing Tailing Management . . . . . . . . . . . . . . . . 672 Pemberdayaan Masyarakat Lokal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 673 Pengawasan dan Penegakan Hukum Tambang . . . . . . . . . . . . . . 675 Penghargaan Kinerja Perusahaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 677 Pertambangan Tanpa Izin Peti Vs Kebijakan Pertambangan Rakyat 679 Fenomena PETI Penyebab dan Dampaknya . . . . . . . . . . . . . . . 679 Kebijakan Pertambangan Rakyat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 682 Prospek Pengembangan Sumbe Daya Energi yang Bisa Diperbaharui Renewable Energy . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 686 Perspektif Tata Pamong Lingkungan Sektor Pertambangan ke Depan 688 Penutup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 695 BAB X EKONOMI DAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN POLUSI Pendahuluan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 697 Tipe Polusi dan Implikasi Ekonomi dan Lingkungannya . . . . . . . . . 699 Polusi dan Degradasi Lingkungan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 699 Tipe dan Karakteristik Polutan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 702 Lebih Jauh dengan Stok Pulutan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 706 Pengendalian SP yang Optimal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 710 Keragaan Polusi dan Limbah di Indonesia . . . . . . . . . . . . . . 711 Instrumen Kebijakan Pengendalian Polusi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 714 Pendekatan Hukum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 715 Pendekatan Insentif Ekonomi atau Berbasis Pasar . . . . . . . . 720 Pendekatan Sukarela . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 757 Implikasi Ekonomi Pengendalian Polusi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 758 Kebijakan Pengendalian Polusi Internasional dan Global . . . . . . . . . 762 Polusi Internasional dan Teori Permainan . . . . . . . . . . . . . . . 768 Kebijakan Tarif Eksternalitas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 771 Izin Emisi yang Diperdagangkan secara Internasional Inter-nationally Tradable Emission Permit . . . . . . . . . . . . . . . . . 772 Mekanisme Fleksibilitas Flexibility Mechanisms. . . . . . . . 777 Pasar Sertifikat Hijau Green Certificate Market . . . . . . . . 783 Penutup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 792 BAB XI VALUASI BARANG LINGKUNGAN Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 795 Estimasi dan Valuasi Barang Lingkungan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 797 Kategori Perubahan Lingkungan yang Dinilai . . . . . . . . . . . 797 Konsep Valuasi Ekonomi Total Total Economic Valuation 798 Metode Valuasi Benefit Perbaikan Lingkungan . . . . . . . . . . . . . . . . 800 Metode Preferensi yang Dinyatakan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 805 Metode Valuasi Kontinjen CVM. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 805 Analisis Konjoin Conjoint Analysis . . . . . . . . . . . . . . . . . . 816 Metode Ranking Kontingen Contingent Ranking Method- CRM . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 817 Model Pilihan Choice Model . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 823 Metode Estimasi Nilai Lingkungan dengan Nilai yang Ditunjukkan Revealed Preference Method . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 830 Metode Dosis dan Respon the Dose-Response Method . . . 830 Metode Harga Hedonik Hedonic Price Method . . . . . . . . 832 Metode Biaya Perjalanan Travel Cost Method . . . . . . . . . 838 Metode Prilaku Mencegah the Averting Behaviour Method 842 Tranfer Benefit Lingkungan Environmental Benefits Transfer 842 Studi Komparatif Metode Estimasi Nilai Lingkungan . . . . . . . . . . . 844 Penutup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 845 BAB XII DESENTRALISASI PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 847 Teori Desentralisasi dan Kontrol Sumber Daya Alam . . . . . . . . . . . . 849 Urgensi Desentralisasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 849 xx Teori Desentralisasi Potensial Benefit dari Alokasi Anggaran Bervariasi Antardaerah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 854 Model Desentralisasi Pengelolaan Sumber Daya Alam . . . . . . . . . . 856 Struktur Legal Legal Structure . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 859 Pengambilan Keputusan Pemerintah Daerah . . . . . . . . . . . . 860 Faktor–Faktor Mediasi Mediating Factors . . . . . . . . . . . . 861 Pengaturan Kelembagaan Pengelolaan Lingkungan . . . . . . . . . . . . . 862 Desentralisasi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan . . . 871 Desentralisasi Pengelolaan Hutan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 876 Desentralisasi Perikanan dan Kelautan . . . . . . . . . . . . . . . . 886 Desentralisasi Usaha Pertambangan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 889 Desentralisasi Pengelolaan Sumber Daya Pertanian . . . . . . . 893 Desentralisasi Tatapamong Sumber Daya Alam dan Lingkungan Sebuah Perspektif. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 893 Penutup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 899 DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 901 LAMPIRAN Lampiran 1 The Rio Declaration on Environment and Development Deklarasi Rio tentang Lingkungan dan Pembangunan . . . 975 Lampiran 2 Johannesburg Declaration on Sustainable Development Deklarasi Johannesburg tentang Pembangunan Berkelanjutan 982 Lampiran 3 UNDANG-UNDANG RI NO. 32 TAHUN 2009 . . . . . . . . 990 DAFTAR GAMBAR Gambar Interaksi antara Sistem Ekonomi dan Sistem Lingkungan . 4 Gambar Kurva Lingkungan Kuznets. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12 Gambar Evolusi Paradigma Lingkungandan Pembangunan. . . . . . . . 26 Gambar Interaksi antara Berbagai Pihak yang Terlibat dalam Pem-bangunan Berkelanjutan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 49 Gambar Jenis-Jenis Sumber Daya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 70 Gambar Teknologi Penyokong dan Sumber Daya Substitusi . . . . . . 88 Gambar Hubungan antara Habitat Ekologi dan Manusia . . . . . . . . . . 96 Gambar Model Ekologi Budaya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 114 Gambar Model Ekologi Manusia Berbasis Ekosistem . . . . . . . . . . . . 116 Gambar Model Ekologi Manusia Berbasis Aktor . . . . . . . . . . . . . . . 117 Gambar Model Sistem Ekologi Manusia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 119 Gambar Hubungan Populasi dan Waktu dalam Kaitannya dengan Kapasitas Daya Tampung atau Daya Dukung . . . . . . . . . . . 122 Gambar Pertumbuhan Populasi Hewan dalam Setahun Dikaitkan dengan Daya Tampung atau Daya Dukung . . . . . . . . . . . . . 123 Gambar Variabel Utama dan Hubungan Sebab Akibat Homer-Dixon, 1993 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 128 Gambar Permintaan dan Penawaran Lingkungan dan Resolusi . . . . . 131 Gambar Eksternalitas dan Dampaknya terhadap Pasar . . . . . . . . . . . 139 Gambar Taksonomi Barang dan Jasa Lingkungan . . . . . . . . . . . . . . . 141 Gambar Sebuah Contoh Barang Konjensi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 142 Gambar Dampak Penggunaan Sumber daya Bersama . . . . . . . . . . . . 147 Gambar Dampak Monopoli terhadap Efisiensi Ekonomi . . . . . . . . . 150 Gambar Kurva Permintaan Individu . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 165 Gambar Kurva Penawaran Pilihan Produsen . . . . . . . . . . . . . . . . . 165 Gambar Alokasi untuk Keuntungan Bersih Maksimum . . . . . . . . . . 166 xx Gambar Efisiensi Alokasi Sumber Daya Dinamis . . . . . . . . . . . . . 169 Gambar Konsep Biaya Marjinal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 172 Gambar Konsep Biaya Eksternal Marjinal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 173 Gambar Jumlah Output yang Diproduksi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 174 Gambar Konsep Benefit dan Keinginan Membayar Marjinal . . . . . . 175 Gambar Tingkat Output untuk Efisien Sosial . . . . . . . . . . . . . . . . . . 177 Gambar Fungsi Produksi Dukungan Politik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 220 Gambar Fungsi Biaya Dukungan Politik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 220 Gambar Biaya Kesempatan dan Penawaran Dukungan Politik oleh Seorang Individu Legislator . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 221 Gambar Penawaran Dukungan Politik oleh Individu-Individu Legislator . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 222 Gambar Pembentukan Suatu Keseimbangan Legislasi . . . . . . . . . . . 224 Gambar Taksonomi Instrumen Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya alam dan Pengendalian Lingkungan . . . . . . . . . . . . . 229 Gambar Polusi Suara dan Efisiensi Alokasi Sumber daya . . . . . . . . 230 Gambar Standar Emisi dan Hukuman Optimal . . . . . . . . . . . . . . . . . 234 Gambar Ekonomi Penegakan Hukum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 307 Gambar Hubungan antara Sumber Daya Pertanian, Teknologi, dan Lingkungan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 321 Gambar Kurva Biaya Marjinal dan Biaya Variable Rata-Rata . . . . . 337 Gambar Penerimaan dan Biaya Penggunaan N. . . . . . . . . . . . . . . . . . 340 Gambar Pajak dan Efisiensi Alokasi Sumber Daya . . . . . . . . . . . . . 345 Gambar Subsidi dan Efisiensi Alokasi Sumber Daya . . . . . . . . . . . . 351 Gambar Siklus Masalah Degradasi Sumber Daya Perikanan dan Pesisir . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 376 Gambar Hubungan antara Pertumbuhan dan Populasi Ikan . . . . . . . 381 Gambar Tangkapan Ikan yang Sustainabel dan Efisien . . . . . . . . . . . 382 Gambar Fungsi Pertumbuhan Bersih Serta Usaha dan Hasil . . . . . . . 386 Gambar Akses Terbuka dan Tingkat Usaha Penangkapan yang Me-maksimumkan Keuntungan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 387 Gambar Dampak Pembatasan Alat Tangkap terhadap Biaya Pene-gakan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 411 Gambar Dampak Kuota terhadap Keuntungan . . . . . . . . . . . . . . . . . 416 Gambar Dampak Kombinasi ITQ dan Pajak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 434 Gambar Dampak Sistem Manajemen Berbasis ITQ, Pajak, dan Premi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 437 Gambar Luas Kawasan Konservasi Daratan di Indonesia 2000-2006 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 550 Gambar Kurva Pertumbuhan Stok Biomass . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 583 Gambar Kurva Pertumbuhan dan MSY . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 583 Gambar Waktu Penebangan Optimal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 592 Gambar Tingkat Penebangan Hutan Optimal Secara Sosial . . . . . . . 594 Gambar Perkembangan Total Nilai Ekspor dan Nilai Ekspor untuk 5 Lima Besar Komoditas Tambang Nonmigas Indonesia 2003-2007 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 618 Gambar Ekstraksi Tambang pada Kasus Dua Periode dengan Harga Tetap . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 640 Gambar Rente per ton dalam Periode t adalah Jarak ab dan Rente per ton untuk Periode t+1 adalah Jarak de di mana ab 1+r = de . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 641 Gambar Harga Kurang Biaya c Meningkat antara Periode Sama dengan Tingkat Bunga r. Ini Menghasilkan Suatu Jalur Rente yang Meningkat Secara Eksponensial pada Tingkat Bunga r dalam Program Ekstraksi Optimal . . . . .. . . . . . . . . 643 Gambar Dampak Perubahan Teknologi terhadap Ekstraksi . . . . . . . . 645 Gambar Untuk Dua Periode Berturut-turut, Penerimaan Marjinal MR Pelaku Monopoli Meningkat Tingkat Bunga MRt1+r = MRt+1. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 648 Gambar Faktor Penyebab, Implikasi, dan Resolusi Kebijakan bagi PETI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 681 Gambar Muatan Emisi dan Degradasi Lingkungan. . . . . . . . . . . . . . 699 Gambar Emisi, Kualitas Ambient-Lingkungan Sekitar, dan Kerusakan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 700 Gambar Sumber Daya Lingkungan, yang Bisa Diperbaharui, dan yang Tidak Bisa Diperbaharui . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 707 Gambar Frontier Transformasi Komoditi-Residual. . . . . . . . . . . . . 708 Gambar Fungsi Bertingkat dan Kerusakan Lingkungan . . . . . . . . . 710 Gambar Tingakat Pengendalian Polusi Optimal Secara Sosial . . . 724 Gambar Tingkat-Tingkat Output yang Optimal Secara Privat dan Secara Sosial . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . 730 Gambar Dampak Jangka Pendek dan Jangka Panjang dari Suatu Subsidi Polusi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 736 Gambar Dampak Jangka Pendek dan Jangka Panjang dari Suatu Pajak Polusi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 738 Gambar Sistim Izin Emisi dan Efisiensi Alokasi Sumber Daya . . 746 xx Gambar Hasil Kerjasama Penuh dan Nonkerjasama . . . . . . . . . . . 769 Gambar Tingkat Emisi Optimal bagi Dua Negara. . . . . . . . . . . . . . 773 Gambar Kategorisasi Nilai Ekonomi Sumber Daya dan Ling-kungan Terumbu Karang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 799 Gambar Klasifikasi Metode Valuasi Barang Lingkungan No-Market Goods . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 804 Gambar Harga Rumah dan Kualitas Udara . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 835 Gambar Harga Implisit Marjinal dan Kualitas Udara . . . . . . . . . . . 835 Gambar Benefit dari Perbaikan Kualitas Udara. . . . . . . . . . . . . . . . 836 Gambar Kehilangan Kesejahteraan Akibat Sentralisasi . . . . . . . . . 855 Gambar Model Bagi Desentralisasi Pengelolaan Kehutanan yang Berhasil . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 858 Gambar Ragam Tingkat dan Komponen Institusi . . . . . . . . . . . . . . 863 DAFTAR TABEL Tabel Perbedaan Mendasar antara Kelima Paradigma Pengelolaan Lingkungan dalam Pembangunan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 30 Tabel Tingkat-Tingkat Sustainabilitas Lingkungan . . . . . . . . . . . . . . . 38 Tabel Sasaran Kebijakan bagi Perwujudan Pembangunan Berkelan-jutan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 48 Tabel Permintaan Individu dan Agregat untuk Pengurangan Tingkat Polusi untuk Suatu Bendungan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 178 Tabel Perhitungan NPV dengan Menggunakan Excel . . . . . . . . . . . . . 186 Tabel Nilai NPV pada Berbagai Tingkat Bunga . . . . . . . . . . . . . . . . . 186 Tabel Ilustrasi Perhitungan Neraca Proyek project balances . . . . . . 187 Tabel Perbandingan Dua Proyek . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 187 Tabel Komparasi Tingkat Probabilitas dan Benefit Bersih Program X dan Y . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 194 Tabel Distribusi Benefit Bersih antar Kelompok Masyarakat/Daerah . 195 Tabel Tingkat Ketersediaan Data dan Informasi yang Sesuai untuk Pengambilan Keputusan di Malaysia dan Jepang . . . . . . . . . . . 214 Tabel Undang-Undang Mutakhir Terkait dengan Pengelolaan Sum-ber Daya dan Lingkungan di Indonesia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 241 Tabel Kisaran Hukuman dan Denda pada Berbagai Tindak Kejahatan Lingkungan dalam UU RI No. 32/2009 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 243 Tabel Daftar Instrumen Kebijakan Lingkungan Berdasarkan Insentif Ekonomi Bagi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Perlin-dungan Lingkungan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 250 Tabel Ringkasan Tonggak-Tonggak Penting dalam Kebijakan Iklim Global . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 268 Tabel Pernyataan Bersama tentang Prinsip-Prinsip Panduan bagi Reformasi Otoritas Penegakan Lingkungan dalam Transisi Ekonomi di Eropa Timur, Kaukasus, dan Asia Tengah, yang Diputuskan pada 7 Oktober 2002 di Almaty, Kazakhstan . . . . . 301 xx Tabel Pendapat Petani tentang Kualitas Usahatani dan Kehidupan Mereka Sebagai Dampak dari Penerapan Intensifikasi Per-tanian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 335 Tabel PDRB Berdasarkan Harga Berlaku dari Sektor Perikanan ter-hadap Lapangan Usaha Pertanian Secara Umum 2002-2005 . . . 372 Tabel Kehilangan Ekonomi dari Penangkapan dengan Bahan Peledak dan Sedimentasi Selama 20 Tahun Juta US $ . . . . . . . . . . . . . 378 Tabel Dampak Beberapa Metode Pengendalian Sumber Daya Per-ikanan terhadap Pengelolaan Perikanan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 436 Tabel Beberapa Undang-Undang dan Peraturan Perikanan Penting di Indonesia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 454 Tabel Beberapa Ketentuan Pidana bagi Mereka yang Merusak Sum-ber Daya Ikan dan Lingkungannya dalam No. 31 Tahun 2004 . . 465 Tabel Perkembangan Produksi Kayu Hutan menurut Jenisnya ribu m3 di Indonesia, tahun 1995/1996 – 2006 . . . . . . . . . . . . . . . . . 478 Tabel Jumlah Ekspor Hasil Industri Kayu Olahan ribu ton dan Nilai Ekspor Hasil Industri Kayu Olahan juta dolar AS 1994-2005 . 479 Tabel Sejumlah Hak yang Berhubungan dengan Posisi yang Berbeda dalam Sistem Pengelolaan Sumber Daya . . . . . . . . . . . . . . . . . . 497 Table Daftar Peraturan, Kebijakan, dan Program Penting bagi Penge-lolaan Sumber Daya Hutan dan Konservasi Lingkungan di Indonesia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 507 Tabel Produk-Produk yang Disertifikasi sampai Oktober, 2002 Menggunakan Label FSC . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 539 Tabel Perkembangan Luas Reboisasi, Rehabilitasi Lahan, dan Reha-bilitasi Hutan Bakau di Indonesia ha Tahun 2002-2006 . . . . . 548 Tabel Potensi Benefit dan Output Kawasan Hutan dan Alternatif Metode Pengukuran atau Estimasinya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 597 Tabel Produksi Tahunan Tahun Kalender Menurut Jenis Bahan Tambang di Indonesia Tahun 2003-2007 . . . . . . . . . . . . . . . . . . 610 Tabel Pengadaan dan Penggunaan Menurut Jenis Tambang non-Migas di Indonesia 2003-2007 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 611 Tabel Perkembangan Neraca Energi Seluruhnya di Indonesia Terajoule Periode 2001-2005 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 615 Tabel Nilai Output Berbagai Jenis Bahan Tambang Non-Migas di Indonesia tahun 2003-2007 jutaan rupiah . . . . . . . . . . . . . . . . 616 Tabel Nilai Output, Biaya Antara dan Nilai Tambah Perusahaan Pertambangan Migas dan Non-Migas di Indonesia 2003-2007. . 617 Tabel Besar dan persentase total biaya pemulihan/tata lingkungan serta total iuran pertambangan terhadap total nilai output pertambangan Non Migas 2003-2007 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 619 Tabel Potensi Dampak Lingkungan dari Aktivitas Pertambangan . . . 623 Tabel Potensi Dampak Lingkungan pada Berbagai Tahap Pelaksana-an Usaha Pertambangan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 624 Tabel Ragam Masalah Lingkungan dan Masalah Sosial dalam Berbagai Jenis dan Tipe Tambang di Indonesia . . . . . . . . . . . . 627 Tabel Estimasi Biaya dan Benefit Tahunan Kegiatan Pertambangan di Indonesia jutaan US$ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 630 Tabel Undang-Undang dan Regulasi terkait Bidang Pertambangan di Indonesia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 653 Tabel Isu-Isu Lingkungan Pertambangan serta Rekomendasi Kebi-jakan Penanganan Jangka Pendek dan Jangka Panjang . . . . . . . 655 Tabel Pembayaran Pajak dan Royalti PT NNT 2006-2007 . . . . . . . . . 667 Tabel Predikat PROPER bagi Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan di Indonesia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 678 Tabel Kategorisasi Instrumen Kebijakan Bagi Pengembangan Energi yang Bisa Diperbaharui . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 688 Tabel Proporsi Beban Emisi dari Kendaraan Bermotor per Kapita kg/kapita/tahun dan per PDB 2000-2007 . . . . . . . . . . . . . . . . . 712 Tabel Perkembangan Standar Emisi atau Polusi di Malaysia . . . . . . . 715 Tabel Undang-Undang, Peraturan, dan Keputusan Pemerintah dalam Pengendalian Berbagai Tipe Polusi di Indonesia . . . . . . . . . . . . 718 Tabel Beberapa Pro dan Kontra tentang Izin yang Diperdagangkan Vs Pajak Lingkungan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 752 Tabel Nilai dari Bukan Pengguna Langsung dari beberapa Kategori Benefit Kebijakan Lingkungan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 803 Tabel Kelebihan dan Kelemahan Kelima Metode Penentuan Nilai WTP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 811 Tabel Pendekatan-Pendekatan dalam SPEM . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 825 Tabel Perbandingan Isi dan Struktur informasi dalam CVM dan SCM 826 Tabel Perbandingan antar Metode Valuasi Ekonomi Barang Ling-kungan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 844 Tabel Isu-Isu Lingkungan dan Organisasi Pemerintah . . . . . . . . . . . . . 864 Tabel Beberapa Poin Penting dalam UU Pemerintah Daerah No. 32 Tahun 2004 mengenai Pengaturan Kewenangan Pusat dan Daerah Khususnya dalam mASALAH Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 870 xx Tabel Beberapa Poin Penting dalam UU RI No. 33 Tahun 2004 ten-tang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah dan Pemerin-tah Daerah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 874 Tabel Komposisi Pembagian Penerimaan Negara dari Sumber Daya hutan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Pro-pinsi/Kabupaten/Kota . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 881 Tabel Sumber Penerimaan Pemerintah dari Pertambangan serta Per-imbangan Bagi Hasil antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Menurut UU 33/2004 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 891 DAFTAR KOTAK Kotak Beberapa Prinsip Deklarasi Rio 1992 yang berkaitan dengan kewajiban negara untuk mewujudkan pembangunan berke-lanjutan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 46 Kotak Tragedi Sumber daya Bersama Kasus Ancaman Kepu-nahan Rusa di Kawasan Pegunungan Tambora, Pulau Sumbawa, NTB, Indonesia . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . 145 Kotak Poin-poin Penting yang Terkait dengan Sanksi Adminis-tratif Bagi Pelanggaran Terhadap Izin Lingkungan . . . . . . 245 Kotak Poin-Poin Penting tentang Instrumen Ekonomi Ling-kungan Hidup Yang termaktub dalam UU No. 32/2009 Paragraf 8 Pasal 42 dan 43 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 252 Kotak Peran Masyarakat dalam Pengendalian dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam UU 32/2009 yang tertuang pada Bab XI, Pasal 70.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 255 Kotak Tiga Mekanisme Fleksibel dalam Protokol Kyoto . . . . . . . 269 Kotak Sejarah Singkat Intensifikasi Pertanian Pangan di Indonesia 318 Kotak Problema Nitrat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 331 Kotak Ketentuan Wajib Usaha dan/atau Kegiatan Pengelolaan Perikanan Terkait dengan Kebijakan Kontrol Langsung Pemerintah dalam UU No. 31/2004 Tentang Perikanan . . . 410 Kotak Butir-Butir Penting dalam Kebijakan Konservasi Sumber Daya Ikan di Indonesia PP 60/2007 . . . . . . . . . . . . . . . . . . 459 Kotak Ragam Fungsi Sumber Daya Hutan . . . . . . . . . . . . . . . . . . 476 Kotak Kasus Degradasi Sumber Daya Hutan pada Kawasan Gunung Rinjani, Lombok . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 483 Kotak Lima Tahap Proses Sertifikasi Hutan Indonesia oleh LEI . . 533 Kotak Perkembangan Status Aktivitas Proyek CDM . . . . . . . . . . . 580 xx Kotak Beberapa Kewajiban Pemegang IUP dan IUPK menurut UU 04/2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara . 657 Kotak Potensi Pendapatan Negara dan Daerah dari Pertambangan Mineral dan Batubara sesuai dengan UU No. 4/2009 . . . . . 666 Kotak Penutupan Tambang dan Reklamasi pada Pertambangan Emas Kelian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 670 Kotak Sanksi Administratif Hukuman Pidana Pelanggaran Keten-tuan dalam Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 . . . . . . . . . . 676 Kotak Poin-Poin Penting Tentang Kebijakan Pertambangan Rak-yat Dalam Uu 4/2009 Pasal 66-73 . . . . . . . . . . . . . . . . . . 685 ... The Contingent Valuation Method CVM analysis is used to determine the willingness to pay WTP from the community [11]. This analysis is an approach based on a survey by knowing the willingness to pay directly from respondents. ...Watersheds has essential functions in human life and other living things that include hydrological and ecological functions. However, the number of critical watershed conditions are increasing and resulting in the degradation of the watershed function. The number of critical watersheds according to the 2009 forestry ministerial decree is 108 watersheds including Garang watershed. The landscape degradation of the upper areas will significantly affect hydrological conditions in downstream areas. Payment for environmental services PES is one of the alternatives of watershed management that combines interests in the upstream - downstream watersheds, especially in the form of water distribution. This study aims to identify important factors or criteria needed, especially related to the water environment services as a part of the integrated watershed management. The qualitative and quantitative method was used in this study with descriptive and CVM analysis used through the review literature, interview and survey. The analysis identifies important factors for PES in a sustainable watershed management which include its context, actors, financing systems, operations, and monitoring evaluation. The study also shows that some factors need improvement such as context local regulation, actors public understanding of the PES mechanism, operation planning design, and low willingness to pay for PES implementation in Garang watershed. By properly defining the criteria of PES, watershed management can be managed in a way that the upper and downstream areas can be linked in an integrated way.... Method of travel expenses Travel Cost Method was performed using the information about the amount of money or costs incurred and time spent to reach a place of recreation for estimating the value of the benefits of the change effort the environmental quality of recreational areas visited Yakin, 1997. In addition to the costs incurred by tourists there are also factors that can affect the number of tourists to pay a visit to an attraction that is the length of time it takes to travel from their homes to the attraction. ... Endah SaptutyningsihRini SelvianaEcotourism, as an alternative tourism, involves visiting natural areas in order to learn, to study or to carry out activities environmentally friendly, that is a tourism based on the nature experience which enables the economic and social development of local communities. Ecotourism encourages rural economics and provides benefits to income and employment generation. It is considered as an alternative for enhancing rural lifestyle and for leading positive changes in the distribution of income. One of the area which has ecotourism site in Indonesia is Karangkamulyan site, Ciamis District of West Java. There is a tourist attraction that not only offers natural beauty, history and cool atmosphere, it also serves as a place of education and research on the history in the field of archeology. This attraction should receive special attention from the local government so that the tourists and local people also get the benefits. Ecotourism can be classified as possessing public goods-type characteristics, and as such, welfare benefit estimates must utilize non-market valuation techniques. This study employs the travel cost method and contingent valuation method. Travel cost and contingent valuation methods are applied to the problem of estimating the potential consumer surplus available to tourists from ecotourism in Ciamis. The results are compared with contingent valuation analysis of willingness-to-pay of tourists in their current trip to ecotourism sites of Ciamis. The result of travel cost method indicates that tourists' average travel cost is estimated at no more than one hundred thousand rupiahs. The contingent valuation method concludes that the tourists' average willingness to pay in their trip to ecotourism sites of Ciamis is are about IDR 6,800 in average.... Natural resources for energy supply such as oil, natural gas, uranium and coal can be classified as non renewable resources due to their natural production process is slower that their total utilization rate [14]. The coal resource in East Kalimantan exists in the surface of the soil so that mining technology used is open pit mining [15]. ...Lutfhan Hadi Priambodo Mukhamad Najibp>Perkembangan era modern dan peningkatan Produk Domestik Bruto PDB per kapita mengubah perilaku konsumsi masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia menyadari pentingnya hidup sehat dengan mengkonsumsi sayuran organik. Kenaikan biaya produksi sebagai akibat dari peningkatan kualitas produk menyebabkan harga jual sayuran organik di pasaran meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen yang melakukan pembelian sayuran organik dengan menggunakan analisis deskriptif, menghitung nilai kesediaan membayar WTP konsumen dengan menggunakan metode Contingent Valuation Method CVM, dan menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan membayar menggunakan Structural Equation Modelling SEM dengan LISREL. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai rata-rata WTP untuk kol sebesar Rp 18 738, selada sebesar Rp brokoli sebesar Rp 40 250, pakchoy sebesar Rp 24 368 dan wortel sebesar Rp 19 820. Sikap dan hambatan berpengaruh signifikan pada WTP sedangkan Socio Economic Status SES tidak memiliki pengaruh signifikan. Kata kunci CVM, sayuran organik, SEM, WTP Addinul YakinABSTRAK Hutan di kawasan ASEAN mempunyai peranan vital bagi pembanguan sosial, ekonomi dan ekologis kawasan dan global. Namun demikian, kawasan ini menghadapi tekanan yang besar akibat deforestasi dan degradasin hutan yang masih mengkhawatirkan. Upaya-upaya kolektif secara internasional dan regional telah berkembang dengan lahirnya Protokol Kyoto dengan Mekanisme Pembangunan Bersih CDM pada 1997 di bawah UNFCCC. Proyek-proyek aforestasi dan reforestasi A/R CDM dan REDD+ dapat menyediakan ragam benefit bagi negara-negara ASEAN kalau berpartisipasi baik dalam pasar timber maupun pasar karbon. Secara kolektif, negara-negara ASEAN telah mengembangkan serangkain kebijakan baik penguatan kelembagaan internal ASEAN antara lain ASEAN Multi-Sectoral Framework on Climate Change Agriculture and Forestry Towards Food Security AFCC, the Forest Monitoring for Action-FORMA dibawah the Center for Global Development CGD, serta memperkuat inteaksi yang positif dengan the United Nation Forum on Forests UNFF ASEAN antara lain dengan terbentuknya Caucus on Forestry di bawah the UNFF, serta mengoptimalkan pemanfaatan mekanisme multilateral dan bilateral yang tersedia dalam menyiapkan, melaksanakan, serta perwujudan pembayaran karbon dalam konteks REDD+. Dengan skenario menghindari deforestasi sebesar 50 % dengan harga US$ 5 per ton CO 2 , kawasan ASEAN akan memperoleh sebesar US$ juta 96% dari 10 negara dengan potensi REDD+ tertinggi. Estimasi pembiayaan dari alokasi global tahun 2010-2012, negara-negara ASEAN akan memperoleh pembiayaan sebesar US$ 701,70 juta, di mana US$527,88 juta 75,23 % dialokasikan untuk Indonesia berasal dari mekanisme multilateral dan bilateral. Hasil kajian yang ada tentang potensial benefit ekonomi dan lingkungan dari kebijakan dan program terkait REDD, termasuk potensi penerapan instrumen karbon cukup prospektif, tetapi masih harus terus dikaji terutama terkait dengan kelayakan implementasinya. Selain itu, ragam tantangan baik tataran internasional, regional, dan tingkat pelaksana, misalnya kontroversi internasional tentang faktor penyebab pemanasan global, kelayakan program A/R CDM, kompleksitas data dan informasi terkait, keberadaan CER, serta hak pemilik lahan kecil dalam menikmati benefit karbon, harus terus diupayakan jalan keluarnya bagi pencapaian tujuan pengelolaan hutan berkelanjutan. Kata Kunci deforestasi, perubahan iklim, pemanasan global, aforestasi, reforestasi, mekanisme pembangunan bersih CDM, pasar karbon, protokol AsnilKooswardhono MudikdjoSoedodo HardjoamidjojoAhyar IsmailThis study aims to formulate policies to preserve environment resources functions related to the use of lake. Descriptive method with survey techniques through observation is used to achieve those objectives, in-depth interviews with those who underĀ­stand the problem. Analysis of the data is done through three lines of activity simultaneously, which are data reduction, data presentation, and Development Mechanism................................ Kehutanan Dalam Konteks Mekanisme Pembangunan BersihKehutanan dalam konteks Mekanisme Pembangunan Bersih Clean Development Mechanism.................................. 556Green Certificate Market. Pasar Sertifikat HijauPasar Sertifikat Hijau Green Certificate Market........ 783Contingent Ranking MethodCRM........................................ Metode Ranking KontingenMetode Ranking Kontingen Contingent Ranking MethodCRM.......................................... 817Revealed Preference MethodMetode Estimasi Nilai Lingkungan Dengan Nilai Yang DitunjukkanMetode Estimasi Nilai Lingkungan dengan Nilai yang Ditunjukkan Revealed Preference Method............................. 830Metode . Harga HedonikMetode Harga Hedonik Hedonic Price Method........ 832UNDANG-UNDANG RI NO. 32 TAHUNLampiran 3 UNDANG-UNDANG RI NO. 32 TAHUN 2009........ 990Gambar Pertumbuhan Populasi Hewan dalam Setahun Dikaitkan dengan Daya Tampung........... Atau Daya DukungGambar Pertumbuhan Populasi Hewan dalam Setahun Dikaitkan dengan Daya Tampung atau Daya Dukung............. 123Tabel Perbedaan Mendasar antara Kelima Paradigma Pengelolaan Lingkungan dalam PembangunanDaftar Tabel..................... Xxxiiixxxiii DAFTAR TABEL Tabel Perbedaan Mendasar antara Kelima Paradigma Pengelolaan Lingkungan dalam Pembangunan....................... 30Beberapa Poin Penting dalam UU Pemerintah Daerah No. 32 Tahun 2004 mengenai Pengaturan Kewenangan Pusat dan Daerah Khususnya dalam mASALAH Pengelolaan Sumber Daya Alam.......................... Dan LingkunganTabel Beberapa Poin Penting dalam UU Pemerintah Daerah No. 32 Tahun 2004 mengenai Pengaturan Kewenangan Pusat dan Daerah Khususnya dalam mASALAH Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan............................ 870 DAFTAR KOTAK Kotak Masyarakat dalam Pengendalian dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam UU 32Xi Yang Tertuang Pada BabPeran Masyarakat dalam Pengendalian dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam UU 32/2009 yang tertuang pada Bab XI, Pasal 70................................... 255
Bab10 Koperasi. EKONOM untuk SMA dan MA I Jilid 1. 3. Bab 10 Koperasi. Tujuan Pembelajaran Dengan mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu: menjelaskan pengertian landasan, asas, tujuan, nilai, dan prinsip koperasi, menjelaskan jenis dan peran koperasi, menjelaskan organisasi dan pengelolaan koperasi, menjelaskan prosedur pendirian dan usaha
Ų§ŁŽŁ„Ų³ŁŽŁ‘Ł„Ų§ŁŽŁ…Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŽŲ©Ł اللهِ ŁˆŁŽŲØŁŽŲ±ŁŽŁƒŁŽŲ§ŲŖŁŁ‡ Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh Puji Syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang telah memberikan Rahmat, Karunia, Taufik dan Hidayah-nya kepada kita semua sehingga kita masih dapat hidup di Dunia ini, serta semoga kita semua selalu mendapat Inayah dan Lindungan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Ų¢Ł…ŁŁŠŁ’Ł† ŁŠŁŽŲ§ Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽ Ų§Ł„Ų¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ā€œAamiin ya Rabbal'alaminā€ ... Shalawat, Salam serta Taslim kepada sang Revolusioner Dunia, Junjungan Alam Nabi Besar Sayyidina Maulana Muhammad Shallawlahu Alaihi Wasallam yang telah membimbing kita dari zaman Kegelapan dan Kebodohan menuju zaman Terang Benerang, sangat jelas perbedaan antara Hak dan Bathil serta penuh dengan Ilmu Pengetahuan seperti saat ini. Pada Artikel ini kami akan membagikan Buku Elektronik / Digital E-Book format PDF EKONOMI Kelas X 10 untuk Siswa Sekolah Menegah Atas SMA atau Madrasah Aliyah MA yang dapat di download secara Gratis. Sebelum masuk ke Materi marilah kita membaca Taawuz Ų£ŁŽŲ¹ŁŁˆŲ°Ł ŲØŁŲ§Ł„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡Ł Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ų“ŁŽŁ‘ŁŠŁ’Ų·ŁŽŲ§Ł†Ł Ų§Ł„Ų±ŁŽŁ‘Ų¬ŁŁŠŁ…Ł ā€œA’udzu billahi minasy syaithonir rojiimā€ dan Basmalah بِسْمِ اللهِ Ų§Ł„Ų±ŁŽŁ‘Ų­Ł’Ł…Ł°Ł†Ł Ų§Ł„Ų±ŁŽŁ‘Ų­ŁŠŁ…Ł ā€œBismillahirraahmanirrahiimā€ Agar Bacaan yang dibaca menjadi Berkah dan Bermanfaat. Ų¢Ł…ŁŁŠŁ’Ł† ŁŠŁŽŲ§ Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽ Ų§Ł„Ų¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ā€œAamiin ya Rabbal'alaminā€ ... Berikut buku-bukunya, silahkan di Download Download - Buku Ekonomi Kelas X 10 SMA-MA, Bambang W & Aristanti W 2009 Buku Ekonomi Kelas X 10 SMA-MA, Ismawanto 2009 Download - Buku Ekonomi Kelas X 10 SMA-MA, Mintasih Indriayu 2009 Buku Ekonomi Kelas X 10 SMA-MA, Nurcahyaningtyas 2009 Download - Buku Ekonomi Kelas X 10 SMA-MA, Sri N M, Agus N & Leni P 2009 Download - Buku Ekonomi Kelas X 10 SMA-MA, Sukardi 2009 Download - Buku Ekonomi Kelas X 10 SMA-MA, Supriyanto & Ali Muhson 2009.pdf Alif MH File Size 2,09 MB Jika tidak terdownload otomatis silahkan klik Download Ulang. Dan jika link rusak silahkan lapor melalui halaman Contact Us. Buku Ekonomi Kelas X 10 SMA-MA, Yuli Eko 2009.pdf Alif MH File Size 4,41 MB Jika tidak terdownload otomatis silahkan klik Download Ulang. Dan jika link rusak silahkan lapor melalui halaman Contact Us. Demikian E-Books Ekonomi Kelas X 10 SMA/MA, kita akhiri dengan mebaca Hamdallah Ų§ŁŽ Ų§Ł„Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ لِلّٰهِ Ų±ŁŽŲØŁ‘Ł Ų§Ł„Ų¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ā€œAlhamdulillahirabbil ’Alaminā€. Selamat Belajar di Rumah Siswa-siswi Indonesia Khususnya Siswa SMAN 4 Kota Bima - By Ruflin,

Berikutinformasi sepenuhnya tentang download buku ekonomi alam s pdf. Segera Download Buku Ekonomi Kelas 12 Kurikulum 2013 Revisi 2016 Pdf Tersebut Dengan Klik Link Di Bawah Ini Yang Telah Disediakan. Buku sekolah elektronik fisika kelas x sma, utbk sbmptn, sbmptn 2020, bimbel. Download buku ekonomi kelas 10 alam s pdf bagian buku penting.

Ekonomi untuk SMA/MA kelas X Oleh Alam S. 2 EKONOM untuk SMA dan MA I Jilid 1 10 Ba b Koperasi Bab 10 Koperasi EKONOM untuk SMA dan MA I Jilid 1 3 Bab 10 Koperasi Tujuan Pembelajaran Dengan mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu ā— menjelaskan pengertian landasan, asas, tujuan, nilai, dan prinsip koperasi, ā— menjelaskan jenis dan peran koperasi, ā— menjelaskan organisasi dan pengelolaan koperasi, ā— menjelaskan prosedur pendirian dan usaha pengembangan koperasi, ā— menjelaskan koperasi sekolah, dan ā— menghitung pembagian Surplus Hasil Usaha. Nilai dan Karakter Bangsa Nilai-nilai yang dapat dikembangkan setelah mempelajari bab ini adalah jujur, toleransi, demokratis, bersahabat, komunikatif, cinta damai, dan gemar membaca. • Koperasi • Anggaran rumah Kata tangga Kunc • Selisih hasil usaha i • Anggaran dasar • Rapat anggota • Koperasi sekolah • Pengurus koperasi sekolah • Pengawas koperasi sekolah 4 EKONOM untuk SMA dan MA I Jilid 1 Bab 10 Koperasi A. Pengertian, Landasan, Asas, Tujuan, Nilai, dan Prinsip Koperasi 1. Pengertian Koperasi Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi. 5 EKONOM untuk SMA dan MA I Jilid 1 Landasan Pancasila dan UUD 1945 Prinsip a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. b. Pengawasan oleh anggota diselenggarakan secara demokratis. c. Anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi koperasi. d. Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom dan independen. e. Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi anggota, pengawas, pengurus, dan karyawannya, serta memberikan informasi kepada masyarakat tentang jati diri kegiatan, dan kemanfaatan koperasi. f. Koperasi melayani anggotanya secara prima dan memperkuat gerakan koperasi dengan bekerja sama melalui jaringan kegiatan pada tingkat lokal, nasional, regional, dan internasional. g. Koperasi bekerja untuk pembangunan berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakatnya melalui kebijakan yang disepakati Bab 10 Koperasi Tujuan Asas Kekeluargaan KOPERA SI Koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang demokratis dan Nilai berkeadilan. • Nilai yang mendasari kegiatan koperasi, yaitu kekeluargaan, menolong diri sendiri, bertanggung jawab, demokrasi, persamaan, berkeadilan, dan kemandirian. • Nilai yang diyakini anggota koperasi, yaitu kejujuran, keterbukaan, tanggung jawab, dan kepedulian terhadap orang lain. 6 EKONOM untuk SMA dan MA I Jilid 1 B. Jenis dan Peran Koperasi 1. Jenis Koperasi  Koperasi Konsumen menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan di bidang penyediaan barang kebutuhan.  Koperasi Produsen menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan di bidang pengadaan sarana produksi dan Bab 10 Koperasi 7 EKONOM untuk SMA dan MA I Jilid 1 Bab 10 Koperasi  Koperasi Jasa menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan jasa nonsimpan pinjam  Koperasi Simpan Pinjam Menjalankan usaha simpan pinjam sebagai satu-satunya usaha yang melayani anggota. Cipaganti adalah salah satu contoh koperasi yang bergerak di bidang pelayanan jasa 8 EKONOM untuk SMA dan MA I Jilid 1 Bab 10 Koperasi 2. Peran Koperasi Berperan nyata dalam menyusun perekonomian yang berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi yang mengutamakan kemakmuran masyarakat bukan kemakmuran orang-seorang. 9 EKONOM untuk SMA dan MA I Jilid 1 Bab 10 Koperasi C. Organisasi dan Pengelolaan Koperasi 1. Organisasi Koperasi  Struktur Internal Rapat Anggota Pengurus Pengelola Garis pertanggungjawaban Garis perintah Pengawas 10 EKONOM untuk SMA dan MA I Jilid 1  Struktur Esternal Bab 10 Koperasi Koperasi Induk Koperasi Induk Koperasi Induk Koperasi Induk Koperasi Induk Koperasi Induk Koperasi Induk Koper asi Primer Koper asi Primer Koper asi Primer Koper asi Primer Anggota Koperasi Primer Koper asi Primer 11 EKONOM untuk SMA dan MA I Jilid 1 Bab 10 Koperasi  Modal Koperasi Modal koperasi terdiri dari setoran pokok dan sertifikat modal koperasi sebagai modal awal. Selain itu, modal koperasi juga berasal dari 1. Hibah 2. Modal penyertaan 3. Modal pinjaman dari anggota 4. Sumber lain yang sah 12 EKONOM untuk SMA dan MA I Jilid 1 Bab 10 Koperasi 2. Pengelolaan Koperasi  Rapat Anggota Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi dalam koperasi.  Pengurus Koperasi Pengurus dipilih dari dan oleh anggota koperasi pada saat rapat anggota.  Pengawas Koperasi Pengawas dipilih dari dan oleh anggota pada Rapat Anggota. Pengawas diangkat untuk jangka waktu tertentu dan dapat diangkat kembali. 13 EKONOM untuk SMA dan MA I Jilid 1 Bab 10 Koperasi D. Prosedur Pendirian dan Usaha Pengembangan Koperasi 1. Prosedur Pendirian Koperasi Rapat pembentukan koperasi Pendirian koperasi dilakukan dengan akta pendirian koperasi yang dibuat oleh notaris. Koperasi memperoleh pengesahan sebagai badan hukum setelah akta pendirian koperasi disahkan oleh menteri. 14 EKONOM untuk SMA dan MA I Jilid 1 Bab 10 Koperasi 2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kehidupan  KesadaranKoperasi berkoperasi  Pengetahuan dan keterampilan pengurus  Modal  Peran pemerintah 3. Usaha Pengembangan Koperasi  Memberikan penyuluhan tentang koperasi  Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pengurus  Meningkatkan permodalan koperasi 15 EKONOM untuk SMA dan MA I Jilid 1 Bab 10 Koperasi E. Koperasi Sekolah Ciri-ciri koperasi  Koperasi sekolah diakui dan didirikan oleh sekolah pemerintah melalui surat keputusan dari beberapa menteri  Masa keanggotaan siswa akan berakhir jika siswa sudah lulus atau keluar dari sekolah  Penyelenggaraan koperasi sekolah disesuaikan dengan jam pelajaran  Sarana bagi siswa untuk mengembangkan diri sebagai makhluk intelektual dan sosial  Jika memungkinkan, anggota dan pengurus 16 EKONOM untuk SMA dan MA I Jilid 1 Bab 10 Koperasi F. Selisih Hasil Usaha dan Dana Cadangan 1. Pengertian SHU adalah surplus hasil usaha yang diperoleh dari hasil usaha atau pendapatan koperasi dalam satu tahun buku setelah dikurangi dengan pengeluaran atas berbagai beban usaha. 17 EKONOM untuk SMA dan MA I Jilid 1 Bab 10 Koperasi SHU disisihkan terlebih dahulu untuk dana cadangan. Sisanya digunakan seluruhnya atau sebagian untuk  Anggota sebanding dengan transaksi usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota.  Anggota sebanding dengan sertifikat modal koperasi yang dimiliki.  Pembayaran bonus kepada pengawas, pengurus, dan karyawan.  Pembayaran kewajiban kepada dana pembangunan koperasi dan kewajiban lainnya; dan/atau penggunaan lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar. 18 EKONOM untuk SMA dan MA I Jilid 1 Bab 10 Koperasi  Jika hasil usaha defisit, koperasi dapat menggunakan dana cadangan berdasarkan Rapat Anggota.  Jika dana cadangan tidak cukup, defisit diakumulasikan dan dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja koperasi pada tahun berikutnya.  Jika defisit hasil usaha terjadi pada koperasi simpan pinjam, anggota wajib menyetor tambahan sertifikat modal koperasi.  Koperasi harus menyisihkan surplus hasil usaha untuk dana cadangan paling sedikit 20% dari nilai sertifikat modal koperasi. 19 EKONOM untuk SMA dan MA I Jilid 1 Bab 10 Koperasi SHU koperasi terdiri atas  Surplus Hasil Usaha atas jasa modalini mencerminkan anggota sebagai Pembagian pemilik sekaligus pengguna, karena jasa atas modal tetap diterima dari koperasi sepanjang koperasi menghasilkan SHU pada tahun buku yang bersangkutan.  Surplus Hasil Usaha atas jasa usahaini menegaskan bahwa anggota Pembagian koperasi adalah sebagai pemilik dan pengguna atau pelanggan koperasi. 20 EKONOM untuk SMA dan MA I Jilid 1 Bab 10 Koperasi Prinsip-Prinsip Pembagian SHU  SHU bersumber dari anggota.  Anggota sebanding dengan sertifikat modal koperasi yang dimiliki.  SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang dilakukan anggota sendiri.  Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan.  SHU anggota dibayar secara tunai. 21 EKONOM untuk SMA dan MA I Jilid 1 Bab 10 Koperasi Good Job!

Jawabansoal ekonomi kelas 10 bab 5 guru. Oikonomia mengandung arti aturan yang berlaku untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam suatu rumah tangga. Kunci jawaban sejarah peminatan pr lks intan pariwara (3 mb) download. Admin dari blog info berbagi buku 2020 juga mengumpulkan gambar gambar lainnya terkait download buku ekonomi alam s pdf dibawah ini.

05 Nov, 2021 terjual 54 buku ekonomi untuk sma kelas x . Ekonomi untuk sma/ma kelas xii kurikulum 2013 jilid 3, oleh 1 ekonomi untuk sma/ma kelas x oleh Ilmu pengetahuan sosial untuk smk dan mak kelas xi, jilid 2. Ekonomi kelas 1 sma kelompok peminatan penulis alam s penerbit erlangga esis jual ekonomi peminatan 1 sma kelas x k13n Ekonomi Kelas Xi Kurikulum 2013 Pdf Nasi from terjual 54 buku ekonomi untuk sma kelas x . Buku paket ekonomi kelas 10 kurikulum 2013 pdf alam s contoh makalah. Download buku ekonomi kelas 10 kurikulum 2013 alam rudianto. Ekonomi untuk sma/ma kelas xii kurikulum 2013 jilid 3, oleh Ekonomi kelas 1 sma kelompok peminatan penulis alam s penerbit erlangga esis jual ekonomi peminatan 1 sma kelas x k13n Buku ekonomi sma kelas x 10 1 esis alam s. Buku merupakan sumber belajar yang. Ekonomi kelas xi oleh mimin nur aisyah dkk. Buku ekonomi sma kelas x 10 1 esis alam s. Buku ekonomi untuk sma ma kelas x peminatan kur 13 revisi. Buku ekonomi sma kelas x 10 1 esis alam s. Your buku ekonomi kelas 10 kurikulum 2013 pdf images are ready. Download buku ekonomi kelas 11 kurikulum 2013 pdf alam s. Buku siswa ekonomi untuk sma/ma kelas xi kurikulum 2013 kelompok peminatan. Buku ekonomi kelas 10 kurikulum 2013 pdf are a topic that is being searched . Ilmu pengetahuan sosial untuk smk dan mak kelas xi, jilid 2. Alam 2 10 ba b3 3 tujuan pembelajaran dengan mempelajari bab ini, anda diharapk. 1 ekonomi untuk sma/ma kelas x oleh terjual 54 buku ekonomi untuk sma kelas x . Ekonomi kelas 1 sma kelompok peminatan penulis alam s penerbit erlangga esis jual ekonomi peminatan 1 sma kelas x k13n Ekonomi kelas xi oleh mimin nur aisyah dkk. Ekonomi untuk sma/ma kelas xii kurikulum 2013 jilid 3, oleh Download buku ekonomi kelas 11 kurikulum 2013 pdf alam s. Ekonomi untuk sma/ma kelas xii kurikulum 2013 jilid 3, oleh Alam 2 10 ba b3 3 tujuan pembelajaran dengan mempelajari bab ini, anda diharapk. 1 ekonomi untuk sma/ma kelas x oleh Buku merupakan sumber belajar yang. Download Buku Ekonomi Kelas 10 Esis Penulis Alam S Info Terkait Buku from Buku ekonomi untuk sma ma kelas x peminatan kur 13 revisi. Buku ekonomi kelas 10 kurikulum 2013 pdf are a topic that is being searched . Buku paket ekonomi kelas 10 kurikulum 2013 pdf alam s contoh makalah. Ekonomi kelas xi oleh mimin nur aisyah dkk. Alam 2 10 ba b3 3 tujuan pembelajaran dengan mempelajari bab ini, anda diharapk. Ekonomi kelas 1 sma kelompok peminatan penulis alam s penerbit erlangga esis jual ekonomi peminatan 1 sma kelas x k13n Ilmu pengetahuan sosial untuk smk dan mak kelas xi, jilid 2. Buku merupakan sumber belajar yang. Ilmu pengetahuan sosial untuk smk dan mak kelas xi, jilid 2. 1 ekonomi untuk sma/ma kelas x oleh Ekonomi kelas 1 sma kelompok peminatan penulis alam s penerbit erlangga esis jual ekonomi peminatan 1 sma kelas x k13n Download buku ekonomi kelas 11 kurikulum 2013 pdf alam s. Alam 2 10 ba b3 3 tujuan pembelajaran dengan mempelajari bab ini, anda diharapk. Buku ekonomi kelas 10 kurikulum 2013 pdf are a topic that is being searched . Your buku ekonomi kelas 10 kurikulum 2013 pdf images are ready. Ekonomi kelas xi oleh mimin nur aisyah dkk. Buku siswa ekonomi untuk sma/ma kelas xi kurikulum 2013 kelompok peminatan. Download buku ekonomi kelas 10 kurikulum 2013 alam rudianto. Buku paket ekonomi kelas 10 kurikulum 2013 pdf alam s contoh makalah. Ilmu pengetahuan sosial untuk smk dan mak kelas xi, jilid 2. Ekonomi untuk sma/ma kelas xii kurikulum 2013 jilid 3, oleh terjual 54 buku ekonomi untuk sma kelas x . Ekonomi kelas xi oleh mimin nur aisyah dkk. Alam 2 10 ba b3 3 tujuan pembelajaran dengan mempelajari bab ini, anda diharapk. Download buku ekonomi kelas 11 kurikulum 2013 pdf alam s. Buku ekonomi untuk sma ma kelas x peminatan kur 13 revisi. Ekonomi kelas 1 sma kelompok peminatan penulis alam s penerbit erlangga esis jual ekonomi peminatan 1 sma kelas x k13n Download Buku Ekonomi Kurikulum 2013 Kelas 10 from Download buku ekonomi kelas 11 kurikulum 2013 pdf alam s. 1 ekonomi untuk sma/ma kelas x oleh Buku merupakan sumber belajar yang. Buku ekonomi sma kelas x 10 1 esis alam s. Your buku ekonomi kelas 10 kurikulum 2013 pdf images are ready. Download buku ekonomi kelas 10 kurikulum 2013 alam rudianto. Buku siswa ekonomi untuk sma/ma kelas xi kurikulum 2013 kelompok peminatan. Buku paket ekonomi kelas 10 kurikulum 2013 pdf alam s contoh makalah. Buku merupakan sumber belajar yang. Ilmu pengetahuan sosial untuk smk dan mak kelas xi, jilid 2. Buku siswa ekonomi untuk sma/ma kelas xi kurikulum 2013 kelompok peminatan. terjual 54 buku ekonomi untuk sma kelas x . Buku ekonomi untuk sma ma kelas x peminatan kur 13 revisi. Ekonomi kelas 1 sma kelompok peminatan penulis alam s penerbit erlangga esis jual ekonomi peminatan 1 sma kelas x k13n Ekonomi untuk sma/ma kelas xii kurikulum 2013 jilid 3, oleh Buku ekonomi sma kelas x 10 1 esis alam s. Ekonomi kelas xi oleh mimin nur aisyah dkk. Buku ekonomi kelas 10 kurikulum 2013 pdf are a topic that is being searched . Download buku ekonomi kelas 11 kurikulum 2013 pdf alam s. Your buku ekonomi kelas 10 kurikulum 2013 pdf images are ready. Download buku ekonomi kelas 10 kurikulum 2013 alam rudianto. Alam 2 10 ba b3 3 tujuan pembelajaran dengan mempelajari bab ini, anda diharapk. Download Buku Ekonomi Kelas 10 Kurikulum 2013 Pdf Alam S - Buku Ekonomi Kelas 10 Kurikulum 2013 Pdf Alam S Contoh Makalah - Ekonomi kelas xi oleh mimin nur aisyah dkk.. Your buku ekonomi kelas 10 kurikulum 2013 pdf images are ready. Download buku ekonomi kelas 10 kurikulum 2013 alam rudianto. terjual 54 buku ekonomi untuk sma kelas x . Buku ekonomi untuk sma ma kelas x peminatan kur 13 revisi. Ekonomi kelas 1 sma kelompok peminatan penulis alam s penerbit erlangga esis jual ekonomi peminatan 1 sma kelas x k13n 44 terjual 54 buku ekonomi untuk sma kelas x download buku ekonomi kelas 10 alam s pdf. Buku ekonomi sma kelas x 10 1 esis alam s. DownloadPdf Buku Ekonomi Kelas 11 Alam S PDF 1400 MB - SamPDF Unduh Pdf Buku Ekonomi Kelas 11 Alam S PDF secara gratis di SamPDF. Buku guru dan buku siswa kurikulum 2013 dilengkapi dengan materi pelatihan kurikulum 2013 tahun 2016 untuk jenjang sma. Download Full PDF Package.
Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free The only way forward, if we are going to improve the quality of the environment, is to get everybody RogersBritish ArchitectThe conservation of natural resources is the fundamental problem. Unless we solve that problem, it will avail us little to solve all Roosevelt US President4 October 1907Dr. Dra. Wahyunindyawati, MP dan Dr. Ir. Dyanasari, MBA 15 Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan16 Ekonomi Sumberdaya Alam dan LingkunganOleh MP dan Dyanasari, MBA17 Kata PengantarDalam kondisi jumlah penduduk dunia yang hampir 7 miliar, memang menjadi lebih sulit untuk menemukan tempat di bumi yang tidak terpengaruh oleh polusi dan pembangunan manusia. Manusia sering lupa memperhatikan lingkungan jika unsur ekonomi muncul ke depan. Inilah perlunya mempelajari Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan, bahwa faktor ekonomi dalam memberdayakan sumberdaya alam bukanlah hal yang semata-mata diperhatikan sementara faktor lingkungan Sumberdaya Alam dan Lingkungan merupakan pengetahuan yang penting untuk diketahui oleh seluruh penduduk dunia, terlebih bagi warga terpelajar yang dinilai mempunyai pengetahuan lebih dari masyarakat awam. Pelajar dan mahasiswa harus lebih paham dan mengerti mengapa sumberdaya alam dan lingkungan harus dilindungi agar bumi tidak berakhir lebih awal dari seharusnya. Kondisi alam dan lingkungan saat ini demikian krusial sehingga sangat memerlukan perhatian yang lebih dari sekedar mengerti, tetapi juga sangat membutuhkan tindakan riil untuk turut menjaganya. Dengan pengetahuan ini pastinya para mahasiswa akan terbuka wawasannya dan mencoba untuk turut bertindak dalam kehidupan tulisan ini terdapat kata-kata yang tetap tertulis dalam bahasa Inggris untuk memudahkan mahasiswa memahami pengertian awal jika kemudian akan mencari referensi lebih jauh tentang hal itu. Tulisan ini mengambil informasi dari media internet yang sarat dengan pengetahuan baru dan mudah-mudahan berguna bagi pembaca. Kritik dan saran sangat DAFTAR GAMBARPenulisI. Natural Resources Apakah Natural Resources ituNatural Resources adalah semua sumberdaya yang ada di bumi tanpa tindakan manusia, termasuk semua material yang mempunyai sifat-sifat seperti magnit, gravitasi, dan materi yang bermuatan listrik dan daya/tenaga. Sebagai contoh yang ada di bumi sinar matahari, atmosfir, air, tanah termasuk semua kandungan di dalamnya, sekaligus semua vegetasi dan hewan yang hidup secara alamiah dalam habitat Jenis Natural ResourcesJenis sumberdaya alam, yakni Biotic – merupakan sumberdaya yang diperoleh dari biosphere materi yang hidup di bumi dan bersifat organik, seperti hutan dan hewan di dalamnya, termasuk semua material yang dapat diperoleh dari hutan. Bahan bakar yang berasal dari fosil seperti batubara dan minyak termasuk dalam kategori ini karena terbentuk dari materi organik yang mengendap dalam bumiAbiotic – merupakan sumber daya yang berasal dari materi yang tidak hidup dan bersifat non-organik, termasuk di dalamnya tanah, udara segarfresh air, air, dan zat metal seperti emas, besi, perunggu, perak, dll. 19 Berdasarkan fungsinya, sumberdaya disebut sebagai sumberdaya potensial apabila sumberdaya itu terkandung dalam suatu wilayah dan dapat digunakan di masa depan, contohnya minyak bumi yang sudah diproses. Adapun sumberdaya aktual adalah sumberdaya yang telah disurvei berapa jumlahnya, bagaimana kualitasnya dan sedang digunakan pada saat ini, contohnya kayu yang telah diproses dan tergantung dengan teknologi apa yang digunakan sehingga terkait dengan biaya yang dikeluarkan Reserve resources disebut sebagai sumberdaya cadangan, merupakan sumberdaya aktual yang dapat dibentuk keuntungannya di masa depan. Adapun Stock resources atau sumber daya stok persediaan yakni sumber daya yang telah disurvei namun tidak dapat digunakan karena langkanya teknologi. Contoh Hydrogen. Selanjutnya, berdasarkan daya/kemampuan memperbaharui, sumber daya ini disebut sebagai sumberdaya yang mampu memperbaharui ā€œrenewableā€ dan sumberdaya alam yang dikategorikan ā€œnon-renewableā€ tidak dapat diperbarui. Renewable resources – adalah sumberdaya yang dapat diisi kembali secara alamiah, contohnya sinar matahari, udara, angin, dll yang mempunyai sifat ā€œtersediaā€ secara kontinyu dan jumlahnya berlebih dari kebutuhan dan konsumsi manusia. Non-renewable resources – merupakan sumberdaya yang tidak terbentuk kembali di alam dan jikalau terbentuk, hal ini memerlukan proses yang cukup lama, contohnya bahan tambang/mineral dan minyak bumi. Hal ini karena terbentuknya bahan tersebut memerlukan waktu hingga jutaan tahun. Beberapa bahan yang non renewable ada yang jumlahnya cenderung menurun meski tanpa campur tangan manusia, contohnya elemen radio aktif seperti Uranium, yang secara alamiah akan berubah menjadi metal. Namun demikian, jika sudah 20 terbentuk menjadi padat/metal, maka dapat digunakan kembali re-use dengan proses recycling, kecuali batubara dan minyak bumi tidak dapat di-recycling. Apakah Economics of Natural Resources and Environment ituEconomics of Natural Resources itu adalah pendayagunaan sumberdaya alam secara ekonomi, yang berarti sumberdaya alam yang dimanfaatkan secara ekonomi namun harus memperhatikan unsur-unsur pendayagunaan sumberdaya alam secara benar dan memperhatikan lingkungan. Sumberdaya EkonomiDalam ekonomi, sumberdaya didefinisikan sebagai suatu asset selain uang yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Ilmu Ekonomi sendiri didefinisikan sebagai suatu studi tentang bagaimana manusia mengelola sumberdaya yang terbatas. Ilmu Ekonomi klasik menandai 3 kategori sumber daya yang dikenal sebagai faktor produksi yakni tanah, tenaga kerja dan modal. Tanah yang termasuk sebagai sumberdaya alam, dipandang sebagai tempat berproduksi sekaligus sebagai sumber dari bahan baku. Tenaga kerja atau human resources merupakan upaya manusia menyediakan tenaga untuk menciptakan produk, melalui pembayaran upah. Modal terdiri dari bahan hasil karya manusia atau alat produksi mesin, bangunan dan infrastruktur lainnya yang digunakan dalam memproduksi barang dan jasa, yang dibayar dengan bunga bank. Dalam Biologi dan Ekologi, suatu sumberdaya merupakan suatu substansi yang dibutuhkan oleh suatu organisme yang hidup untuk dapat tumbuh, mempertahankan diri, dan reproduksi sebagaimana dalam proses sumberdaya biologi. Sumberdaya, seperti pakan makanan, air, atau tempat bernaung, dapat dikonsumsi oleh suatu organisme sehingga tidak dapat dihuni oleh organisme lain. Bagi hewan, kunci sumber daya adalah pakan makanan, air dan territory wilayah 21 kekuasaan. Bagi tanaman, kunci sumber daya adalah sinar matahari, nutrisi tumbuh, air dan tempat untuk tumbuh. Tenaga Kerja Labor atau Human ResourcesDalam ilmu ekonomi, tenaga kerja labour atau human resources merujuk kepada upaya manusia menghasilkan barang dan jasa. Pengertian human resources dapat didefinisikan dalam konteks skills keterampilan, energy, talent bakat, abilities kemampuan dan knowledge pengetahuan. Dalam konteks suatu project management, human resources merupakan para pekerja yang bertanggung jawab melaksanakan aktivitas yang telah dirumuskan dalam project plan rencana kerja proyek. Capital or infrastructureDalam ilmu ekonomi, modal capital berarti already-produced durable goods barang/alat tahan lama yang sudah jadi yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa goods or services. Intinya, capital merujuk kepada human-made resources created using knowledge sumberdaya manusia yang terlatih menciptakan sesuatu dengan ilmu pengetahuan dan berdasar pengalaman akan kepentingan atau nilai tertentu expertise based on utility or perceived value. Sebagai contoh modal termasuk bangunan, mesin-mesin, jalan raya, dan kapal-kapal. Sebagai sumber daya, modal barang mungkin tidak dikonsumsi, meski demikian mereka mempunyai penyusutan depreciation dalam proses produksinya dan umumnya modal mempunyai sifat terbatas dalam Perbedaan Fundamental antara Ekonomi dan EkologiDalam pemanfaatan sumberdaya alam yang memperhatikan lingkungan, terdapat 3 perbedaan mendasar antara ilmu ekonomi dan ilmu ekologi22 1 definisi sumberdaya ekonomi mengarah kepada human-centered anthropocentric sedangkan sumberdaya biologi atau ekologi mengarah kepada nature-centered biocentric atau ecocentric. Artinya, apabila sumberdaya alam digunakan oleh manusia, umumnya manusia hanya berorientasi kepada kebutuhan manusia saja, padahal sumberdaya alam itu harus tetap terjaga sebagai kebutuhan alam yang sepatutnya terpelihara secara utuh sebagaimana kondisi alam yang sesungguhnya;2 dalam pandangan ekonomi, keinginan beriringan dengan kebutuhan, sementara pandangan biologi, keinginan berarti basic biological needs. Artinya, meski manusia mempunyai keinginan yang tidak terbatas, hendaknya tetap menjaga kebutuhan dasar alam untuk tetap terjaga dalam kelengkapan lingkungan dan hayati;3 sistem secara ekonomi berdasar pada pasar yang berorientasi kepada nilai tukar bagi barang dan jasa, sementara sistem biologi berdasar pada proses tumbuh secara alamiah, pemeliharaan dan Top Ten Natural ResourcesDi bawah ini daftar sepuluh sumber daya alam yang paling utama, yang kini kondisinya cukup rawan dan kita dapat menjaganya agar sumber daya itu tidak lenyap. Salah satu caranya adalah dengan mengelola sumberdaya ini dengan baik, jika mungkin menciptakan sumberdaya baru agar sumber daya ini masih cukup tersedia untuk masa depan, meski sumberdaya ini dapat dimanfaatkan secara ekonomi Air Meski bumi terdiri sebagian besar dari air, namun hanya 1 – 2,5 % yang merupakan air segar/bisa dikonsumsi. Dari 2,5 % itu, hendaknya diupayakan agar dapat ditampung untuk dapat digunakan lagi. Air yang diupayakan digunakan ulang adalah air yang aman untuk diminum dan 23 dimasak. Sementara itu, banyak negara yang sibuk membangun pabrik pengolah air water treatment yang pada akhirnya menyebabkan perubahan cuaca/climate yang kemudian menyebabkan adanya pengaruh terhadap hujan dan es yang mencair saat musim dingin winter yang selanjutnya berpengaruh terhadap jumlah air yang diturunkan kembali kepada bumi sebagai cadangan persediaan reserve supplies of freshwater. Kini, banyak sekali perusahaan memproduksi air kemasan yang sebetulnya menambah beban kepada bumi akibat banyaknya pabrik. Hal inilah yang menjadi inisiatif untuk diajarkan agar air perlu digunakan dengan lebih baik. Demikian pula dengan banyaknya teknologi untuk mengekplorasi air bagi pertanian lahan kering, yang hendaknya dilaksanakan dengan lebih UdaraUdara bersih diperlukan bagi eksistensi kehidupan di bumi ini. Udara bersih juga diperlukan bagi tanaman-tanaman, hewan dan kehidupan binatang di alam bebas. Hal yang penting dilakukan adalah mengurangi polusi udara yang menurunkan kualitas lingkungan dan dapat menyebabkan masalah bagi kesehatan manusia. Terdapat sejumlah cara untuk menjaga udara tetap bersih dan mengurangi polusi udara, seperti menggunakan transportasi umum ketimbang kendaraan sendiri. BatubaraBatubara diestimasi mampu tersedia kurang dari 200 tahun lagi. Salah satu issue yang berkembang adalah negara-negara seperti China meningkatkan permintaan mereka sehingga persediaan/supply batubara akan habis lebih cepat. Batubara juga merupakan sumber pencemaran udara utama sehingga hal ini menjadi debat tentang regulasi penggunaan dalam 24 industri karena bahan bakar batubara dinilai sumber bahan bakar paling murah. Minyak bumiSecara umum diestimasi bahwa tingkat konsumsi minyak bumi hanya cukup hingga 30 – 40 tahun lagi. Sementara ini, banyak industri minyak yang mendorong untuk diperbolehkannya mencari sumber minyak baru sehingga banyak orang mempertanyakan bagaimana kondisi bumi jika minyak benar-benar habis sementara banyak sisa galian yang menganga akibat galian mencari minyak terdahulu. Sebagaimana diketahui, galian-galian mengekplorasi sumberdaya alam di bumi meninggalkan lubang-lubang yang sangat besar dan menganga sebagaimana terjadi di Kalimantan, Papua dan kondisi tersebut tidak dapat dikembalikan seperti semula. Meski jika ditemukan sumber minyak baru dan dapat digunakan metode ekstraksi minyak baru, namun para geologist memproyeksikan bahwa hal yang tidak mungkin bagi bumi untuk dapat tersedia supply minyak tak terbatas. Jika hal ini terjadi, barangkali akan memakan waktu jutaan tahun lagi sehingga tidak ada gunanya untuk menghabiskan sumber minyak bumi Gas AlamCadangan gas alam tersedia sedikit lebih baik daripada minyak bumi, yang cukup hingga 60 tahun. Gas merupakan sumber energi yang lebih bersih dari minyak, yang didorong untuk ditingkatkan level penggunaannya yang lebih tinggi daripada minyak, padahal sumber daya ini juga akan habis dalam waktu singkat. hosphorusFosfor berasal dari batu-batuan fosfor dan digunakan untuk menumbuhkan semua pangan dan tanaman pangan. Sayangnya, batu fosfor hanya ditemukan di 3 tempat di dunia, yakni di AS, China dan Maroko 25 sesungguhnya di Indonesia ada di gunung Ijen. Sumber daya tersebut diperkirakan akan habis dalam 100 tahun. Dari hasil penelitian, belum ada zat yang dapat menggantikan fungsi Fosfor. Mineral lainSumberdaya lain sepert Gypsum, Bauxite, Phosphate, Bentonite, Mica, Titanium, Zirconium dapat ditemukan di sepanjang tepi pantai yang berkarang. Elemen bumi langka seperti Scandium dan Terbium adalah dua mineral powerful yang langka, sering digunakan dalam turbin angin dan sirkuit elektronik di smartphones. Pantai datar mengandung deposit Potassium Carbonate dan elemen langka seperti Cerium dan BesiBesi juga dalam kondisi supply yang terbatas. Ia dapat terkandung dalam elemen seperti Silica yang harus dipanaskan membentuk pig iron yang digunakan dalam industralisasi. Besi merupakan sumberdaya alam yang paling penting sepanjang sejarah di bumi sejak berabad-abad lalu. Besi telah bermanfaat bagi manusia dalam upaya membuat senjata yang lebih canggih, transportasi yang lebih baik dan bangunan yang lebih tinggi. Hingga kini, besi dan baja masih digunakan di modern industri masa kini. TanahSumberdaya alam yang penting lainnya adalah tanah. Tanah dikomposisi dari berbagai partikel yang berbeda dan nutrisi tanah sehingga tanaman dapat tumbuh. Selain itu, tanah dapat digunakan untuk menyediakan rumah. Sejumlah sampah yang ditempatkan pada tanah dapat membuat tanah tersebut lebih kaya nutrisi jika ada cacing yang mengolahnya. Hutan dan Kayu26 Oleh karena meningkatnya populasi dunia, maka meningkat pula permintaan perumahan dan proyek konstruksi, yang menggunakan kayu dari hutan. Padahal hutan dinilai penting untuk menghadirkan ekologi dunia yang mendukung bumi untuk dapat mempertahankan sumberdaya alam dan kehidupan didalamnya. Hutan juga memainkan peranan penting dalam menyediakan udara segar dan dalam waktu yang sama, hutan menyediakan kayu bagi membangun perumahan. Sumberdaya alam adalah sumberdaya yang terbentuk dalam lingkungan aslinya dan alamiah sesuai bentuk aslinya dan tidak dicampuri oleh tangan manusia. Mereka sudah terbentuk demikian selama berribu-ribu tahun tanpa intervensi manusia. Sumber daya alam diturunkan dari lingkungannya, sementara sebagian digunakan oleh manusia untuk kelangsungan hidupnya seperti air, udara, batubara, gas, minyak digunakan manusia untuk memuaskan kehidupannya. Manusia menggunakan sumber daya alam mulai dari hutan di gunung hingga mineral di pantai. Kini saatnya manusia mulai ā€œawareā€ dengan sumber daya alam, terutama kesepuluh sumberdaya alam yang tersebut di II. EnvironmentEnvironment adalah suatu kondisi lingkungan yang tersusun sedemikian rupa dari sumber daya alam sehingga membentuk suatu harmonisasi Environment EducationOleh karena pentingnya fungsi lingkungan, maka diperlukan upaya edukasi agar semua manusia yang berada di bumi bersedia melakukan upaya penghematan energi dan bagaimana cara dalam penghematan energi, dapat disimak berikut ini Ways to Save Energy Cara Menghemat EnergiKonsumsi minyak bumi telah berlangsung dalam kecepatan yang cukup tinggi sejak seabad lalu dan telah berkontribusi dalam kerusakan lingkungan. Tindakan manusia telah mengakibatkan perubahan cuaca Climate change dan pemanasan global global warming. Meski banyak negara telah mengambil langkah untuk beralih ke sumber energi bersih dan hijau seperti energi solar, energi angin wind energy, geothermal energy, namun masih terdapat jalan yang panjang sebelum kita dapat meninggalkan bahan bakar minyak bumi 28 tidak menggunakan lagi dan mulai tergantung kepada sumber daya alam yang bersih dan hijau. Berikut ini upaya edukasi tentang beberapa cara menghemat energi1. Gunakan cahaya matahari sebagai penerangan saat pagi – sore Gunakan gas alam untuk memanaskan, sebab menggunakan gas alam merupakan cara memanaskan yang lebih murah dibandingkan yang lain. 3. Tutup panci sewaktu memasak agar mendidih lebih cepat dan menggunakan energi yang lebih sedikit4. Bersihkan kompor selalu karena kompor bersih akan lebih menghemat Sesuaikan ukuran panci sesuai dengan kebutuhan. Jangan gunakan panci besar untuk memasak air yang sedikit6. Matikan kompor 5-10 menit sebelum selesai memasak dan biarkan sisa panas yang memasaknya. 7. Tutuplah panci selalu sewaktu memasak agar energi lebih Gunakan alat listrik dengan kapasitas listrik yang lebih kecil9. Jangan panaskan oven sebelum memasak kecuali memang diperlukan dan tidak lebih dari 10 menit menyala10. Thawing makanan beku sebelum memasak. Thawing adalah proses menaikkan suhu sesuatu dengan membiarkannya suhunya naik secara perlahan, tanpa melakukan proses pemanasan secara drastis . Sebagai contoh makanan beku seperti daging beku yang baru dikeluarkan dari freezer, seharusnya diletakkan tetap pada lemari pendingin tetapi bukan di bagian freezer, untuk kemudian baru dikeluarkan dari lemari pendingin setelah daging tersebut tidak beku. Proses thawing dilakukan agar daging tersebut tidak mengalami penurunan kualitas. Demikian pula dengan 29 berbagai jenis makanan, yang jika disimpan di freezer , maka perlu dilakukan thawing agar mutu makanan tidak menurun, terutama rasa. 11. Gunakan microwave untuk memasak jika mungkin karena lebih menghemat dibanding dengan oven Gunakan slow cooker karena dapat menghemat 75 % dari energi dibandingkan kompor dan oven13. Bukalah pintu oven segera setelah memasak agar panas segera hilang untuk keamanan14. Gunakan alat masak yang lebih kecil karena dapat menghemat 75 % lebih Belilah peralatan yang hemat energi. Harganya barangkali lebih mahal tetapi penggunaan dalam jangka panjang lebih Matikan peralatan listrik jika tidak Perbaikilah setiap kebocoran dengan Gunakan lampu LED atau lampu compact fluorescent karena dapat menghemat 80 % Gunakan lampu halogen untuk penerangan jalan karena lebih menghemat 25 % dibanding lampu biasa. 20. Pilih watt yang paling kecil21. Gunakan computer dalam situasi ā€œsleepā€ daripada ā€œscreen saverā€22. Ink-jet printer lebih hemat dibanding laser printer23. Layar LCD atau LED lebih hemat dibanding CRT Laptop lebih hemat daripada Jangan gunakan AC terlalu dingin karena akan lebih boros energi26. Penggunaan tv dan peralatan listrik lain diupayakan agar tidak berada di ruang berAC30 27. Gunakan furniture yang lebih sedikit agar kipas angin lebih bisa bebas menghembuskan Gunakan sentral AC dengan teknologi Seasonal Energy Efficiency Ratios SEERs –minimum SEER atau lebih untuk efisiensi yang lebih Gunakan fan dengan ventilasi di jendela atas untuk mendinginkan ruang30. Gunakan ceiling fan untuk ruangan berAC31. Bersihkan AC secara rutin dari debu32. Bersihkan kulkas secara rutin33. Set temperature kulkas secukupnya, tidak perlu terlalu Jangan tempatkan kulkas dekat kompor atau terkena panas Pastikan pintu kulkas tertutup baik. 36. Jangan masukkan makanan panas dalam kulkas karena akan menghabiskan energi besar37. Jika mudah mengeringkan, tidak perlu menggunakan mesin cuci piring38. Penggunaan kompor gas lebih efisien dibanding kompor listrik39. Gunakan deterjen yang lebih sedikit40. Keringkan pakaian di tempat terbuka agar kering lebih cepat41. Jangan biarkan lampu menyala 24 jam selama 7 hari berturut-turut. 42. Gunakan tempat makan dan minum yang dapat dicuci dan digunakan kembali43. Jadikan diri menjadi Energy Conservation Buatkah contoh bagi yang lain sebagai diri yang hemat energi45. Matikan selalu lampu jika tidak digunakan46. Cabutlah kabel jika alat tidak digunakan47. Pilih tangga untuk turun48. Tidak perlu mencetak jika tidak diperlukan31 49. Hindari jalanan macet karena memboroskan energy50. Gunakan transportasi publik daripada berkendara sendiriMasih banyak lagi tindakan-tindakan yang berorientasi kepada penghematan energi, pelestarian lingkungan dan penyelamatan alam dan Current Environmental IssuesIssue masalah lingkungan saat ini adalah sikap manusia menghadapi penyelamatan bumi dari issue lingkungan. Jika hal ini diabaikan, maka kehidupan manusia di masa depan akan cepat binasa. Planet bumi mempunyai lingkungan alamiah yang disebut sebagai Ecosystem’ yang terdiri dari semua manusia, kehidupan tanaman, gunung-gunung, glaciers, atmosphere, batu-batuan, galaxy, massive oceans lautan massif dan laut – laut. Juga termasuk sumber daya alam dari air, electric charge, api, magnetism, udara and climate cuaca. Hal yang menjadi issue lingkungan juga adalah engineering developments yang memicu resource depletion dan environmental destruction. Teknologi modern yang digunakan dalam industri engineering and manufacturing mempunyai dampak utama dalam kehidupan manusia dalam beberapa tahun terakhir. Oleh karena terjadinya engineering and manufacturing industry yang dinilai sangat cepat rapid, maka mengakibatkan perubahan drastis dalam masalah lingkungan. Setiap manusia hendaknya belajar untuk going green dalam setiap langkah, terutama dalam bisnis mereka dan jika mendengarkan pidato environmental speaker, Jim Harris, maka pengetahuan tentang lingkungan menjadi lebih terarahHarris, 2016. Engineering and manufacturing industry telah meningkat sehingga penggunaan material logam, plastik, minyak bumi, dan karet juga meningkat. Jenis industri ini adalah pabrik mobil, pabrik kapal, pabrik tekstil, pertambangan, pabrik alat berat, dan lain-lain. yang menyebabkan sejumlah 32 efek yang menyulitkan numerous arduous effects dan tidak mempertimbangkan situasi agar lolos dari non-environment friendly. Crucial environmental issues bukan lagi a blame game, namun manusia harus lebih bertanggung jawab terhadap udara kotor dirty air, smelly garbage sampah yang berbau menyengat atau air yang terkontaminasi dan paling sedikit manusia dapat memerankan peranan penting dalam penyebab significant current environmental III. Masalah Polusi Lebih dari separuh populasi umat manusia memahami apa itu polusi, namun mereka tetap tidak siap menghadapi konsekuensi perusakan lingkungan. Polusi tidak hanya berarti polusi air, tanah dan suara, tetapi juga telah meluas kepada polusi cahaya, pandangan visual, dan lain-lain. Manusia dan tingkah laku manusia merupakan penanggung jawab utama terhadap penyebab semua polusi yang terjadi. Polusi air merupakan hal yang esensial disebabkan oleh kebocoran minyak di lautan, banyaknya urbanisasi, dan pengotoran lautan. Polusi udara dimulai dari pembakaran bahan bakar fosil minyak, hydraulic fracturing dan gas emisi yang diterbitkan oleh kendaraan. Polusi air dan tanah juga penyebab utama akibat dari industrial laku manusia memicu environmental pollution. Permintaan yang lebih tinggi akan sumber daya merupakan faktor yang berkontribusi kepada masalah karena manusia membutuhkan makan dan rumah. Jika keinginan ini tidak dikendalikan dengan baik, maka akan mengganggu keseimbangan alam dan mengganggu lingkungan. Pembangunan seing mengakibatkan depletion lingkungan dan environmental destructionGambar . Polusi Climate ChangePerubahan suhu lingkungan saat ini disebabkan dari tindakan manusia yang mengganggu dan membahayakan kondisi bumi seperti global warming, greenhouse effect, urban heat, coal industry dll. Climate change tidak hanya merubah keseluruhan skenario cuaca overall weather scenario, namun 34 juga mengakibatkan efek yang lebih besar dan lebih membahayakan, seperti pencairan es di wilayah kutub melting of polar regions, terjadinya penyakit baru occurrence of new diseases dll. 3. 3. Global WarmingGlobal warming atau pemanasan global merupakan salah satu environmental issue yang menginformasikan bahwa temperature bumi meningkat akibat greenhouse gas yang menimbulkan carbon dioxide, methane, water vapor dan gas-gas lainnya. Gas – gas ini memiliki kemampuan memerangkap panas yang dibutuhkan dalam membentuk efek rumah kaca sehingga bumi menjadi hangat bagi manusia untuk tetap hidup. Tanpa gas-gas ini, bumi akan menjadi dingin. Namun akibat terlalu banyaknya gas-gas inilah temperatur bumi menjadi beberapa dekade lalu, akumulasi gas rumah kaca meningkat tajam yang berarti lebih banyak panas yang terperangkap dalam atmosfir bumi dan sedikit dari gas-gas ini yang terbebas kembali. Gas-gas ini membuat permukaan bumi semakin panas yang berakibat kepada global warming pemanasan global. Menurut Environmental Protection Agency EPA, temperatur bumi telah meningkat 0,8 derajat Celcius dalam satu abad. Oleh karenanya, Global Warming merupakan masalah serius bagi kesehatan publik dan lingkungan. Pemanasan global dapat memiliki efek jangka panjang yang dapat mengakibatkan mencairnya gletser, perubahan iklim, kekeringan, penyakit dan peningkatan frekuensi badai. Kenaikan pemanasan global berakibat naiknya permukaan laut, penipisan sumber daya non-terbarukan, mencairnya gletser, kepunahan spesies, tempat pembuangan sampah yang tercemar, timbulnya debu beracun, penurunan kesuburan tanah, kenaikan polusi udara dan air dan lain-lain. 35 Deforestation dan DegradationDeforestation adalah suatu kondisi yang menurun terhadap hutan sebagai paru-paru dunia dan degradation adalah suatu kondisi alam yang mengalami penurunan kualitas, Saat ini, concern diarahkan kepada wilayah-wilayah rainforest yang kebanyakan memegang biodiversity di bumi Earth's biodiversity. Semua hutan tropis yang berada di Afrika, Asia, Australia, Karibia, Amerika Tengah dan Amerika Selatan - mengandung hampir setengah dari hutan dunia. Ekosistem ini memberikan udara segar, sekaligus membantu mencegah perubahan iklim. Selama terjadi fotosintesa tumbuhan, pohon-pohon dan vegetasi lainnya, terjadi penyerapan karbon dioksida di atmosfer - gas pemanasan global yang paling penting yang dipancarkan oleh aktivitas manusia. Lepisto 2013 mengutip ucapan Holly Gibbs, seorang ahli lungkungan, bahwa hutan tropis menyimpan lebih dari 340 miliar ton karbon, yang senilai sama dengan 40 tahun emisi bahan bakar fosil di seluruh dunia. Selanjutnya dijelaskan, penyimpanan karbon ini dapat dibalik. Ketika hutan ditebang dan pohon mengalami pembusukan atau hutan dibakar, maka karbon yang sebelumnya disimpan di batang, cabang, daun dan akar - sebesar setengah dari berat pohon - dilepaskan ke atmosfer sebagai karbon dioksida. Dalam hal ini, deforestasi secara historis menyumbang sekitar 20 persen dari emisi karbon dunia, sama dengan sektor transportasi. Pembuat emisi karbon dioksida global awal dekade ini adalah China dan Amerika Serikat, dan diikuti oleh Brasil dan Indonesia yang merupakan dua negara yang mengalami deforestasi. Jika hutan tropis hilang, maka dapat mempercepat perubahan iklim, karena hampir semua karbon yang tersimpan dibakar dan dilepaskan, sama seperti pembakaran bensin untuk bahan bakar mobil atau pembakaran batu bara untuk mengoperasikan industri atau memberikan listrik. Lepisto 2013 juga menjabarkan hasil survey 36 berbasis satelit oleh PBB Organisasi Pangan dan Pertanian, dari 1990-2005, bahwa planet bumi kehilangan rata-rata 4,9 juta hektar hutan per tahun, kerugian bersih hampir 10 hektar, atau 25 acre per menit. Di daerah tropis, kerugian bersih lebih tinggi, rata-rata 6,9 juta hektar hutan per tahun. Lepisto 2013 juga menguraikan studi yang menunjukkan bahwa deforestasi juga dapat mengurangi curah hujan, menaikkan suhu permukaan tanah dan, meningkatkan potensi kebakaran hutan. Hal ini juga berarti mengurangi keanekaragaman hayati di daerah tropis, rumah bagi lebih dari setengah spesies tanaman dan hewan di dunia. Menurut Anonymous 2016, hutan hujan pernah menutupi 14% dari permukaan tanah bumi; sekarang mereka menutupi hanya 6% dan para ahli memperkirakan bahwa hutan hujan yang tersisa dapat dikonsumsi dalam waktu kurang dari 40 tahun. Hutan hujan sedang dihancurkan karena nilai tanah hutan hujan dianggap sebagai hanya nilai kayu oleh perusahaan penebangan multi-nasional, dan pemilik tanah, serta Pemerintah sebagai pemberi ijin HPH. Hampir setengah dari spesies di dunia tanaman, hewan dan mikroorganisme akan hancur atau sangat terancam selama seperempat abad ke depan karena hutan hujan mengalami deforestasi. Para ahli memperkirakan bahwa dunia kehilangan spesies 137 tanaman, hewan dan serangga setiap hari karena hutan hujan mengalami deforestasi, yang berarti setara dengan spesies per tahun. Jika spesies hutan hujan lenyap, begitu banyak kemungkinan obat untuk penyakit yang mengancam jiwa. Saat ini, 121 obat resep yang dijual di seluruh dunia berasal dari sumber tanaman dari hutan hujan dan sementara ini 25% dari obat-obatan Barat berasal dari bahan-bahan hutan hujan, Sebagian hutan hujan dimusnahkan dengan gergaji, buldoser dan kebakaran untuk nilai kayu dan 37 kemudian diikuti oleh pertanian dan peternakan, bahkan oleh raksasa dunia seperti Mitsubishi Corporation, Georgia Pacific, Texaco dan adanya populasi yang tumbuh dengan kecepatan tinggi, maka permintaan makanan, perumahan dan pakaian menjadi 3 x lebih tinggi dalam tiga dekade terakhir. Untuk mengatasi hal itu, ā€œDeforestationā€ dilakukan. Deforestation artinya penghapusan hutan clearing of forest atau penghapusan pertanian clearing of green cover dari pemggunaan industri dan urban. Hal ini terkait dengan kondisi akhir hutan maupun pertanian yang dijadikan lahan residensial, komersial dan penggunaan industri. Menurut FAO 2010, kira-kira 7,3 juta hektar hutan hilang setiap tahun. Efek deforestation jangka panjang dapat menjadi suatu kecemasan dan pertanda bahwa kondisi ini akan membawa kepada bencana banjir, erosi tanah, peningkatan global warming, ketidakseimbangan klimat, kematian kehidupan liar wildlife extinction dan issue lingkungan serius lainnya. Hampir 80% dari makanan yang ada sekarang dikembangkan dunia berasal dari hutan hujan tropis, seperti alpukat, kelapa, jeruk, lemon, pisang, jambu biji, nanas, mangga dan tomat; jenis sayuran termasuk jagung, kentang, beras, labu dan ubi jalar; dan rempah-rempah seperti lada hitam, cabe merah, coklat, kayu manis, cengkeh, jahe, tebu, kunyit, kopi dan vanili dan kacang-kacangan. Paling sedikit 3000 buah ditemukan di hutan hujan; yang kini hanya 200 buah yang digunakan di Dunia Barat. Padahal orang-orang Indian dari hutan hujan menggunakan lebih dari tanaman hutan hujan yang kaya akan metabolit sekunder, terutama alkaloid. Ahli biokimia percaya alkaloid melindungi tanaman dari serangan penyakit dan serangga. Banyak alkaloid dari tanaman telah terbukti sebagai obat dan banyak ini, 121 obat resep yang dijual di seluruh dunia berasal dari tanaman. Sementara itu, 25% dari obat-obatan Barat berasal dari bahan-bahan hutan 38 hujan, kurang dari 1% dari pohon-pohon tropis dan tanaman yang telah diuji oleh para ilmuwan. Bahkan National Cancer Institute AS telah mengidentifikasi 3000 tanaman yang aktif melawan sel kanker dan 70% dari tanaman ini ditemukan di hutan hujan. Dua puluh lima persen dari bahan aktif dalam obat melawan kanker saat ini datang dari organisme yang ditemukan hanya di hutan hujan. Vincristine, diekstrak dari tanaman hutan hujan, periwinkle, adalah salah satu obat antikanker yang paling kuat di dunia. Obat-obat ini telah secara dramatis meningkatkan tingkat kelangsungan hidup untuk leukimia akut sejak ditemukannya. Pada 1983, tidak ada produsen farmasi AS yang terlibat dalam program penelitian untuk menemukan obat baru atau obat dari tanaman. Hari ini, lebih dari 100 perusahaan farmasi dan pemerintah AS, termasuk raksasa seperti Merck dan The National Cancer Institute, terlibat dalam proyek-proyek penelitian tanaman untuk obat, mungkin obat untuk virus, infeksi, kanker, dan bahkan AIDS. Para ahli sepakat bahwa dengan membiarkan hutan hujan utuh maka berarti hutan hujan memiliki nilai ekonomi yang lebih daripada ditebang untuk kemudian dibuat lahan penggembalaan ternak atau diambil kayunya. Statistik terbaru menunjukkan bahwa tanah hutan hujan jika dikonversi ke peternakan menghasilkan kepada pemilik tanah $ 60 per acre dan jika kayu dipanen, tanah bernilai $ 400 per acre. Namun, jika sumber daya terbarukan dan berkelanjutan dipanen, tanah tersebut akan menghasilkan $ per acre kepada pemilik tanah. Jika dikelola dengan baik, hutan hujan dapat memberikan kebutuhan dunia untuk sumber daya alam secara terus-menerus. Dengan menciptakan sumber baru agar dapat dipanen, hutan hujan lebih berharga daripada ditebang dan dibakar. Jika diusahakan agar produk hutan hujan berkelanjutan dapat mempengaruhi perubahan positif dengan menciptakan pasar untuk produk ini sementara mendukung perekonomian rakyat dan 39 memberikan solusi ekonomi dan alternatif dibandingkan kila hutan ditebang hanya untuk nilai manusia terhadap ekosistem di mana-mana telah meningkat sangat tinggi dalam beberapa dekade terakhir. Sejak tahun 1980, ekonomi global telah berkembang tiga kali lipat dari saat ini dan populasi dunia telah meningkat sebesar 30 persen. Pada tahun 2001, The World Resources Institute memperkirakan bahwa permintaan beras, gandum, dan jagung diperkirakan akan tumbuh sebesar 40% pada tahun 2020, peningkatan permintaan air irigasi sebesar 50% atau lebih. Lebih lanjut dilaporkan bahwa permintaan kayu bisa dua kali lipat pada tahun 2050; sayangnya, hutan tropis dunia yang memasok sebagian besar permintaan dunia untuk kayu. Pada tahun 1950, sekitar 15 persen dari permukaan daratan bumi ditutupi oleh hutan hujan. Dalam kurang dari lima puluh tahun, lebih dari setengah hutan hujan tropis dunia telah menjadi korban kebakaran dan penebangan. Lebih dari hektar hutan yang terbakar setiap hari dan 78 juta acres hilang setiap tahun. Sedikit hutan hujan berarti hujan berkurang, lebih sedikit oksigen bagi kita untuk bernapas, dan peningkatan ancaman dari pemanasan menginginkan hutan tropis tidak berkurang apalagi lenyap, karena selain sebagai paru-paru dunia, hutan tropis dinilai sebagai tempat yang penuh dengan keanekaragaman hayati biodiversity yang harus dilindungi dan dapat menghadirkan biosphere wilayah permukaan, atmosfer, dan hidrosfer bumi atau bagian analog dari planet lain yang ditempati oleh organisme hidup sebagai totalitas organisme hidup. Contoh hutan tropis yang didambakan oleh manusia adalah hutan hujan di Fatu-Hiva Gambar 8. Fatu-Hiva adalah sebuah pulau di kepulauan Marquesas bagian French Polynesia – Polinesia jajahan Perancis di Laut Pasifik. Nama Fatu Hiva cukup terkenal karena nama itu juga sebagai judul buku yang ditulis Thor Heyerdahl pada tahun 30-an, yang 40 menceriterakan keindahannya sewaktu ia pernah tinggal di sana. Diceriterakannya, garis pantai timur Fatu Hiva ditandai oleh sejumlah lembah sempit, diukir oleh sungai yang mengalir ke pedalaman. Antara lembah-lembah itu adalah tebing air terjun langsung ke laut, demikian indahnya dengan tanaman dan pohon dari sebuah hutan hujan rain-forest membentuk goediversity dalam sebuah ekosistem. Sumber Fatu-HivaGambar . Over PopulationOver populasi merupakan tragedi manusia yang tak pernah berakhir dan merupakan penyebab di hampir semua masalah lingkungan. Polusi air, krisis sumberdaya, ketidakseimbangan gender, polusi keseluruhan, polusi tanah, ekspansi urbanisasi urban sprawling, deforestation, over production produksi berlebihan merupakan beberapa contoh efek berbahaya dari over populasi. Meski program keluarga berencana berlangsung di banyak negara, namun over populasi sulit dikontrol di tingkat internasional. Hal ini kemudian menjadi 41 urusan subyektif subjective concern dan tidak ada metode yang benar-benar 100 % efektif untuk mengatasi masalah over populasi. Limbah Industri dan Rumah TanggaSaat ini, berton-ton sampah diproduksi oleh setiap rumah tangga setiap tahun. Jenis sampah tersebut ada yang dapat didaur-ulang sementara sampah lainnya menjadi bagian dari lokasi tersebut karena tidak dapat didaur-ulang atau dikirim ke negara dunia ketiga. Sehubungan dengan hal ini, pemerintah sudah tepat untuk tidak memperbolehkan impor pakaian bekas karena hal ini merupakan pengalihan sampah dari negara tersebut. Oleh karena kenaikan makanan dan perumahan, maka sejumlah barang diproduksi, Hal ini menyulut lebih banyak lain sampah yang butuh diproses. Kebanyakan sampah dipendam di bawah tanah pada lahan-lahan yang akan dibangun perumahan. Di wilayah seperti ini merupakan serious environmental concerns. Kondisi ini berakibat pada kesehatan manusia, penurunan kualitas tanah, effects wildlife, penyebab polusi udara dan membawa pengaruh terhadap perubahan Acid Rain Hujan AsamAcid rain artinya hujan yang sifatnya asam akibat kandungan polutan tertentu di atmosfir. Kandungan polutan itu datang dari atmosfir yang berasal dari proses industri dan polusi dari kendaraan. Hujan asam dapat terjadi dalam bentuk hujan biasa, atau salju, kabut atau material kering yang jatuh ke bumi. Hujan asam dapat terjadi karena meletusnya gunung berapi volcano, dapat menyebabkan pula pembusukan vegetasi dan juga dapat menyebabkan semburan laut yang dapat memproduksi sulfur dioksida dan kebakaran, juga menyebabkan dekomposisi bakteri dan sedikit menimbulkan nitrogen dioksida. Hujan asam juga bisa disebabkan oleh kegiatan manusia membuat sumberdaya 42 yang termasuk didalamnya adalah membakar bahan bakar fosil sehingga melepaskan sulfur dioksida dan oksidasi nitrogen ke atmosfir. Hujan asam juga dapat mengakibatkan efek mengganggu kepada kehidupan laut, hutan-hutan, kesehatan publik, architecture dan bangunan-bangunan Ozone Layer Depletion Pengurangan Lapisan OzonLapisan Ozon adalah suatu lapisan gas yang berada 25 – 30 km di atas permukaan bumi. Lapisan ini mengandung ozon yang secara alamiah terbentuk dalam bentuk molekul 3 atom oksigen. Lapisan ini saat ini berada di stratosphere . Stratosphere adalah lapisan atmosfir kedua yang melindungi radiasi Ultra Violet agar tidak masuk ke bumi. Lapisan ozon mampu mengabsorbsi 97-99% radiasi sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh matahari. Namun selama beberapa dekade lalu, kegiatan manusia dan industri telah berkontribusi kepada pengurangan lapisan ozon di atmosfir. Penyebab utama pengurangan lapisan ozon itu adalah karena pelepasan Chlorine dan Bromine secara berlebihan oleh kegiatan manusia dalam bentuk Chlorofluorocarbons CFCs, halons, CH3CCl3 Methyl chloroform, CCl4 Carbon tetrachloride, HCFCs hydro-chlorofluorocarbons, hydrobromofluorocarbons dan methyl bromide. Zat-zat tersebut ditemukan mempunyai dampak langsung terhadap deplesi depletion lapisan ozon di Genetic Engineering Rekayasa GenetikaGenetika modifikasi terhadap makanan, organ manusia dan hewan kini tampak sebagai perhiasan pengetahuan dan teknologi namun hal ini mendatangkan efek membahayakan bagi bumi. Biotechnology adalah teknologi yang impresif namun penggunaan terbatas. Rekayasa genetika hingga kini masih menjadi subyek perdebatan karena hasil rekayasa itu dianggap 43 mwmpunyai dampak yang menyakitkan dibandingkan keuntungan yang diperoleh oleh umat manusia. Polusi genetika dan perubahan produksi makanan tidak hanya membawa efek bahaya kepada manusia, tetapi juga manusia harus bertanggung jawab terhadap apa yang disebut sebagai modifikasi genetika genetic modification’. Urban Sprawl Serangan UrbanisasiTidak hanya India dan China saja yang punya contoh klasik dari over populasi dan serangan urbanisasi, namun lebih dari itu, serangan urbanisasi mengarah kepada penurunan kualitas tanah. Saat ini hampir di semua negara menggunakan tanah tanpa bertanggung-jawab hanya karena memenuhi keinginan manusia atas keserakahan yang tidak berakhir to meet the ever-growing demand of the greedy human wishes. Ekspansi area industri tidak saja mengarah kepada penurunan kualitas tanah land degradation dan polusi tanah soil pollution, tetapi juga pengrusakan habitat habitat destruction yang sungguh-sungguh menyengsarakan terrible misery. Lingkungan alam Natural environment terdiri dari flora dan fauna yang kini benar-benar telah dirusak dan kehilangan kelengkapannya tanpa ada usaha menggantinya. Kondisi ini memberi dampak membahayakan dalam jangka panjang bagi penyelamatan manusia dan menyebabkan issue lingkungan yang serius. Contoh yang paling dekat adalah banyaknya perumahan yang dibangun di lahan-lahan produktif, tanpa perencanaan matang sehingga hal ini menyebabkan banjir di setiap musim hujan. Di Malang dahulu selalu disediakan dam-dam kecil meski di dalam kota Malang dan kondisi itu sudah dipersiapkan sejak jauh-jauh hari oleh pemerintah Belanda kala itu untuk mempertimbangkan masa depan. Namun dam-dam kecil itu kini lenyap dibuat rumah/bangunan dan akibatnya terjadi genangan saat hujan turun. Tidak saja di kota Malang, namun kini lahan-lahan produktif antara Mojokerto dan Surabaya telah lenyap digantikan dengan 44 perumahan-perumahan padat tanpa mempertimbangkan resiko banjir yang bakal melanda tempat lain. Akibatnya, perumahan Darmo Satelit yang berada di kota Surabaya, kini mengalami banjir hingga 145 cm akibat luapan air yang terjadi dari berbagai sudut kota. Hampir di setiap pembangunan perumahan tidak memperhitungkan dampak yang bakal terjadi bagi daerah lain karena tidak memperhitungkan daya tampung air hujan dan aliran air yang bakal meluap karena daya tampung sungai yang semakin kecil dan terbatas. Hal semacam ini juga terjadi di daerah atau kota lain di Indonesia dan dunia. Industrial Pollution Polusi IndustriDengan datangnya Revolusi Industri di Eropa di abad silam, manusia kini dapat dan mampu melakukan kecanggihan masa depan menghadapi abad ke 21. Perkembangan teknologi berjalan sangat cepat, ilmu pengetahuan menjadi maju. Dengan semua kondisi ini berdampak satu lagi Polusi Industri. Sebelumnya, industri hanya pabrik-pabrik kecil yang memproduksi asap-asap kecil sebagai polutan utama. Namun, sejak sejumlah pabrik menjadi industri yang full scale skala penuh/besar, maka issue polusi industri semakin penting. Apapun bentuk polusi yang dapat dilacak dari mana sumbernya dengan segera dikenal sebagai polusi industri industrial pollution. Kebanyakan polusi yang terjadi di planet ini dapat dilacak dari mana datangnya. Namun kenyataannya, kondisi ini tetap dan terus terjadi dan hanya para demonstran yang terus berjuang melawan environmental degradation. Negara-negara yang mengalami kondisi ini diharapkan cepat bertindak di bawah kontrol pemerintah. Berikut gambar yang memperlihatkan polusi industri 45 Dalam gambar tampak adanya Industrial pollution yang kini terjadi di hampir semua tempat di dunia. Padahal polusi industri akan berkontaminasi dengan banyak sumberdaya air minum, melepaskan toksin-toksin yang tidak diinginkan ke udara dan mengurangi kualitas tanah di semua tempat di dunia. Banyak bencana lingkungan disebabkan karena polusi industri, yang tetap tidak terkendali. Berikut ini beberapa penyebab polusi industri yang telah menyulut degradasi lingkungan Penyebab Polusi Industri1. Sedikitnya kebijakan untuk mengontrol polusi Di banyak negara, sedikit kebijakan yang efektif untuk mencegah polusi industri dan lemahnya peraturan dan hukum bagi pelaku polusi sehingga hal ini akan memicu mass scale pollution polusi bagi banyak orang dan hal ini akan menyengsarakan kehidupan banyak orang di masa Pertumbuhan Industri yang Tidak Terencana Baik Di banyak negara, industri-industri besar tumbuh tanpa direncanakan dengan baik, menempati ruang-ruang yang bahkan melanggar norma dan aturan sehingga memberi polusi kepada lingkungan yang berarti juga memberi polusi kepada udara dan air di tempat itu. Kejadian kebakaran hutan yang menimbulkan asap 46Gambar . Kritisnya Polusi Pabrik berkepanjangan saat itu, ternyata hingga saat ini tidak ada pelaku yang benar-benar dihukum, yang menunjukkan adanya kelemahan aparat maupun negara yang tidak bertanggungjawab atas musibah polusi yang terjadi. Pemberian HPH Hak Penguasaan Hutan diberikan tanpa dikaji, dan tidak pernah dikontrol oleh pemerintah. Banyak HPH diberikan tanpa diinterogasi, untuk apa lahan itu digunakan. Banyak perusahaan yang tidak melakukan apa-apa atas HPH yang dipunyai dan mereka sengaja membakar hutan karena ingin efisien dalam pemeliharaan hutan yang sudah digunduli. Akibatnya, kebakaran tersebut menimbulkan asap yang berkepanjangan dan sebagian korban karena asap tidak benar-benar diperhatikan. Ironisnya, negara tidak berbuat apa-apa bagi kepentingan rakyatnya. Contoh lainnya adalah, demikian banyaknya usaha membuat air minum kemasan. Pemerintah belum bertindak akan hal ini. Padahal banyaknya usaha air minum kemasan, menimbulkan sampah botol plastik yang semakin banyak. Indonesia masih belum memahami adanya dampak sampah botol air kemasan yang semakin bertambah. India saja telah menghentikan penggunaan botol air mineral untuk menekan jumlah sampah plastic yang dihasilkan. Ironisnya, Perhutani sebagai garda terdepan dalam penyelamatan hutan Indonesia, juga memproduksi air kemasan dengan alasan mencari sumber usaha baru menyelamatkan perusahaan. Negara yang sangat berkepentingan dalam hal ini, masih belum menyadari dampak dari banyaknya usaha air kemasan botol plastik. Jika saja usaha air mineral Perhutani bertambah maju, hal ini berarti menambah polusi industri yang lebih besar karena perluasan usaha akan memerlukan perluasan lahan, mesin, listrik, penggunaan tenaga kerja yang memerlukan air di perusahaan itu dan seterusnya, disamping besarnya sampah botol plastic yang dihasilkan. Tidak ada pihak yang terinspirasi untuk membuat air minum dengan memelihara 47 lingkungan, seperti memelihara sumber air Brantas untuk tetap mengalir tanpa dicemari polusi sehingga air itu dapat dikonsumsi tanpa menggunakan mesin dan industri yang menambah polusi. Prinsip menjalankan usaha hanya dipandang secara ekonomi tanpa mempedulikan dampak lingkungan yang tercemar. 3. Penggunaan Teknologi Lama Banyak industri yang masih menggunakan mesin-mesin lama yang tidak efisien, bahkan menimbulkan sejumlah sampah yang tidak diproses. Untuk menghindari biaya dan pengeluaran yang besar, banyak perusahaan masih tetap menjalankan cara tradisional meski teknologi yang digunakan tersebut menimbulkan polusi Banyaknya industri Skala Kecil yang Menimbulkan Polusi Banyak industri kecil yang menimbulkan polusi masih beroperasi dan menggantungkan harapan kepada negara untuk tetap beroperasi karena tidak cukup modal. Padahal usaha ini menimbukan gas beracun di atmosfir. 5. Buangan Sampah Industri yang Tidak Efisien Polusi air dan tanah sering disebabkan karena buangan sampah industri yang tidak efisien. Dalam jangka panjang, peristiwa ini akan mencemari udara dan air yang menyebabkan masalah kesehatan manusia. Hal ini juga mengakibatkan penurunan kualitas udara karena banyak terjadi kesulitan dalam respirasi respiratory disorders. 6. Kebocoran Sumberdaya di Lingkungan Dunia Banyaknya industri membutuhkan sejumlah besar bahan baku menjadi produk jadi. Bahan baku yang dibutuhkan adalah ekstraksi mineral dari bawah bumi. Untuk penyediaan mineral ini akan menyebabkan polusi tanah karena dari operasional usaha ini dapat terjadi kebocoran-kebocoran dari saluran-saluran yang dapat menyebabkan bocornya minyak yang membahayakan kehidupan laut marine life .48 Seringkali ekstraksi sumberdaya melibatkan aktivitas apa saja demi mengambil sumberdaya bumi Lihat Ektrasi Berbagai cara diusahakan mulai cara tradisional hingga industri global. Industri ekstraktif merupakan basis dari ekonomi sektor primer, yang memproduksi bahan baku untuk kemudian diproses agar memberi nilai tambah. Contoh industri ekstraktif adalah berburu hunting, perangkapan trapping, menambang mining, menggali minyak dan gas oil and gas drilling dan mencari hasil hutan forestry. Menurut Pemerintah Canada, sumberdaya alam dapat menambah jumlah kekayaan sebuah negara, namun adanya arus uang masuk tiba-tiba, disebabkan oleh ledakan sumber daya dapat menciptakan masalah sosial termasuk inflasi yang merugikan industri lainnya "penyakit Belanda= Dutch desease", dan adanya korupsi, membuat terjadinya ketimpangan inequity dan keterbelakangan underdevelopment, hal inilah yang dikenal sebagai kutukan sumberdaya "resource curse". Industri ekstraktif mengetengahkan sejumlah besar aktivitas di banyak negara-negara yang kurang maju, namun membangun kekayaan negara tidak selalu menyebabkan negara mempunyai pertumbuhan yang berkelanjutan dan Efek Polusi Industri1. Polusi Air Efek dari polusi industri jelas telah mempengaruhi ekosistem selama bertahun-tahun yang akan datang. Sebagian besar industri memerlukan sejumlah besar air untuk pekerjaan mereka. Ketika terlibat dalam serangkaian proses, limbah air telah mendatangkan kondisi kontak dengan logam berat, bahan kimia berbahaya, limbah radioaktif dan bahkan lumpur organik, yang dibuang ke lautan atau sungai yang terbuka. Akibatnya, banyak dari sumber air yang tercemar limbah industri di dalamnya, dan dengan air yang sama kemudian digunakan oleh petani untuk tujuan irigasi yang mempengaruhi kualitas makanan yang diproduksi. Polusi 49 air telah mencemari sumberdaya air di bumi yang membuat manusia dan satwa liar tidak bisa lagi memanfaatkannya. 2. Polusi Tanah Polusi tanah menciptakan masalah di bidang pertanian dan menghancurkan vegetasi lokal. Hal ini juga menyebabkan masalah kesehatan kronis kepada orang-orang yang kontak dengan tanah setiap hari, seperti para Polusi Udara Polusi udara telah menyebabkan peningkatan tajam dalam berbagai penyakit dan terus mempengaruhi kehidupan manusia. Dengan begitu banyak industri skala kecil, menengah dan besar, maka polusi udara telah membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan. Polusi udara telah menyebabkan peningkatan tajam dalam berbagai penyakit dan terus mempengaruhi kehidupan setiap Kematian Kehidupan Satwa Liar Kehidupan satwa liar semakin terpengaruh oleh polusi akibat habitat mereka yang hilang. Selanjutnya beberapa spesies menjadi punah dan lebih sulit bagi lingkungan untuk pulih dari setiap bencana alam. Kecelakaan industri besar seperti tumpahan minyak, kebakaran, kebocoran bahan radioaktif lebih sulit untuk diatasi sementara para satwa liar tidak berdaya. Global WarmingDengan kenaikan polusi industri, pemanasan global telah meningkat dengan kecepatan tetap. Asap dan gas rumah kaca yang dilepaskan oleh industri ke udara menyebabkan peningkatan pemanasan global. Mencairnya gletser, kepunahan polar beruang, banjir, tsunami, badai adalah beberapa efek pemanasan polusi industri menyangkut setiap bangsa di planet ini. Akibatnya, banyak langkah telah diambil untuk mencari solusi permanen masalah ini. Teknologi yang lebih baik sedang dikembangkan untuk pembuangan limbah 50 dan daur ulang dilakukan sebanyak mungkin terhadap air yang tercemar dalam industri. Metode organik juga dikembangkan untuk digunakan membersihkan air dan tanah, seperti menggunakan mikroba yang secara alami mengkonsumsi logam berat dan limbah sebagai pakan. Berbagai kebijakan sedang didorong untuk mencegah penyalahgunaan lebih lanjut dari tanah. Namun demikian, polusi industri masih merajalela dan akan memakan waktu bertahun-tahun untuk Ekstraksi /Pemerasan Ekstraksi adalah kegiatan yang dilakukan sehubungan dengan aktivitas dalam industri yang menggunakan sumberdaya alam sehingga mencemari lingkungan. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang tumbuh besar di banyak negara-negara berkembang tetapi kekayaan yang dihasilkan tidak selalu menyebabkan pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif. Bisnis industri ekstraktif sering diasumsikan hanya tertarik pada memaksimalkan nilai jangka pendek mereka, menyiratkan bahwa negara-negara berkembang rentan terhadap perusahaan-perusahaan kuat. Atau, pemerintah tuan rumah sering diasumsikan hanya memaksimalkan pendapatan langsung. Para peneliti berpendapat, pemerintah hanya mengutamakan tujuan pembangunan dan lintas bisnis sementara masalah lingkungan diabaikan. Contoh paling kongkrit adalah masalah Freeport. Rakyat Papua sama sekali tidak tersentuh dengan adanya Freeport. Freeport hanya mengambil keuntungan saja melalui ekspor tanah yang digali tanpa diketahui apa saja isi kandungan tanah itu. Padahal nilai tanah yang diambil bisa saja jauh lebih bernilai dibanding perhitungan yang ada. Permintaan membangun smelter pun hingga kini belum dilaksanakan oleh Freeport, yang berarti semakin rugi pemerintah membiarkan Freeport beraktivitas. Sebenarnya pemerintah bisa saja menghadirkan lembaga internasional untuk terlibat melalui pengelolaan pendapatan dan akuntabilitas 51 pengeluaran, pembangunan infrastruktur, penciptaan lapangan kerja, keterampilan dan usaha pembangunan bagi anak-anak, terutama anak perempuan dan perempuan Papua. Deplesi DepletionDepletion dapat diartikan sebagai istilah gabungan dari pengurangan, kelelahan dan pelemahan. Tahun-tahun terakhir ini, depletion terhadap sumberdaya alam menjadi fokus utama di banyak pemerintahan dan organisasi-organisasi seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa United Nations = UN. Eviden dalam agenda 21 Bagian Dua UN menggarisbawahi pentingnya langkah-langkah yang perlu diambil oleh negara-negara untuk menyelamatkan sumber daya mereka. Dikatakannya, depletion sumberdaya alam hendaknya dipertimbangkan menjadi suatu issue menuju sustainable development . Konteks sustainable development mempunyai banyak interpretasi, namun pada dasarnya ā€œKomisi Brundtlandā€ telah dapat mengarahkan pertemuan antara kebutuhan manusia saat ini dengan kompromi akan kemampuan generasi di masa depan untuk memperoleh kebutuhan mereka. Oleh karenanya dikatakan oleh Theodore Roosevelt salah satu bekas presiden Amerika Serikat bahwa masalah konservasi sumber daya alam merupakan masalah fundamental dan jika teratasi maka masalah – masalah lain akan dapat diatasi. Depletion sumberdaya alam berkaitan dengan social inequity ketidakseimbangan sosial. Adapun kenyataan yang dihadapi kini adalah, kebanyakan biodiversity berada di negara-negara berkembang dan depletion akan terjadi oleh karena hilangnya ecosystem services pada negara-negara tersebut. Beberapa pandangan mengenai depletion merupakan suatu sumber sosial utama terjadinya banyak ketegangan dan konflik yang kini kerap terjadi. 52 Depletion sumberdaya alam juga disebabkan oleh perubahan pemicu langsung 'direct drivers of change’ seperti pertambangan, ekstraksi minyak, pengambilan ikan fishing dan dalam waktu yang sama terdapat kebutuhan manusia karena alasan demography, economy, society, politics and technology. Praktek pertanian masa kini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan depletion. Sebagai contoh, depletion akan nutrisi tanah akibat penggunaan pupuk yang Over ConsumptionSalah satu penyebab masalah lingkungan adalah karena over consumption lkarena kini ditengarai adanya kecepatan speed dan jumlah konsumsi secara kuantitas yang menjadi lebih besar. Over consumption dapat memicu depletion dan everlasting destruction perusakan tanpa akhir. Sebagai contoh adalah pengelolaan pertanian dan hutan yang tidak efisien, penggunaan air dan tanah yang kurang baik, dan cara bertanam yang kurang efisien. Diperlukan pemahaman tentang zero ecological footprint, yakni penggunaan manusia harus lebih kecil dari kemampuan bumi secara ekologi dapat berregenerasi. Pencemaran Lingkungan Pemerhati lingkungan mencatat banyaknya pencemaran lingkungan yang memerihatinkan karena berjuta-juta orang terpaksa hidup dalam lingkungan yang paling parah di dunia, seperti adanya timbal dalam tanah hingga racun di sungai dan radioaktif di udara. Krunk 2015, Gill 2016 memerinci kejadian pencemaran lingkungan yang paling parah di dunia sebagai berikut Agbogbloshie, GhanaAgbogbloshie, di kota besar Accra, Ghana Afrika Barat, merupakan tempat pembuangan sampah elektronik e-waste kedua terbesar di dunia. E-waste itu termasuk kulkas, microwave, televisi yang berserakan area 53 pembuangan sampah. Setiap tahun, Ghana mengimpor sekitar 215 000 ton produk elektronik bekas dari Eropa Barat dan menyisakan sekitar 129 000 ton sampah elektronik per tahun. Karena berbagai elektronik yang heterogen, jika didaur ulang memerlukan ketrampilan tinggi sehingga sampah elektronik itu dibuang begitu saja. Dari sampel tanah , para ahli mengestimasi tingkat pencemaran lead timah di area itu berkisar 18 125 ppm. Di AS, standar Environmental Protection Agency untuk limbah timah adalah hanya 400 ppm. Artinya, tingkat timbal di area ini diestimasi 50 kali melebihi tingkat standar timbal yang diperbolehkan berada di tanah Gill 2016Gambar . Kondisi e-waste di Agbogbloshie, GhanaSumber Berger 2013Gambar . Situasi di Agbogbloshie, Chernobyl, UkrainaSejak bencana akibat kecelakaan di pabrik nuklir yang terjadi pada tanggal 26 April 1986 di Chernobyl, hingga kini tempat itu belum berhasil terlepas dari daftar ā€œTempat Paling Tercemar di Duniaā€. Chernobyl diakui sebagai salah satu bencana nuklir terburuk dalam sejarah setelah kecelakaan pada pembangkit listrik pada tahun 1986 itu. Berbagai limbah Uranium, Plutonium, Cesium-137 dan debu radioaktif lainnya serta logam lainnya terus mewabah zona eksklusif 19-mil di sekitar pabrik nuklir. Menurut penelitian di lokasi tersebut oleh Green Cross dan Blacksmith Institute, paparan dosis rendah yang berkepanjangan di wilayah tercemar telah secara signifikan meningkatkan risiko leukemia. debu 54 radioaktif termasuk uranium, plutonium, dan logam lainnya terus wabah zona eksklusi 19-mil di sekitar pabrik nuklir. Dahulunya, di lokasi tersebut berdiam lebih dari 14 000 penduduk dan saat ini sebagian besar merupakan kota tidak berpenghuni. Sumber Gill 2016Gambar . Suasana Kota di Chernobyl, Sungai Citarum, IndonesiaCitarum adalah sungai terpanjang ketiga di Jawa, tetapi telah disebut sungai paling tercemar di dunia. Berbagai kontaminan hadir dalam sungai, baik dari limbah industri maupun warga domestik. Sungai yang memasok 80% bagi pengguna air di Jakarta, mengairi pertanian yang memasok 5% beras negara itu, dan merupakan sumber air bagi lebih dari pabrik, sehingga mampu membawa racun bagi 5 juta orang. Sungai yang tercemar dengan berbagai bahan kimia termasuk pestisida, timah, kadmium, dan kromium itu pada 2013, disebutkan oleh buletin APN Science mengandung limbah aluminium pada 97 ppb rata-rata dunia adalah 32 ppb; limbah mangan di 195 ppb rata-rata dunia 34 ppb; dan konsentrasi limbah besi di 194 ppb rata-rata dunia 66 ppb. Artinya, air di sungai Citarum memiliki konsentrasi mangan yang hampir empat kali tingkat yang Gambar . Perusahaan Tekstil Membuang Limbah pada Malam Hari dan Situasi Citarum di Siang Harimer Dzerzhinsk, RusiaPada tahun 2007, melalui tes pasokan airnya, Guinness Book of World Records menjuluki Dzershinsk sebagai kota paling tercemar di dunia. Hal ini terkait dari sejarah kota ini sejak 1930 hingga 1998 sebagai tempat terbanyak terdapat pabrik senjata kimia, sehingga menyisakan sekitar ton limbah kimia terbuang di tempat ini. Sebanyak 190 bahan kimia berbeda telah tercuci ke air tanah kota ini termasuk dioksin dan fenol yang ribuan kali lebih tinggi dari tingkat yang direkomendasikan, menjadikan Dzershinsk sebagai salah satu kota terpolusi paling parah di dunia. Artinya, air terkontaminasi dengan dioksin dan fenol pada tingkat tujuh belas juta kali batas aman. Harapan hidup di kota ini berkisar 42 tahun untuk pria dan 47 tahun untuk perempuan. Sumber Gill 2016Gambar . Suasana Alam di Dzerzhink, RusiaSumber Krunk 2015Gambar . Air yang Sangat Tercemar di Dzerzhinsk, Rusia56Sumber Gill 2016Gambar . Situasi Sungai Citarum, IndonesiaSumber Krunk 2015Gambar . Situasi Sungai Citarum Siang Hari. Malam hari, perusahaan teksil membuang limbahnya di sini Hazaribagh, BangladeshPenduduk setempat di Hazaribagh, Bangladesh beresiko terpapar Chromium Heksavalen, yang menyebabkan mual, luka bakar asam, ruam, penyakit kulit lainnya, penyakit pernafasan, kanker dan masalah kesehatan lainnya. Hal ini terutama disebabkan oleh fakta bahwa 250 pabrik pengolahan kulit yang memperkerjakan sekitar orang atau lebih, telah menggunakan bahan kimia untuk menyamak kulit hewan hanya mengenakan sepatu bot karet untuk perlindungan. Sebanyak 95% dari pabrik penyamakan kulit terdaftar di Bangladesh terletak di dan sekitar Hazaribagh, yang secara kolektif membuang liter kubik limbah beracun yang dihasilkan dari penyamakan kulit ini ke Buriganga, sungai utama di Dhaka, setiap hari. Padahal sungai ini berfungsi sebagai sumber air utama untuk orang yang hidup di kota itu57 Sumber Krunk 2016Gambar Limbah Penyamakan Kulit, BangladeshSumber Krunk 2015Gambar Masyarakat Bangladesh Masih Memanfaatkan Air Bekas Buangan Penyamakan KulitSumber Krunk 2015 Kabwe, ZambiaAnak-anak di Kabwe, Zambia tumbuh dengan rata-rata 50 dan 100 ug / dL timbal dalam aliran darah mereka, sementara tingkat pemaparan yang dianjurkan adalah hanya 5 ug / dL, menurut Centers for Disease Control atau CDC. Artinya, kadar timbal dalam darah anak-anak di Kabwe lima sampai sepuluh kali melebihi tingkat yang direkomendasikan. Hal ini disebabkan karena Timbal dan Kadmium merendam bukit Kabwe setelah beberapa dekade pertambangan dan pengolahan diusahakan. Meskipun tambang itu ditutup tahun lalu, namun tanah di lokasi itu masih begitu terkontaminasi sehingga tanaman tidak ada yang dapat tumbuh. Antara 2003 hingga 2011, pemerintah Zambia mengandalkan dana Pembangunan Nordic Bank Dunia sebesar $ 26 juta didedikasikan untuk mengurangi paparan timbal terhadap anak-anak. Masalahnya adalah, anak-anak dan remaja terus bermain di tumpukan sisa tambang timah yang sekarang ditutup. Gambar . Suasana di Daerah Bekas Tambang di Kabwe, ZambiaSumber Krunk 2016 Kalimantan, Indonesia58 Di Kalimantan Tengah dan Selatan, sekitar orang hidup sebagai penambang emas illegal. Masalah dengan pertambangan emas skala kecil adalah, menggunakan merkuri untuk mengikat emas sebagai bagian dari proses produksi. Oleh karenanya, dalam rumah para penambang emas, banyak dilepaskan uap merkuri yang terjebak di dalam rumah. Selain itu, membakar merkuri untuk peleburan emas menjadi limbah beracun yang bocor ke dalam saluran air, yang kemudian disalurkan ke sungai. Pada 2008, Sungai Kahayan di Kalimantan Tengah dilaporkan mencapai tingkat konsentrasi merkuri sebesar ng / L yang merupakan jumlah lebih dari dua kali standar Indonesia untuk keseluruhan merkuri dalam air minum sebesar ng / L. Artinya, konsentrasi merkuri yang ditemukan di sungai Kahayan lebih dari dua kali standar dianjurkan. Logam berat yang dilepaskan ke air, dapat terakumulasi dalam ikan dan Situasi Pertambangan di KalimantanSumber Krunk 2016 Matanza Riachuelo, ArgentinaSungai Matanza-Riachuelo di Argentina dianggap jalur air yang paling penting di Buenos Aires. Namun, diperkirakan industri secara aktif melepaskan limbah ke sungai sehingga tidak cocok untuk tempat tinggal manusia. Pemandangan berbagai pipa limbah ilegal terlihat langsung dialirkan ke sungai. Sekitar 60% dari sekitar orang tinggal di sepanjang tepi sungai meski tidak ada akses ke air studi pada 2013 menunjukkan bahwa 80% sumur dekat aliran sungai tidak aman untuk dikonsumsi sebagai air minum. Hal ini disebabkan tingginya tingkat kontaminasi timbal, tembaga, kromium, nikel, dan seng yang mengarah ke penyakit gastrointestinal seperti penyakit pernapasan, kanker. 59 Sementara itu, diare juga sebagai masalah kesehatan masyarakat yang signifikan bagi orang-orang bergantung pada Kondisi Sungai Matanza-Riachuelo, ArgentinaSumber Krunk 2016 Sungai Niger Delta, NigeriaMenurut sebuah laporan Blacksmith Institute dan Green Cross, terdapat rata-rata barel minyak mentah yang tumpah di sungai Delta Niger di Nigeria setiap tahun, yang disebabkan kegagalan mekanis dan banyak penyebab lain yang tidak diketahui. Tumpahan minyak itu tidak hanya terkontaminasi pada permukaan dan air tanah delta, tetapi juga ke udara dan tanah yang ditanami, termasuk adanya karsinogen seperti hidrokarbon aromatik polisiklik yang mempengaruhi lingkungan dan kesehatan penduduk. Pada 2013, sebuah artikel yang diterbitkan Medical Journal di Nigeria, diperkirakan bahwa pencemaran tersebut dapat menyebabkan penurunan ketahanan pangan rumah tangga sebesar 60% dan peningkatan 24% dari kekurangan gizi pada Pencemaran Sungai Niger DeltaSumber Krunk 2016 Norilsk, Rusia60 Kota Norilsk mengandung logam berat kompleks terbanyak di dunia akibat peleburan logam terbesar dari tahun 1935 sampai 1999. Akibatnya, warga lokal terkena udara yang terkontaminasi dengan hampir 500 ton tembaga dan nikel oksida. Selain itu, 2 juta ton sulfur dioksida dilepaskan setiap tahunnya menyebabkan harapan hidup bagi pekerja pabrik menjadi 10 tahun di bawah rata-rata orang Rusia, karena adanya peningkatan tingkat penyakit pernafasan, kanker paru-paru dan sistem perncernaan. Gambar . Situasi Pabrik di Norilsk, RusiaSumber Krunk 2016 Linfen, ChinaDi wilayah ini, anak-anak dari Provinsi Shanxi memiliki tingkat keracunan timbal yang tinggi karena polusi udara berlebihan. Polusi industri menghitamkan udara di setiap saat. Di klinik kesehatan, banyak warga yang terjangkit bronchitis, pneumonia dan kanker paru-paru. Banyak pula yang menderita Arsenikosis, yakni penyakit yang disebabkan karena minum air yang terkontaminasi Arsenik, yang sudah menjadi epidemi di daerah itu. Gambar Suasana di Linfen, ChinaSumber Krunk 2016 Sungai Yamuna, IndiaSungai Yamuna sangat pekat terkontaminasi karena diperkirakan 58 % sampah kota dialirkan ke sungai ini. Air sungai mengandung tanah yang terkontaminasi sehingga tumbuhan yang tumbuh di sungai itu juga 61 terkontaminasi logam – logam berat. Terdapat konsentrasi tinggi dari timbal, nikel dan chromium dalam darah dari penduduk di tepi Yamuna, Gambar Situasi Sungai Yamuna, IndiaSumber Krunk 2016 La Oroya, PeruDi La Oroya, sebuah kota pertambangan di Andes Peru, pengujian telah mengungkapkan bahwa tanah di wilayah itu terkontaminasi timbal, arsenik dan cadmium serta sudah merebak ke seluruh kota, karena smelter pertambangan milik Amerika itu telah mencemari kota sejak 1922. Di kota ini, 99% anak-anak memiliki kadar timbal dalam darah yang melebihi batas yang dapat . Suasana di Kota La Orota, PeruSumber Krunk 2016IV. Upaya Penyelamatan Lingkungan Recycling/Daur UlangRecycling atau daur - ulang adalah proses mengambil bahan lama dan produk limbah dan menggunakannya untuk membuat produk lain demi 62 melengkapi siklus, bukan hanya membuang begitu saja. Sebagian besar produk yang digunakan untuk kemasan saat ini seperti kertas, plastik, kaca, logam, elektronik, kaleng aluminium sudah didaur - ulang. Dengan kata lain, daur-ulang produk lama dapat menghasilkan pasokan segar produk yang sama tetapi baru. Daur - ulang baik untuk lingkungan, dalam arti, kita menggunakan bahan lama dan limbah produk yang tidak berguna dan kemudian mengubahnya kembali ke produk baru yang sama. Dengan kata lain, kita menghemat sumberdaya dan menghasilkan sampah yang berkurang ke tempat pembuangan sampah, sehingga membantu dalam mengurangi polusi udara dan air. Konsumsi energi juga berkurang dengan daur - ulang karena energi yang dibutuhkan lebih sedikit. Sebagai contoh, untuk membuat botol kaca baru dari suatu daur-ulang membutuhkan suhu lebih rendah dari bahan baku jika botol lama dilelehkan. Apalagi botol itu digunakan kembali dengan hanya membersihkannya. Pada dasarnya, daur-ulang mempunyai dua tujuan Pertama, mengurangi pembuangan sampah dan membantu mengurangi polusi udara dan air dan kedua, bahan berharga seperti kaleng aluminium dan plastik dan kaca digunakan kembali dalam bentuk lain sehingga tidak sia-sia. Daur ulang dapat dimulai dari rumah sendiri. Siapa saja menggunakan produk lama untuk sesuatu yang baru, hal itu disebut sebagai daur ulang. Contohnya, menggunakan botol susu plastik atau botol jus plastik menjadi bunga atau anyaman tempat majalah. Pada tingkat yang lebih besar, barang-barang konsumen lama dikumpulkan dan diproses untuk membuat produk-produk baru. Kertas, plastik, kaca, kaleng aluminium adalah contoh dari beberapa produk yang didaur ulang dalam jumlah besar. 63 Fakta tentang Daur UlangBanyak masyarakat yang telah mengetahui dan memahami pentingnya daur ulang. Fakta berikut ini hendaknya diketahui dan dipahami bagi mereka yang belum pernah mendengarnya Fakta 1 Daur ulang adalah proses untuk membuat item baru dari bahan lama dan dapat digunakan kembali. Hal ini membantu mengurangi energi dan dapat menggunakan kembali bahan berpotensi daripada 2 Daur ulang adalah bagian dari hirarki pembuangan limbah Reduce, Reuse, 3 Aluminium kaleng yang didaur-ulang, dapat ditemui kembali sebagai produk baru dalam kurun 2 bulan. Fakta 4 Aluminium kaleng mungkin item yang paling sering didaur – ulang di Amerika Serikat. Fakta 5 Daur ulang aluminium dapat menghemat banyak energiFakta 6 Hampir semua kemasan kaleng aluminium untuk makanan dapat didaur-ulangFakta 7 Jika tidak didaur-ulang, aluminium membutuhkan waktu 500 tahun untuk bisa digunakan Keuntungan Daur Ulang1. Melindungi Lingkungan manfaat utama daur ulang adalah membantu melindungi lingkungan dengan cara yang paling seimbang. Sementara banyak pohon-pohon terus menerus ditebang, maka kertas daur ulang yang terbuat dari pohon tertentu apabila bisa digunakan kembali berulang kali berarti hal ini meminimalkan penebangan / deforestasi. Demikian pula dengan bahan lain2. Mengurangi Konsumsi Energi sejumlah besar energi yang dikonsumsi dengan mengolah bahan baku pada saat pembuatan. Daur ulang membantu 64 untuk mengurangi konsumsi energi, yang sangat penting untuk produksi besar-besaran, pertambangan tersebut atau penyulingan. Hal ini juga membuat proses produksi yang sangat hemat biaya dan menguntungkan bagi Mengurangi Polusi limbah industri saat ini adalah sumber utama dari semua jenis polusi. Daur ulang produk industri seperti kaleng, kimia, plastik dapat membantu untuk mengurangi tingkat polusi karena bahan ini digunakan Mengurangi Sampah dengan adanya daur ulang, maka sampah yang sesungguhnya dapat berkurang. Hal ini juga karena didukung oleh banyak pihak yang menyertakan simbol daur ulang yang banyak terlihat di berbagai kemasan. Pendidikan sejak dini melalui Reduce, Reuse, Recycle hendaknya tetap dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Demikian pula tulisan ā€œConserve Natural Resourcesā€ dapat terus dilakukan demi menyelamatkan Fakta Menarik tentang Daur Ulang Aluminium Daur Ulang aluminium adalah proses limbah aluminium yang diproses untuk digunakan kembali sebagai produksi baru. Aluminium mudah didaur ulang, terutama jika digunakan untuk wadah minuman kaleng seperti Coca Cola kaleng, yang umum disebut sebagai UBC Used Beverage Can, Selain itu produk aluminium daur ulang juga dilakukan pada bahan bangunan kusen pintu dan jendela, kawat, pipa, dan mobil serta komponen elektronik. Tahapam proses daur ulang aluminium adalah sebagai berikut 1. Bahan aluminium bekas misalnya kaleng minuman, nampan aluminium foil untuk makanan, kertas aluminium untuk membungkus makanan terutama makanan premium, kaleng aerosol, an lain-lain bentuk aluminium, dikumpulkan untuk diproses ulang. Kadang – kadang dicampur 65 dengan kaleng baja. Bahan aluminium bekas ini kemudian disetorkan ke pabrik pengolahan. 2. Dalam pabrik pengolahan, aluminium dan baja disortasi dan dibersihkan. Bahan aluminium dipres menjadi bal, demikian pula dengan yang baja. Langkah ini penting untuk memastikan aluminum dipisahkan dengan logam lainnya. Sebab ada kemasan yang terbuat dari aluminum saja atau baja Bahan bekas aluminium itu kemudian diproses menjadi kaleng minuman baru, yang umumnya sudah menggunakan teknologi tinggi yang Bahan bekas aluminium jika didaur-ulang akan menghemat energi dibanding membuat produk baru dari bahan aluminium baruKarena sumberdaya aluminium terbatas dan tidak bisa diperoleh kembali kecuali dalam kurun waktu yang sangat lama mulai membusuk 80 – 100 tahun, maka daur ulang aluminium adalah sebuah keharusan. Aluminium juga bisa membahayakan jika terurai menjadi nitrit logam. Daur Ulang Ban KendaraanMendaur-ulang ban kendaraan berarti mendaur-ulang karet, karena ban kendaraan hampir semua terbuat dari karet. Ban bekas adalah salah satu sumberdaya yang paling bermasalah karena sulit terurai dan berbentuk limbah padat. Apalagi ban bekas dari kendaraan besar maka volume limbah padat juga besar dan bersifat kuat/tahan lama. Oleh karenanya ban bekas menimbulkan ancaman bagi lingkungan dan orang-orang di sekitar, seperti menjadi sarang nyamuk dan tikus yang membawa banyak penyakit. Diperkirakan lebih dari ban dibuang setiap tahunnya. Karena jumlah ban bekas cukup tinggi, sifat ketahanannya dan non-biodegradasi, maka ban adalah target utama untuk didaur ulang. Salah satu isu utama dalam daur ulang ban adalah daya tahan ban karena mereka sangat sulit untuk dipecah. Jika para pemulung 66 melihat ban bekas, hampir selalu mereka tidak tertarik mengambilnya karena ukuran yang besar dan berat. Oleh karenanya, ban bekas juga relatif lebih sulit mendapat pasar karena membutuhkan transportasi untuk mengangkutnya. Bagi ban berukuran tidak terlalu besar, ban bekas dapat dimanfaatkan sebagai tempat sampah atau pot tanaman. Namun ban bekas kendaraan yang cukup besar seperti tronton, damtruk dan truk besar lainnya, maka cukup menjadi masalah. Adapun daur ulang yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut1. Ban bekas dikumpulkan dalam suatu tempat untuk kemudian diangkut ke tempat proses daur ulang. Umumnya kegiatan mengumpulkan ban bekas juga memerlukan biaya karena ada seseorang yang khusus mengumpulkannya dan diangkut dengan kendaraan tertentu karena ukuran ban yang besar dan berat. 2. Beberapa jenis ban bekas dapat digunakan sebagai kursi dan meja, namun peminat meja dan kursi dari bahan ban bekas masih terbatas,3. Terdapat beberapa usaha yang ā€œmengukirā€ ban bekas yang gundul sehingga bisa digunakan kembali. Sebab beberapa ban yang berkualitas baik, mempunyai ketebalan yang cukup untuk dilakukan pengukiran’ atau dikerat kembali sehingga menyerupai ban baru, sehingga ban tidak lagi gundul’. Namun demikian, tidak semua konsumen mau menggunakan ban bekas karena menilai lebih baik menggunakan ban baru. Selain itu, hanya ban bekas tertentu yang dapat diukir. Beberapa ban yang meski tampak masih bagus tetapi rusak karena sobek akibat menabrak trotoar, tidak dapat digunakan lagi. Sebab ban yang sudah sobek, tidak ada cara untuk menjadikannya dapat digunakan lagi, bagaimana pun bagusnya kualitas merekatkannya, Akibatnya, jumlah ban bekas masih saja cukup banyak. 5. Di AS, ban bekas masih bisa didaur-ulang dengan teknologi tinggi , namun di negara-negara lain, daur ulang ban bekas masih sangat terbatas. 67 Restoration Ecology/ Tropical EcologySumberdaya alam yang sudah rusak, seperti di beberapa lokasi di Indonesia, misalnya di wilayah hutan-hutan di Kalimantan, perlu dilakukan restorasi ekologi, yang sesungguhnya cukup rumit jika kondisi awal dapat dihadirkan kembali. Lingkungan yang sudah rusak, memerlukan waktu cukup lama untuk bisa dikembalikan ke kondisi asal sebelum rusak. Sebab sebuah lingkungan yang rusak, berarti banyak habitat tempat bernaung banyak mahluk hidup yang turut lenyap pula. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan jika dilakukan upaya penyelamatan lingkungan melalui restorasi ekologi. Restorasi ekologi adalah suatu upaya untuk memperbaiki kembali kondisi yang sudah rusak agar lingkungan semula dapat hadir kembali. Sebagai contoh restorasi ekologi hutan tropis di suatu lokasi di wilayah equator /Katulistiwa. Dengan letak lokasi di wilayah Katulistiwa, sebenarnya relatif lebih mudah dibandingkan daerah lain misalnya wilayah berilkim dingin karena banyaknya sumberdaya alam yang mendukung, seperti sinar matahari, hujan, kelembaban dan temperatur yang sesuai bagi perkembangan mahluk hidup. Untuk menhidupkan sebuah sistem ekologi baru. Hutan-hutan yang dahulunya dilakukan pembabatan, yang hanya diambil pohon-pohonnya lalu dibiarkan kering-kerontang, sebagian kini direstorasi dalam bentuk kebun kelapa sawit. Namun bagi lokasi bekas tambang-tambang yang menganga dan dibiarkan begitu saja, meninggalkan lubang dan tanah tandus, memerlukan restorasi yang lebih serius. Pertama, sifat tanah yang rusak akibat penggalian yang tidak bertanggungjawab. Kedua, tidak ada upaya untuk mengembalikan kondisi semula, atau paling sedikit memperbaiki secara minimal. Hal yang kritis memerlukan pengertian dan pemahaman pentingnya sebuah lingkungan, adalah dengan tidak lagi merusak hutan yang tersisa, yang hingga kini diyengarai masih saja terjadi. Hutan yang tersisa, masih saja dikuras menjadi kebun Oleh karenanya, informasi terbaru menyebutkan bahwa Perancis yang mengimpor minyak sawit dari Indonesia, telah menaikkan restribusi impor sawit karena adanya informasi tentang pembabatan hutan yang tersisa. Negara-negara lain, seperti Australia, bahkan tidak mau mengimpor minyak sawit dari Indonesia sebagai protes bahwa minyak sawit yang diproduksi Indonesia, tidak bersahabat dengan alam. Meski sebenarnya perusahaan kelapa sawit yang cukup besar juga merupakan investor dari Australia Wilmar. Pembukaan lahan baru bagi perkebunan kelapa sawit ditengarai telah menghilangkan ekologi hutan tropis dan melenyapkan tempat bernaung orangutan sebagai salah satu mahluk yang dianggap telah langka. Bahkan seringkali terjadi perselisihan antara pengelola perkebunan sawit dengan pemerhati lingkungan. Pengelola kelapa sawit seringkali membunuh orangutan yang dianggap mengganggu atau merusak hutan sawit, sementara hutan tempat mereka tinggal telah lenyap. Sementara itu, orangutan dianggap sebagai satwa liar langka yang dilindungi dari kepunahan sehingga diperjuangkan untuk diselamatkan. Jika hutan tropis semakin berkurang, mustahil orangutan dapat tumbuh dan berkembang karena tidak ada habitat tempat mereka hidup. Sementara itu, hutan tropis perlu dipelihara sebagai paru-paru dunia dan dapat menghambat proses global warming. Hampir semua masalah lingkungan di dunia dihadapkan dengan persoalan rumit seperti kejadian tersebut dan hingga kini masih saja menjadi perdebatan karena masing-masing pihak mempunyai alasan sendiri yang dianggap paling benar. Contoh tanaman kelapa sawit yang dinilai menurunkan kualitas tanah karena tanaman itu dinilai mengambil terlalu banyak unsur hara tanah, yang disanggah oleh para ahli tanah dengan alasan bahwa penanaman kelapa sawit yang benar tidak akan mengakibatkan kekawatiran yang ada. Bahkan kemudian pihak lain berpendapat bahwa berkembangnya minyak sawit bisa membawa 69 pengaruh kepada harga minyak bumi karena kelapa sawit dianggap sebagai renewable resources, yang oleh karenanya perlu dicegah pengembangannya. Di sisi lain, kelapa sawit dianggap sebagai sumberdaya alam yang menyelamatkan manusia dari kebutuhan pangan dunia, meski pihak lain lagi beranggapan bahwa kelapa sawit sebagai komoditi yang berorientasi kepada keuntungan semata tanpa memperdulikan akibat lingkungan yang karenanya, margarine yang terbuat dari minyak kelapa sawit yang dihasilkan oleh Unilever, pernah diupayakan untuk tidak dikonsumsi melalui peringatan yang disebarkan oleh pemerhati lingkungan dunia. Akibatnya, Unilever pernah memperoleh peringatan atas produksi margarine yang dihasilkannya Blue Band, karena dinilai Unilever tidak mendukung gerakan lingkungan hidup yang menyelamatkan dunia. Para pemerhati lingkungan hingga kini terus berjuang berupaya agar lingkungan dunia terselamatkan bagi anak-cucu di masa depan, meski kadang-kala dicurigai bahwa aktivitas mereka ditunggangi oleh kelompok lain yang dinilai mempunyai tujuan bisnis, yakni menyelamatkan harga miyak bumi agar tidak jatuh karena adanya persaingan sumberdaya alam. Lepisto 2013 menguraikan salah satu strategi untuk menjawab tantangan deforestasi global yakni solusi berbasis komoditas yang dikenal sebagai REDD Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation atau Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan. Melalui REDD, negara-negara maju membayar negara berkembang untuk menjaga hutan mereka agar tetap berlangsung. Dengan menciptakan nilai keuangan untuk karbon yang tersimpan di hutan, negara-negara berkembang memiliki insentif untuk mengurangi emisi dari lahan hutan dan berinvestasi di jalur pembangunan rendah karbon. Namun yang menjadi permasalahan adalah, banyak hutan yang 70 paling kaya karbon dan keanekaragaman hayati di dunia adalah di daerah di mana kepemilikan tanah tidak jelas, diperebutkan atau tidak aman. Sementara tanah itu sering dikelola oleh masyarakat setempat dengan adat istiadatnya dan hutan itu sebagai penghidupan mereka sementara mereka tidak memegang sertifikat atas tanah tersebut. Pemerintah yang seharusnya bertindak dan mengambil alih sumber penghidupan mereka dan sumber itu diperoleh dari REDD. Namun hal ini tidak terjadi. Hal yang dilakukan negara seringkali ,menganggap hutan milik negara, kemudian memberikan ijin HPH kepada investor, yang lebih sering melakukan kepentingan sendiri seperti penebangan dan penambangan tanpa memperhatikan lingkungan. Oleh karenanya sering terjadi kesalahpahaman dan berebut tanah antara investor dengan masyarakat setempat. Pihak lemah selalu menjadi korban tanpa diperhatikan hak-hak masyarakat atas hutan yang dianggap penting bagi kehidupan mereka. Pemerintah memperoleh keuntungan ganda dari REDD dan investor serta melupakan rakyat sebagai penjaga hutan sebelumnya dan sebenarnya. Jika saja Pemerintah berkenan untuk bertindah adil, maka restorasi ekologu dapat cepat tercapai. Mempertahankan Environmental Sustainability Kelestarian LingkunganKelestarian lingkungan adalah suatu situasi untuk mempertahankan dan melestarikan sumberdaya alam agar tetap terjaga sekaligus dapat dimanfaatkan. Sebagai contoh adalah menjaga sebuah sungai agar tetap jernih dan aliran sungai itu pun dapat digunakan sebagai pembangkit listrik serta alam sekitarnya tetap terjaga dari polusi dan tidak ada hal-hal yang membahayakan lingkungan. Dengan demikian, kelestarian lingkungan itu merupakan sebuah prinsip yang harus dipegang oleh umat manusia sehingga dunia dapat terus berlangsung, tidak saja untuk 30 atau 100 tahun ke depan, tetapi juga seribu tahun lagi. 71 Upaya kelestarian lingkungan, seperti penanaman kembali hutan, melestarikan lahan basah dan melindungi daerah alami dari pemanenan sumber daya seringkali bertentangan dengan kebutuhan masyarakat yang dimanfaatkan oleh industri, terutama di negara-negara berkembang. Oleh karenanya, pemerintah harus turut dan turun tangan untuk menyelamatkan lingkungan sebagai bagian dari menyelamatkan dunia. Jika masyarakat mendukung dalam pelestarian lingkungan, pemerintah tidak punya lagi alasan untuk tidak bergerak melayani keinginan masyarakat. Membentuk Sustainable Development Pembangunan yang BerkelanjutanPembangunan berkelanjutan merupakan suatu aktivitas mengembangkan sumberdaya alam lahan, air, udara dengan cara sedemikian rupa sehingga tidak memberi dampak bagi lingkungan namun tetap dapat mengambil manfaat dari aktivitas tersebut. Sebagai contoh memanfaatkan sinar matahari dengan memasang panel surya untuk membangkitkan listrik, memasang generator angin di pabrik, memberdayakan berbagai alat hemat energi membangkitkan tenaga listrik dari aliran sungai dan lain-lain. Pada 1987, terbitlah suatu gagasan untuk mengetengahkan pentingnya pembangunan berkelanjutan dengan ā€œOur Common Futureā€ Masa Depan Kita oleh Komisi Brundtland yang berbunyi "Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini, tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri." Adapun tujuan pembangunan berkelanjutan adalah 1 meminimalkan menipisnya sumber daya alam, 2 mempromosikan pembangunan tanpa menyebabkan kerusakan lingkungan dan 3 memanfaatkan praktik ramah Biasanya sumberdaya tidak dapat dikonsumsi dalam bentuk aslinya, melainkan melalui pengembangan sumberdaya menjadi komoditas yang lebih bermanfaat dan bernilai. Dengan meningkatnya populasi, permintaan untuk sumber daya meningkat. Permintaan sumberdaya yang meningkat harus dikelola dengan bijaksana agar distribusi sumberdaya tidak menyebabkan ketimpangan ekonomi antar daerah atau negara. Sebagai contoh, negara-negara maju menggunakan lebih banyak sumberdaya alam dari negara berkembang sedangkan negara-negara berkembang kurang dapat menikmati sumberdaya itu bahkan menanggung beban dengan kehilangan sumberdaya alam mereka dengan tidak setimpal, sehingga menyebabkan penurunan kualitas lingkungan. Oleh karenanya, pembangunan berkelanjutan harus dilaksanakan dengan pola penggunaan sumber daya yang benar, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia sambil menjaga lingkungan. Pembangunan berkelanjutan diartikan bahwa sumberdaya harus diexploitasi dengan hati-hati untuk memenuhi kebutuhan manusia masa kini tanpa mengorbankan kebutuhan generasi mendatang. Praktek tiga R – Reduce mengurangi, menggunakan kembali Reuse dan daur ulang Recycle harus dilaksanakan untuk menyelamatkan dan memperpanjang ketersediaan pendapat Kelompok Brundtland tentang Pembangunan Berkelanjutan Sustainable Development = SD didefinisikan sebagai "pembangunan yang memenuhi kebutuhan dan aspirasi generasi sekarang tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri", maka dengan demikian, pembangunan berkelanjutan adalah prinsip untuk mempertahankan sumberdaya yang terbatas meski diperlukan agar dapat menyediakan kebutuhan kehidupan generasi masa depan di planet ini. Ini adalah proses mempersiapkan keadaan masa depan yang diinginkan untuk masyarakat mendatang agar kondisi masyarakat kelak dapat hidup 73 dengan sumberdaya itu. Diharapkan sumberdaya alam digunakan secara bijaksana memenuhi kebutuhan manusia tanpa merusak "integritas, stabilitas dan keindahan" dari sistem biotik berkelanjutan dapat digambarkan dalam tiga dimensi, domain atau pilar yakni "ekonomi, lingkungan dan sosial" atau "ekologi, ekonomi dan ekuitas" sebagai berikutGambar . Sustainable DevelopmentDalam gambar 9 tampak dimensi environment jika bertemu dengan dimensi sosial akan timbul interseksi dimensi ā€œbearableā€ mendingan/lumayan. Jika dimensi sosial bertemu dengan dimensi ekonomi akan timbul interseksi dimensi ā€œequitableā€adil, dan dimensi ekonomi jika bertemu dengan dimensi environment, timbul interseksi dimensi ā€œviableā€giat/bersemangat serta jika semua dimensi itu digabungkan, muncullah dimensi ā€œsustainableā€ berkelanjutan. Kini beberapa penulis memperluas dengan menyertakan pilar keempat budaya, lembaga atau pemerintahan. Penelitian dan pengembangan lebih lanjut masih diperlukan untuk membuat rekayasa dan konstruksi pilihan yang lebih baik dan lebih sesuai dengan tujuan lingkungan berkelanjutan. Sebab jika tidak, lingkungan yang buruk akan terus mengikis masa depan setiap orang dan oleh karenanya lingkungan yang 74 berkelanjutan saat ini tergantung pada perawatan hari ini untuk melestarikan sumberdaya alam dan masih ada kesempatan untuk mengembangkan cara yang lebih baik dari kondisi saat . Pekatnya Polusi Proteksi Sumberdaya AlamPada 1982, Perserikatan Bangsa-Bangsa membentuk World Charter for Nature oleh karena dinilai pentingnya kebutuhan untuk melindungi alam dari penurunan lebih lanjut akibat aktivitas manusia. Langkah-langkah harus segera diambil di semua tingkat masyarakat per individu secara internasional, untuk melindungi alam. Langkah – langkah tersebut dibutuhkan agar pemanfaatan sumberdaya alam harus berkelanjutan dan perlindungan sumberdaya alam harus dimasukkan ke dalam sistem nasional dan hukum internasional oleh karena pentingnya melindungi sumberdaya alam lebih lanjut. Pada 1990, organisasi-organisasi dunia seperti WWF dan UNEP mengembangkan Etika Dunia Berkelanjutan, yang menetapkan delapan nilai berkelanjutan, termasuk kebutuhan untuk melindungi sumber daya alam dari satu langkah signifikan adalah konservasi biologi, yakni studi ilmiah tentang sifat dan status keanekaragaman hayati bumi dengan tujuan melindungi spesies, habitat mereka, dan ekosistem dari kepunahan. Langkah selanjutnya adalah konservasi habitat yakni praktek pengelolaan lahan yang berupaya untuk 75 melestarikan, melindungi dan memulihkan daerah habitat tumbuhan dan satwa liar, terutama spesies bergantung konservasi, dan mencegah kepunahan Natural Resource Management Pengelolaan Sumberdaya AlamPengelolaan sumberdaya alam adalah disiplin ilmu dalam pengelolaan sumber daya alam seperti tanah, air, tumbuhan dan hewan, dengan fokus khusus pada pengelolaan sumberdaya alam agar dapat meningkatkan kualitas hidup bagi generasi sekarang dan sumber daya alam mengatur kapan dan bagaimana sumberdaya digunakan tergantung pada kondisi lokal. Sebuah keberhasilan pengelolaan sumberdaya alam harus melibatkan masyarakat karena sifat dari sumberdaya alam sangat dekat dengan kehidupan masyarakat. Para pengguna sumberdaya alam memiliki hak untuk merancang lembaga manajemen sendiri dan merancang rencana proyek di bawah pengakuan pemerintah. Hak atas sumberdaya alam meliputi tanah, air dan perikanan. Para pengguna atau pihak yang bertanggung jawab kepada pengguna harus secara aktif memantau dan memastikan kepatuhan pemanfaatan sumberdaya dengan aturan dan menjatuhkan hukuman bagi yang melanggar aturan. Setiap konflik harus diselesaikan dengan cepat dan murah melalui cara keterlibatan lembaga lokal sesuai dengan keseriusan dan konteks pelanggaran. Organisasi global berbasis ilmu pengetahuan untuk membahas pengelolaan sumberdaya alam adalah Sumber Daya Forum Dunia, yang berbasis di Sustainable Agriculture Pertanian BerkelanjutanPertanian berkelanjutan adalah cara bercocok tanam atau pemeliharaan ternak tanpa merusak ekosistem alam dan menggunakan metode ramah lingkungan sehingga mencegah dampak buruk terhadap tanah, air, keanekaragaman hayati, mulai hulu hingga hilir. Konsep pertanian 76 berkelanjutan meluas antar generasi, dan hendaknya dilestarikan. Elemen pertanian berkelanjutan termasuk permaculture, agroforestry, pertanian campuran, multiple cropping, dan rotasi tanaman. PermaculturePermaculture adalah sistem pertanian yang menggunakan prinsip disain pertanian yang memanfaatkan pola dalam ekosistem alam. Sistem ini dapat menyelamatkan bumi dari AgroforestryAgroforestry adalah sistem pertanian yang menggunakan lahan di dalam hutan, sehingga sistem pertanian diterapkan pada lahan yang telah ditumbuhi pohon dan semak atau ditanam di antara tanaman. Dengan demikian, hutan benar-benar termanfaatkan dan tanah hutan dapat tertutupi oleh Mixed FarmingPertanian campuran adalah sistem pertanian yang menggunakan lahan untuk bertanam sekaligus beternak pada waktu yang sama. Sistem ini dapat saling memanfaatkan bagi pertanian dan peternakan yang Multiple CroppingMultiple cropping adalah sistem pertanian yang menerapkan dua atau lebih tanaman pada lahan yang sama selama satu musim tanam. Maksudnya agar sistem pertanian yang diterapkan dapat menghasilkan panen dua atau lebih produk yang ditanam, sekaligus menyelamatkan tanah dari kekurangan hara akibat dari hanya satu tanaman terutama Nitrogen, sementara tanaman lain dapat melengkapinya dari hasil Nitrogen yang diikat oleh bakteri pengikat Nitrogen pada bintil akar tanaman kacang-kacangan. Air seni dan kotoran hewan serta kompos dapat menghasilkan Nitrogen. Tanaman mendapatkan Nitrogen umumnya dari siklus Nitrogen, yakni dari air tanah sebanyak 78% 77 dalam bentuk Oksida Nitrat, yang kemudian diuraikan oleh air hujan sehingga Oksigen dan Nitrogen terurai dan diserap oleh Crop RotationCrop rotation adalah sistem pertanian yang menerapkan pergantian tanaman pada lahan yang sama di musim berikutnya. Hal ini perlu dilakukan daripada kegiatan membajak tanah yang lebih sering menimbulkan erosi tanah. Sertifikasi CertificationSertifikasi merupakan suatu pengakuan dari lembaga tertentu yang dikeluarkan terkait kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan pedoman. Sebagai contoh Organic certification. Sistem sertifikasi diterapkan jika kegiatan tersebut memenuhi sejumlah standar berkelanjutan dalam konteks sustainable agriculture practices praktik pertanian berkelanjutan. Beberapa standar lainnya misalnya Rainforest Alliance, Fair Trade, Bird Friendly, and the Common Code for the Coffee Community 4C.78 V. Ecology Movement /Environmental MovementGerakan lingkungan ecology movement atau kadang-kadang disebut sebagai gerakan ekologiecology movement adalah gerakan ilmiah, sosial dan politik yang beragam untuk menangani isu-isu lingkungan. juga termasuk konservasi dan politik hijau, Gerakan ini merupakan gerakan ilmiah, sosial, dan politik yang beragam untuk menangani isu-isu lingkungan. Pemerhati lingkungan menganjurkan pengelolaan sumberdaya berkelanjutan dan pengelolaan lingkungan diberi kebijakan publik sehingga memungkinkan perubahan pada perilaku individu dalam menghadapi ekosistem. Contohnya politik hijau dan bentuk ajakan konservasi lainnya. Manusia dianggap sebagai peserta dalam memelihara ekosistem, bukan musuh. Gerakan ini umumnya berorientasi kepada ekologi, kesehatan, dan hak asasi lingkungan umumnya merupakan sebuah gerakan internasional, yang diwakili oleh berbagai organisasi, dari besar hingga kecil ke akar rumput/grass root dan bervariasi dari satu negara ke negara lain. Karena keanggotaannya besar, bervariasi dan mempunyai keyakinan yang kuat, maka gerakan lingkungan tidak selalu bersatu dalam tujuan-tujuannya. Gerakan ini juga mencakup beberapa gerakan lainnya dengan fokus yang lebih spesifik, seperti gerakan iklim. Beberapa diantaranya mempunyai bidang yang meluas, misalnya berdasarkan profesi, agama, politisi, ilmuwan, organisasi nirlaba dan lain-lain. 79 Gambar . Thorntonbank Wind Farm, BelgiumPada gambar tampak suatu kegiatan yang memanfaatkan angin sebagai sumberdaya alam yang dapat menggerakkan listrik dengan turbin 5MW di Thorntonbank Wind Farm yang berada 28 km 17 mill dari garis pantai Belgia. Kegiatan ini pastinya didukung oleh kelompok-kelompok pemerhati lingkungan. Awal dari kegiatan lingkungan sebagian besar dimulai dari tahun 1850-1950, yang ditengarai adanya mitigasi polusi udara yang merupakan kegiatan utama dari pemerhati lingkungan dunia. Mitigasi adalah suatu upaya mengurangi dampak buruk dari sebuah bencana. Kelompok pencegah asap batubara dibentuk tahun 1898 yang menjadi salah satu LSM lingkungan tertua dunia, yang didirikan oleh seniman Sir William Blake Richmond, yang merasa frustrasi dengan asap batubara; meski saat itu batubara sedang digunakan di semua tungku pada 1875. John Ruskin, seorang pemikir berpengaruh juga seorang pemerhati lingkungan pada akhir abad ke 101870-an, yang mencetuskan gerakan reaksi 80 terhadap industrialisasi, pertumbuhan kota-kota, dan memburuknya polusi udara dan air. Gambar . John RushkinJohn Rushkin dengan rekan-rekannya membentuk Commons Preservation Society pada tahun 1865, yakni gerakan memperjuangkan pelestarian pedesaan terhadap gangguan-gangguan industrialisasi. Bersama dengan Robert Hunter, seorang pengacara, Hardwicke Rawnsley, Octavia Hill, John Ruskin memimpin mencegah pembangunan kereta api yang membawa hasil tambang batu tulis, yang saat itu akan merusak lembah murni Newlands dan Ennerdale. Pada tahun 1893 Hill, Hunter dan Rawnsley sepakat untuk mendirikan sebuah badan nasional untuk mengkoordinasikan upaya-upaya pelestarian lingkungan di seluruh negeri yang diresmikan pada 1894. Gerakan "Back-to-Nature" merupakan gerakan gerakan environmentalisme modern yang dianjurkan oleh para intelektual seperti John Ruskin, William Morris, dan Edward Carpenter, yang semuanya melawan konsumerisme, polusi dan kegiatan lain yang berbahaya bagi alam. Gerakan itu merupakan reaksi terhadap kondisi perkotaan dari kota-kota industri, yang mempunyai 81 kondisi sanitasi pada tingkat mengerikan, banyaknya polusi dari perumahan sangat sempit. John Ruskin berpendapat bahwa orang harus kembali ke sepotong tanah kecil di Inggris yang indah, damai, dan mempunyai tanaman berbuah. Dikatakannya ā€œKami tidak akan memiliki mesin uap di atasnya … kita akan memiliki banyak bunga dan sayuran. . . kita akan memiliki beberapa musik dan puisi; anak-anak akan belajar untuk menari dan menyanyi..ā€.Gerakan lingkungan di Amerika Serikat dimulai akhir abad ke 10 yang melindungi sumberdaya alam dari wilayah barat, dicetuskan oleh John Muir dan Henry David Thoreau. Thoreau tertarik pada hubungan masyarakat dengan alam dan belajar hidup dengan alam melalui kehidupan sederhana. Pengalaman hidupnya dituangkan dalam buku Walden yang mengetengahkan bahwa manusia harus hidup dekat dengan alam. .Original Title Page of Walden by Henry David ThoreauPada 1892, mulailah muncul taman-taman nasional dengan prinsip-prinsip konservasi serta keyakinan akan hak mempertahankan alam yang menjadi landasan environmentalisme modern, meski banyak pihak yang mempunyai pandangan Pada abad ke-20, ide-ide lingkungan terus tumbuh sehingga populer dan memperoleh pengakuan. Upaya perlindungan beberapa satwa liar dilakukan, terutama bison Amerika. Pada 1907, presiden AS Theodore Roosevelt menyerukan tentang pentingnya konservasi. Dikatakannya ā€Konservasi sumberdaya alam adalah masalah mendasar. Jika kita bisa mengatasinya, maka masalah lain menjadi lebih mudah diselesaikanā€.Pada 1916 National Park Service didirikan oleh Presiden AS Woodrow Wilson sebagai pelopor gerakan manajemen lebih efisien dan profesional terhadap sumberdaya alam. Para pemerhati lingkungan bertambah untuk berjuang dalam reformasi karena mereka percaya kerusakan hutan, tanah yang subur, mineral, satwa liar dan sumberdaya air akan menyengsarakan LSM di AS terus bertambah hingga setelah Perang Dunia II, mereka mencetuskan adanya biaya kelalaian lingkungan, penyakit, dan polusi udara dan air pasca-Perang Dunia II. Aldo Leopold menulis "A Sand County Almanac" pada 1940-an. Dia percaya dalam etika tanah, mempertahankan "keindahan, integritas, dan kesehatan sistem alam" adalah sebagai imperatif moral dan etika. Buku lain yang penting dalam promosi gerakan lingkungan adalah "Silent Spring" karya Rachel Carson tentang menurunnya populasi burung karena DDT, insektisida, polusi dan upaya manusia untuk mengendalikan alam melalui penggunaan zat sintetis. Buku ini terjual lebih dari dua juta kopi. Hari Bumi yang pertama dirayakan pada tanggal 22 April 1970. Pendirinya, mantan Senator Wisconsin, Gaylord Nelson yang terinspirasi untuk membuat hari itu sebagai hari pendidikan lingkungan dan kesadaran setelah melihat tumpahan minyak lepas pantai Santa Barbara di 1969. Greenpeace diciptakan pada tahun 1971 sebagai organisasi yang percaya bahwa advokasi politik dan undang-undang dapat memberi solusi efektif atau tidak efisien tanpa 83 aksi kekerasan. Pada 1980, muncullah kelompok dengan pandangan ecocentric dunia, yang percaya bahwa manusia dan semua spesies di bumi mempunyai kesetaraan hak untuk berkembang dan memerlukan kebijakan untuk hal itu. Pada 1950, 1960, dan 1970-an, pemerhati lingkungan menggambarkan besarnya kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh manusia. Pada tahun 1954, tes bom hidrogen di Bikini Atoll mengenai 23 awak kapal nelayan Jepang Lucky Dragon 5 dan juga kejatuhan radioaktif. Pada 1967 kapal tanker minyak Torrey Canyon kandas di lepas pantai Cornwall, dan pada 1969 minyak tumpah dari lepas pantai Santa Barbara Channel, California. Pada 1971, gugatan masyarakat di Jepang menarik perhatian dunia internasional terhadap efek keracunan merkuri pada orang-orang di Minamata. Pada saat yang sama, muncul penelitian ilmiah terhadap ancaman terhadap lingkungan dan kemanusiaan. Paul R. Ehrlich, dengan bukunya The Population Bomb 1968 menghidupkan kembali kekhawatiran Malthusian tentang dampak pertumbuhan penduduk eksponensial. Ahli Biologi Barry Commoner membangun perdebatan tentang pertumbuhan, kemakmuran dan "teknologi cacat." Selain itu, sebuah asosiasi ilmuwan dan pemimpin politik yang dikenal sebagai Club of Rome mempublikasikan laporan mereka The Limits to Growth pada 1972, dan menarik perhatian karena membahas tekanan terhadap penggunaan sumberdaya alam dari aktivitas 1972, Konferensi PBB tentang Lingkungan Hidup Manusia diadakan di Stockholm, dan untuk pertama kalinya terselenggaranya perwakilan dari beberapa pemerintah dalam diskusi yang berkaitan dengan keadaan lingkungan global. Dalam konferensi ini sekaligus dimulainya Program Lingkungan pertengahan 1970-an aktivisme anti-nuklir dimulai dan memperoleh banyak perhatian, terutama di Inggris Raya dan Amerika Serikat. Kejadian kecelakaan nuklir pada 1979, menggiring banyak demonstrasi massa, yang 84 terbesar di New York City pada bulan September 1979 dan melibatkan orang. Sejak 1970-an, kesadaran masyarakat, ilmu lingkungan, ekologi, dan teknologi telah maju terhadap penipisan ozon, perubahan iklim global, hujan asam, dan berpotensi membahayakan organisme yang dimodifikasi secara genetik GMO=Genetically Modified Organism.Dengan demikian, gerakan konservasi pada awal abad ke-20, akar gerakan lingkungan kontemporer Murray Bookchin, Paul R. Ehrlich The Population Bomb, dan Rachel Carson Silent Spring, dan ahli lingkungan hidup Amerika telah berkampanye menentang senjata nuklir dan tenaga nuklir di tahun 1960-an dan 1970-an, hujan asam pada 1980-an, penipisan ozon dan deforestasi di tahun 1990-an, dan baru-baru ini tentang perubahan iklim dan pemanasan global. Amerika Serikat telah meluncurkan undang-undang lingkungan di tahun 1970-an, seperti Air Bersih Act, Clean Air Act, Endangered Species Act, dan Undang-Undang Kebijakan Lingkungan Nasional. Semua itu sebagai dasar untuk standar lingkungan saat ini. . Memperingati Earth Day di City College, San Diego, VI. Conservation MovementKonservasi adalah manajemen sumber daya alam dalam upaya penyelamatan lingkungan dengan tujuan sustainabilityberkelanjutan. 85 Konservasi sudah perlu dilakukan agar kehidupan planet dapat bertahan lebih lama. Dengan jumlah populasi dunia hampir mencapai 8 milyar, maka diperlukan pengelolaan sumber daya dengan baik. Dengan kata lain, konservasi sudah harus mulai dilakukan. Masalah yang sering terjadi adalah, negara di dunia ketiga terus menjalankan industrialisasi, mengikuti keinginan permintaan, yang berarti kebutuhan sumber daya lebih meningkat. Untuk mengatasi bertambahnya limbah, sebuah perusahaan makanan di India, Strongg Root di Hyderabad telah memproduksi sendok, garpu, chopstick yang semula diciptakan dari plastik. Karena peralatan dari plastik seperti ini seringkali digunakan sekali pakai, akibatnya peralatan ini dikawatirkan akan menambah beban sampah plastik bagi dunia. Oleh karenanya, terciptalah peralatan makan dari bahan pangan yang bisa dimakan sehingga tidak menimbulkan sampah. Tindakan seperti ini dapat digolongkan kepada conservation movement yang cukup berhasil. Peralatan ini berbahan beras dan bahan pangan India seperti Upma, Idli sambar, dan lain-lain. Campuran bahan pangan ini dibuat sedemikian rupa sehingga tidak meleleh jika digunakan pada makanan atau minuman panas atau dingin bertahan 10 menit jika terendam dan bertahan sampai makan berakhir. Bahkan dikatakan bahwa produk ini sangat baik bagi tumbuh gigi bayi untuk mengunyah dan orang sakit, karena terbuat dari bahan bergizi dan diproses secara contoh sendok makan lunch spoon berbahan tepung beras, gandum, jowar sorghum dan air tanpa bahan pengawet, pewarna maupun kandungan lemak. Produk ini dapat bertahan selama 18 bulan tanpa kemasan atau 24 bulan jika tersimpan dalam kemasan. 86 Gambar Peralatan Makan yang Dapat DimakanSumber Anonymous22016India merupakan negara yang cukup peduli dengan lingkungan dibandingkan Indonesia. Peralatan makan seperti piring sangat lazim terbuat dari daun yang ditumpuk beberapa lapis kemudian dipres dengan besi panas hingga tercetak seperti piring. Piring-piring sejenis ini diperjualbelikan dengan harga cukup murah untuk konsumsi sekali pakai. Sebagaimana dengan produk sendok dan chopstick, piring jenis ini juga aman jika dibuang karena aman bagi lingkungan. Produk sendok memerlukan waktu 3-7 hari musnah karena dimakan insek, anjing, dan barang-barang bekas pakai merupakan hal yang lumrah dilakukan oleh setiap orang di India, seperti berkirim surat dengan amplop bekas. Demikian pula dengan membawa tas kain ke pasar untuk berbelanja, telah dilakukan oleh sebagian besar orang-orang di India sejak lama. Penggunaan tas plastik tidak sepopuler di Indonesia dan penggunaan kain sebagai pengganti tissue telah dilakukan sejak lama. Tindakan conservation movement telah menjadi bagian dari way of life orang India. Hampir orang di seluruh dunia mengenal India sebagai tempat dimulainya gerakan conservation movement. Tidaklah mengherankan jika Pemerintah India telah melarang penggunaan botol plastik sekali pakai untuk air minum yang dijual. Demikian pula sendok garpu dan piring plastik sekali pakai sudah tidak 87 digunakan lagi karena Pemerintah India telah mengeluarkan pelarangan menggunakan alat – alat makan plastik sekali pakai. Gerakan konservasi modern pertama diwujudkan di hutan India, dengan aplikasi praktis dari prinsip-prinsip konservasi ilmiah. Etika konservasi yang mulai berevolusi termasuk tiga prinsip utama bahwa aktivitas manusia merusak lingkungan, bahwa ada kewajiban warga negara untuk menjaga lingkungan untuk generasi mendatang, dan bahwa metode berbasis empiris harus diterapkan untuk memastikan apakah telah terjadi kerusakan di hutan. Sir James Ranald Martin tampil dalam mempromosikan ideologi ini, menerbitkan banyak medico-topografi laporan yang menunjukkan skala kerusakan yang terjadi melalui skala besar deforestasi dan pengeringan, dan melobi secara ekstensif untuk pelembagaan kegiatan konservasi hutan di British India melalui pembentukan departemen hutan dimulai pada 1842, dipimpin oleh Alexander Gibson, seorang ahli botani profesional yang sistematis mengadopsi program konservasi hutan berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah. Inilah pertama kali dilaksanakannya manajemen hutan di dunia. Akhirnya, pemerintah kolonial Inggris waktu itu, di bawah Gubernur Jenderal Lord Dalhousie memperkenalkan program konservasi hutan skala besar permanen dan pertama di dunia pada tahun 1855, sebuah model yang segera menyebar ke koloni lainnya karena saat itu India merupakan jajahan Inggris serta Amerika Serikat. Pada tahun 1860, pemerintah kolonial Inggris telah melarang penggunaan perladangan berpindah, sedangkan di Indonesia masih dilakukan oleh beberapa suku dalam di Kalimantan hingga kini. Pada 1861 diterbitkan panduan oleh Dr. Hugh Cleghorn ini yang dilaksanakan secara meluas di India. Pada 1865, Sir Dietrich Brandis bergabung dengan layanan Inggris sebagai pengawas dari hutan jati divisi Pegu di Burma timur. Selama waktu itu hutan jati Burma dikuasai oleh suku-suku Karen militan. Dia memperkenalkan "taungya" sistem, 88 yakni penduduk desa Karen menyediakan tenaga kerja untuk kliring, penanaman dan penyiangan perkebunan jati. Ia merumuskan undang-undang kehutanan baru dan membantu mendirikan penelitian dan pelatihan lembaga The Imperial Forest School di VII. WildlifeWildlife adalah suatu istilah untuk kehidupan satwa liar, maksudnya suatu kehidupan yang memungkinkan satwa liar hidup sesuai dengan alam yang memelihara mereka. Setelah aktivitas konservasi hutan dicetuskan, muncullah suatu aktivitas untuk menyelamatkan satwa liar pada akhir abad ke 19. Alfred Newton memulai upaya pelestarian hewan asli antara 1872 dan 1903. Undang-undang melindungi hewan dari perburuan dilaksanakan 1889, termasuk jenis burung-burung sehingga tidak memungkinkan untuk memelihara buruang dalam sangkar maupun memakai pakaian dari bahan bulu binatang. Pada 1869 terbitlah hukum perlindungan alam pertama di dunia. Berbeda dengan Indonesia, banyak masyarakat yang mempunyai kegemaran memelihara burung dalam sangkar dan sebagian menggemari pajangan dari hewan langka dari hewan yang dilindungi. 90 VIII. Environmental Ethics Etika lingkungan adalah cabang dari ilmu Etika yang mempelajari hubungan manusia dan lingkungan dan bagaimana etika berperan dalam hubungan tersebut. Etika lingkungan memasukkan manusia sebagai bagian dari semua makhluk hidup, termasuk tanaman dan hewan. Setiap bagian menjadi sangat penting dari dunia dan dianggap menjadi bagian fungsional dari kehidupan manusia. Dengan demikian, adalah penting untuk menghormati dan menggunakan moral dan etika ketika manusia berhadapan dengan makhluk-makhluk lain mengatakan bahwa Etika Lingkungan adalah cabang ilmu filsafat terapan yang mempelajari dasar-dasar konseptual nilai-nilai lingkungan dan masalah yang lebih konkret seputar sikap manusia, termasuk tindakan dan kebijakan untuk melindungi dan mempertahankan keanekaragaman hayati dan sistem lain menafsirkan Etika Lingkungan adalah bagian dari filosofi lingkungan yang menganggap etika tradisional diperluas sehingga etika itu tidak sebatas untuk manusia ke manusia semata, tapi juga termasuk dunia non-manusia lingkungan. Dalam hal ini, ilmu Etika Lingkungan memiliki kaitan dan pengaruh dengan berbagai macam disiplin ilmu termasuk hukum lingkungan, sosiologi lingkungan, ecotheology, ekonomi ekologi, ekologi dan geografi lingkungan. Manusia dianggap sebagai spesies yang paling cerdas yang hidup di bumi. Manusia digolongkan sebagai satu-satunya mahluk atau spesies di bumi yang beradab selama beberapa dekade. Saat ini, manusia membanggakan diri sebagai mahluk paling unggul dibanding semua hewan-hewan lainnya, namun jika Etika Lingkungan sering dilanggar, apakah arti penggunaan kecerdasan manusia?91 Menebang pohon adalah suatu hal yang banyak dilakukan manusia untuk keuntungan mereka sendiri, tanpa memberi kepedulian terhadap hewan yang bergantung pada pohon untuk bertahan hidup. Manusia menggunakan fosil bahan bakar untuk industrialisasi, kemudian menyebabkan polusi sehingga keseimbangan ekologi terganggu dan semua ini disebabkan aktivitas manusia. Bukan karena hanya manusia yang bisa memanfaatkan sumberdaya alam, untuk kemudian manusia merasa memiliki semua sumberdaya itu. Bukan karena hanya manusia yang bisa memanfaatkan sumberdaya itu sehingga mereka dapat menggunakan sumberdaya itu tanpa mempertimbangkan kebutuhan generasi mendatang. Bukan karena hanya manusia yang memiliki kecerdasan, lalu manusia dapat menggunakan sumber daya dengan cara apapun tanpa menjaga lingkungan untuk anak cucu mereka. Etika lingkungan menjadi bagian yang paling penting saat manusia akan memanfaatkan semua sumberdaya alam yang ada. Etika ini menetapkan hubungan antara manusia dengan isi bumi. Dengan etika lingkungan, manusia harus bisa memastikan bahwa mereka yang menjaga lingkungan secara aman dan terlindungi. Setiap kali pohon ditebang untuk membuat rumah atau setiap kali mengambil sumberdaya alam, manusia harus memahami bahwa sumberdaya itu tidak kembali lagi, kecuali memakan waktu yang sangat lama. Manusia harus menyadari bahwa penggunaan sumberdaya alam yang ada akan menimbulkan bahaya jika tidak dilakukan dengan hati-hati dan penuh pertimbangan. Pemanasan global sebagai akibat perubahan iklim global, penggundulan hutan menyebabkan bencana banjir bandang dan longsor, polusi udara menyebabkan berbagai penyakit, degradasi sumberdaya sebagai ancaman kepunahan satwa liar, semua kondisi tadi merupakan akibat dari ulah manusia. Ditambah situasi peningkatan pesat dalam populasi dunia, konsumsi sumberdaya alam telah meningkat beberapa kali dari sebelumnya sehingga 92 kemampuan planet bumi telah terdegradasi untuk menyediakan layanan bagi kebutuhan umat manusia. Semakin lama, konsumsi sumberdaya alam terus tumbuh pada tingkat yang lebih cepat daripada kemampuan bumi mengisi kembali. Etika lingkungan dibangun di atas pemahaman ilmiah dengan membawa nilai-nilai kemanusiaan, prinsip-prinsip moral, dan meningkatkan pengambilan keputusan dengan kajian ilmu pengetahuan. Hari Bumi yang diperingati pada 1970, membantu mengembangkan ilmu etika lingkungan di AS, dan segera setelah itu etika lingkungan dikembangkan di negara-negara lain termasuk Kanada dan Amerika Utara. Etika lingkungan telah menghasilkan ilmu filsafat lingkungan. Banyak ilmuwan memberi peringatan dari aspek filosofis tentang bahaya lingkungan sehingga etika lingkungan saat ini menjadi perhatian utama dunia. Penerapan Ilmu Etika Lingkungan juga dibarengi dengan penerapan ilmu keseimbangan lingkungan, bahwa suatu musibah yang terjadi, tanah longsor misalnya, adalah akibat dari dampak penebangan hutan di bagian lain yang menyebabkan hilangnya keseimbangan alam dalam mengikat tanah di beberapa tempat lainnya. Banjir bandang, sungai meluap, banjir berkepanjangan hendaknya dikaji dari sisi keseimbangan alam dan lingkungan sehingga penyelesaian masalah dapat segera dilakukan. Beberapa lokasi yang seringkali timbul banjir yang berkepanjangan, datang secara periodik, hampir tidak pernah dicari penyebabnya dan demikian kejadian itu berulang setiap tahun. Hampir tidak pernah ada pihak yang mengkaji mengapa wilayah itu kebanjiran setiap tahun, mengapa tanah di daerah itu sering longsor. Padahal hal itu dapat ditelusuri dengan pengetahuan yang sudah banyak ditimba oleh para ahli lingkungan hidup. Pemerintah yang mempunyai padat jadwal pembangunan kereta api cepat, jalan penghubung selat antar pulau, namun disayangkan tidak memperhatikan kaum lemah yang sudah lama bersabar menerima bencana yang 93 datang berulang kali. Bahkan beberapa desa yang selalu kebanjiran dari sungai Bengawan Solo yang meluap secara periodik, seolah dibiarkan menerima kondisi yang dilumrahkan. Pihak-pihak lemah selalu menjadi korban dan tetap tidak menyisakan harapan baru yang lebih baik di masa depan, memberi arti bahwa Etika Lingkungan masih belum dilaksanakan dengan baik. Industrialisasi telah menimbulkan polusi dan ketidakseimbangan ekologi. Jika suatu industri yang menyebabkan polusi, seharusnya industri itu yang harus mengatasi hal itu. Namun nyatanya semua manusia harus menanggung beban polusi itu. Sebagai contoh, kebakaran hutan yang membuat tercengang warga dunia karena ulah para pelaku yang umumnya para pengelola hutan sebagai usaha, tidak juga ditelusuri dengan seksama siapa para pelaku itu dan belum ada tindakan tegas dari Pemerintah. Kejadian itu terus beulang setiap tahun dan rakyat yang harus menanggung akibatnya. Etika Lingkungan menjadi terabaikan. Dua tempat di Indonesia yang masuk dalam daftar sepuluh tempat tercemar di dunia itu menjadi saksi bahwa Etika Lingkungan masih belum dijalankan dengan Suasana Sampit Saat Diselimuti Kabut Asap Kebakaran HutanSumber Krunk 2015Oleh karenanya, Etika Lingkungan menjadi bagian yang sangat penting dalam ilmu pengetahuan saat ini yang harus dikuasai agar bumi terselamatkan. 94 . Selamatkan Bumi95 IX. Penutup Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan merupakan suatu pengetahuan yang penting diketahui oleh setiap insan, khususnya bagi mereka yang akan berkiprah di bidang ekonomi yang mendayagunakan sumberdaya alam sebagai bahan bakunya. Pemanfaatan sumberdaya alam harus dilakukan dengan bijaksana dan sebaik-baiknya karena semua manusia berkepentingan didalamnya. Setiap langkah dalam menjalankan usaha, tidak saja ditilik dari sisi ekonomi, namun juga dipikirkan dan direncanakan secara seksama agar tidak merusak lingkungan. Tidak ada satu pihakpun yang merasa mempunyai kekuatan untuk mengabaikan pentingnya lingkungan, apapun alasannya tanpa memandang derajat kekuasaan, pendidikan, kedudukan, ataupun harta sekalipun . Hal yang penting diketahui adalah bahwa dunia merupakan satu planet yang harus dilindungi bersama karena semua manusia tinggal didalamnya bersama-sama, sehingga setiap orang wajib menjaga dan memeliharanya demi berlanjutnya proses berlangsung dunia hingga sampai generasi-generasi berikutnya. Gerakan penyelamat lingkungan yang marak akhir-akhir ini, hendaknya ditanggapi secara lebih serius. Sebagai contoh, kebakaran hutan yang berulang kali terjadi di Pulau Kalimantan, terutama, dan diprotes oleh organisasi-organisasi penyelamat lingkungan, hendaknya dapat direnungkan apakah tindakan protes mereka benar. Menurut Greenpeace 2016, kerusakan hutan menyebabkan perubahan iklim dengan dua cara. Pertama, membakar hutan akan melepaskan karbondioksida ke atmosfir. Kedua, wilayah hutan sebagai penyerap karbon akan berkurang seiring dengan berkurangnya hutan. Oleh karenanya, jika Pemerintah membiarkan hutan berkurang, tentunya perubahan iklim bertambah cepat terjadi. Padahal peran hutan dalam mengatur 96 iklim sangat penting. Selain itu, seperti diketahui, hutan adalah rumah bagi keanekaragaman hayati dunia – jutaan binatang dan tumbuhan. Terlebih lagi, masyarakat asli dan satwa hutan yang ada, bergantung kepada hutan sebagai sumber kehidupan mereka. Pendayagunaan Sumberdaya Alam yang Efisien dan BerkelanjutanPendayagunaan sumberdaya alam, tidak saja dipikirkan secara ekonomi, namun juga dipertimbangkan dari dampak lingkungan yang ditimbulkannya. Meski secara ekonomi memuaskan, namun jika hal itu akan merusak lingkungan, maka rencana pelaksanaan pendayagunaan sumberdaya alam tersebut patut dipertimbangkan. Jika memungkinkan, pendayagunaan sumberdaya alam tersebut hendaknya bersifat berkelanjutan, sehingga tidak terjadi eksplorasi yang tidak terkendali, namun dapat berlanjut dan Perlunya Tindakan yang BertanggungjawabTindakan yang marak diperbincangkan adalah peralihan hutan menjadi lahan kelapa sawit, yang menyisakan kepedihan terutama satwa liar orang utan tersingkir dari habitatnya dan manusia tidak peduli kemana mereka berpindah. Bukan tidak setujunya membangun sebuah perkebunan kelapa sawit sebagai upaya pemberdayaan lahan menjadi peningkat produksi sektor pertanian, namun memperhatikan bagaimana satwa liar tidak tersisih dan punah menjadi hal utama yang dipikirkan dalam perluasan lahan baru. Lahan-lahan yang dibakar demi hanya untuk efisiensi biaya pemeliharaan lahan yang akan dibangun, juga menjadi pemikiran bersama, apakah cara demikian dapat ditolerir. Jika dampak yang ditimbulkan dari kebakaran hutan sangat besar daripada perkiraan efisiensi yang dijadikan alasan bagi pengusaha pembakar hutan, maka Pemerintah menjadi pihak pertama yang seharusnya bertindak. 97 Tindakan yang bertanggung jawab, diuraikan oleh Greenpeace 2013 saat Pemerintah Kabupaten Siak membuka perkebunan sawit yang bertanggungjawab yang dilakukan warga Desa Dosan, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Masyarakat desa tersebut menerapkan praktik baik perkebunan sawit yang mengutamakan peningkatan produktifitas lahan daripada melakukan ekspansi ke kawasan hutan. Masyarakat Dosan juga telah berkomitmen untuk tidak menebang sisa hutan di desanya. Proyek ini membuktikan bahwa kelapa sawit berkelanjutan itu mungkin dilakukan sehingga citra negatif sektor industri kelapa sawit Indonesia di beberapa negara pengimpor berangsur akan hilang. Memelihara yang Sudah AdaLahan gambut Indonesia menjadi salah satu aset langka dunia, karena gambut itu terbentuk ketika genangan air menghambat pembusukan bahan organik - kebanyakan vegetasi - dan terkumpul selama ribuan tahun. Secara global, gambut menyerap 25-30% emisi karbondioksida setiap tahunnya dan tanahnya mengandung kali lebih banyak karbon dibandingkan pepohonan Greenpeace, 2013. Selanjutnya diuraikan, ketika gambut dikeringkan, cadangan karbon bereaksi dengan oksigen di atmosfir. Lahan gambut Indonesia, menutupi permukaan bumi sebesar 0,1 persen, namun dengan mengeringkan lahan gambut dan membakarnya telah menyumbang 4 persen emisi global per tahun, menjadikan Indonesia menjadi negara ketiga terbesar penyumbang emisi. Hal yang penting diketahui, lahan gambut mengandung 20 persen sumber air tawar dunia, berperan penting dalam mengatasi kekeringan dan pencegahan terhadap banjir. Selain itu, gambut di lahan tropis, merupakan hunian bagi keanekaragaman hayati, yang patut Greenpeace Indonesia 2017Gambar . Lahan Gambut di Sumatera98 Pada Gambar 33 memperlihatkan situasi hutan gambut di Sumatera, yang terbentuk secara akumulasi selama ribuan tahun. Secara grafis dapat ditunjukkan bahwa lahan gambut mampu membentuk kubah pengikat air berdiameter 5-50 kilometer. Gambar di bawah ini akan menjelaskan lebih Greenpeace 2016Gambar . Lahan GambutTampak pada Gambar 34, lahan gambut membentuk kubah sepanjang 5-50 km dan mampu menangkap CO2 di udara. Ketebalan tanah gambut dapat mencapai 1 -10 meter di bawah permukaan tanah. Apabila terjadi kekeringan, maka daya mengangkap CO2 pun menurun. Jika kekeringan terjadi terus menerus, tidak mustahil terjadi kebakaran, yang apabila kebakaran menyebar ke seluruh tanah gambut, maka tanah gambut di bawah permukaan tanah akan ambles. Oleh karenanya, upaya pencegahan dapat terus dilakukan demi kemaslahatan Belajar dari Kesalahan Masa LaluKesalahan masa lalu dapat dijadikan pelajaran untuk kondisi yang lebih baik di masa mendatang. Misalnya, kebakaran hutan yang belum lama terjadi, kini diawasi secara serius bahkan peta hutan yang semula tertutup, kini terbuka dan dapat diakses oleh siapa saja. Dengan demikian, pelaku pembakaran hutan tidak lagi dapat ditutupi. Dari segi peraturan yang dapat dimanfaatkan secara sepihak oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, kini mulai diatur kembali dengan baik. Turut Aktif dalam Pergerakan Penyelamatan BumiUpaya penyelamatan lingkungan sudah dirintis oleh banyak pihak. Namun tetap saja kerusakan terjadi, yang bahkan dilakukan oleh pihak-pihak yang sangat kuat dalam sisi ekonomi, namun tidak peduli dengan penyelamatan lingkungan. Oleh karenanya, sudah saatnya untuk turut bergerak dalam penyelamatan bumi, yang dapat dimulai dari tempat yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari, seperti menghindari penggunaan bahan-bahan kimia, memisahkan sampah secara aktif dalam kehidupan sehari-hari, menanam lahan yang belum tertutup tanaman, dan lain-lain yang tidak dapat diuraikan satu per satu. Melakukan sesuatu merupakan tindakan yang lebih baik daripada tidak melakukan apapun, demi penyelamatan bumi dan seluruh manusia didalamnya. 99 Daftar PustakaAnonymous1. 2016. What is Natural Resources? natural- March 6, 2016Anonymous2. 2016. Edible Cutlery. March 19, 2016Anonymous3. 2016. Rainforest Facts, The Dissapearing Rainforest. June 24, 2016. Berger, Michele. 2013. The 10 Most Toxic Place in the World. Published Nov 7 2013 0344 PM EST. The Weather Channel. world-20131106. June 22, 2016. Cleveland, Cutler and Kaufmann, Robert. 2015. Environment Science March 3, 2016Draggan, Sydney. 2016. Agricultural and Resource Economics Integrated Farm System Model. ba8129ea2. March 3, 2016FAO, 2010. Global Forest Resources Assessment. Main Report. June 23, 2016Government of Canada. 2016. Canada natural resource wealth at a glance. March 5, 2016Greenpeace Indonesia. 2017. Selamatkan Hutan Selamatkan Indonesia. January 14, Puneet, 2016. Thirteen of the Most Toxic Places on Earth Where Human Survival is at High Risk. June 22, Jim. 2016. How Much Can Business Influence the Environment?. June 14, 2016Hogan, 2016. Ecological Economics 953 6, March 4, 2016Krunk, Kid. 2015. These Are The Top Most Toxic Places On The Planet. June 24, 2016Long, Francesca. 2017. Fatu-Hiva - French Polynesia. January 13, Lepisto, Meghan. 2013. Forces Against Deforestration. common/winter-spring2013/ June 24, 2016Pearce, David and Turner, R. Kerry. 1989. Economics of Natural Resources and the Environment. Johns Hopkins University Press. ISBN 9780801839870. March 3, 2016GLOSARIUM102 ... Oleh karena itu, salah satu upaya konservasi sumber daya alam dapat dilakukan dengan mengintegrasikan kearifan lokal masyarakat dalam melestarikan lingkungan yang berkelanjutan Henri, Hakim and Batoro, 2018. Pada 1990, organisasiorganisasi dunia seperti WWF dan UNEP mengembangkan Etika Dunia Berkelanjutan, yang menetapkan delapan nilai berkelanjutan, termasuk kebutuhan untuk melindungi sumber daya alam dari deplesi Sari and Wahyunindyawati, 2017 ...ResearchGate has not been able to resolve any references for this publication.
. 44 324 233 196 141 339 126 205

download buku ekonomi alam s pdf